Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 1:5-7
Doa baca: 1 Yoh. 1:5
Inilah berita yang telah
kami dengar dari Dia dan kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di
dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.
1 Yohanes 1:5 membicarakan tentang Allah. Untuk memelihara persekutuan
dengan Allah, kita perlu tinggal di dalam Allah. Kita telah nampak bahwa dalam
surat ini ada
tujuh misteri: hayat ilahi, persekutuan hayat ilahi, pengurapan Allah
Tritunggal, tinggal di dalam Tuhan, kelahiran ilahi, benih ilahi, serta air,
darah, dan Roh itu. Di sini kita akan membahas misteri tinggal. Dalam Injil
Yohanes, Tuhan Yesus berkata, "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam
kamu" (15:4). Karena Dia adalah pokok pohon anggur dan kita adalah
ranting-rantingnya, kita perlu tinggal di dalam Dia. Wahyu mengenai tinggal ini
adalah satu perkara yang besar dan sangat penting. Kita semua perlu tinggal di
dalam Allah.
Apakah
artinya tinggal di dalam Allah? Beberapa tahun yang lalu, saya mengira bahwa
tinggal adalah berdiam atau menetap semata. Alkitab bahasa Mandarin memakai
kata "berhuni". Lebih dari 300 tahun yang lalu, ketika versi King
James diterjemahkan, dalam bahasa Inggris kata "tinggal" mempunyai
konotasi (arti tambahan) berhuni. Akan tetapi, konotasi ini hampir telah hilang,
dan hari ini kata tinggal terutama berarti berdiam atau menetap. Sebenarnya,
"berhuni" adalah terjemahan yang lebih akurat. Karena itu, tinggal di
dalam Allah adalah berhuni di dalam Dia. Kita bukan hanya harus tinggal di
dalam Allah — kita harus berhuni di dalam Dia. Kita harus hidup, bertindak,
bergerak, dan membawa diri di dalam Allah.
Pemikiran
ini sesuai dengan yang disampaikan oleh kata "hidup" dalam ayat 7, di
mana kita disuruh hidup di dalam terang. Dalam bahasa Yunani "hidup"
di sini berarti bergerak, bertindak, dan membawa diri. Sebagaimana kita menetap
di dalam Allah, kita harus tinggal di dalam Dia dan membawa diri di dalam Dia.
Allah adalah tempat tinggal kita yang sejati, rumah kita. Sebab itu, ke mana
pun Allah pergi, kita harus pergi dengan Dia dan di dalam Dia. Karena Allah
adalah tempat tinggal kita, kita perlu tinggal di dalam Dia.
Jika
kita tidak tinggal di dalam Allah, persekutuan kita dengan Dia akan segera
terputus. Kapan saja kita tidak tinggal di dalam Allah, kita keluar dari
persekutuan ilahi. Akan tetapi, hubungan hayat kita dengan Allah tidak
terputus. Misalnya, bagaimanapun perilaku seorang anak, baik atau buruk, dia
masih mempunyai hubungan dalam hayat dengan bapanya. Baik tinggal di rumah atau
mencoba melarikan diri, hubungan hayat seorang anak dengan bapanya tetap tidak
terputus. Akan tetapi, anak itu tidak dapat tetap di dalam persekutuan dengan
bapanya. Ada waktu-waktu di mana dia tidak ingin berada di dalam satu ruangan
yang sama dengan bapanya atau berhadap-hadapan berbicara dengan bapanya. Ini
karena persekutuan telah terputus, meskipun hubungan hayat tetap. Hubungan
hayat kita dengan Allah tidak dapat terputus. Tetapi persekutuan kita dengan
Dia akan terputus jika kita tidak tinggal di dalam Dia sebagai terang ilahi.
Sumber:
Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 7
No comments:
Post a Comment