Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 1:8-10
Doa baca: 1 Yoh. 1:8
Jika kita berkata bahwa
kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada
di dalam kita.
Kebenaran
dalam ayat 8 menyatakan realitas Allah yang telah diwahyukan, fakta-fakta yang
tersalur dalam Injil, seperti: realitas Allah dan segala perkara ilahi (yang
semuanya adalah Kristus — Yoh. 1:14, 17; 14:6 ); realitas Kristus dan segala
perkara rohani (yang semuanya adalah Roh itu — Yoh. 14:17; 15:26; 16:13; 1 Yoh.
5:6); dan realitas keadaan manusia (Yoh. 16:8-11). Di sini, kebenaran khususnya
menyatakan realitas keadaan kita yang berdosa setelah kelahiran kembali, yang
disingkapkan di bawah penerangan terang ilahi dalam persekutuan kita dengan
Allah. Jika kita mengatakan bahwa kita tidak memiliki dosa setelah dilahirkan kembali, realitas
semacam itu, kebenaran, tidak tinggal di dalam kita; ini juga berarti kita
menyangkal keadaan kita yang sesungguhnya setelah dilahirkan kembali.
Dalam
ayat 9 Yohanes selanjutnya berkata, "Jika kita mengaku dosa kita, maka la
setia dan adil, sehingga la akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan
kita dari segala kejahatan." Pengakuan di sini mengacu kepada pengakuan
dosa-dosa kita, kegagalan kita setelah kita dilahirkan kembali, bukan mengakui
dosa-dosa sebelum kita dilahirkan kembali.
Allah
setia dalam firman-Nya (ayat 10) dan adil dalam darah Yesus, Anak-Nya (ayat 7).
Firman-Nya adalah firman kebenaran Injil-Nya (Ef. 1:13), memberi tahu kita
bahwa Dia akan mengampuni dosa-dosa kita karena Kristus (Kis. 10:4:3), dan
darah Kristus telah memuaskan tuntutan keadilan Allah, agar Dia dapat
mengampuni dosa-dosa kita (Mat. 26:28). Jika kita mengaku dosa-dosa kita, Dia
akan mengampuni kita berdasarkan firman-Nya dan penebusan darah Yesus, karena
Dia harus setia kepada firman-Nya dan adil dalam darah Yesus. Kalau tidak, Dia
akan menjadi tidak setia dan tidak adil. Untuk mendapatkan pengampunan-Nya,
kita perlu mengaku dosa. Pengampunan Allah semacam ini, yang diperuntukkan
pemulihan persekutuan kita dengan Dia, ada syaratnya, yaitu tergantung pada pengakuan
kita.
Semua
ketidakbenaran adalah dosa (1 Yoh. 5:17). Keduanya mengacu kepada kesalahan
perilaku kita. Dosa-dosa menunjukkan kesalahan perilaku kita terhadap Allah dan
manusia; ketidakbenaran menunjukkan noda kesalahan perilaku kita, yang menyebabkan
kita tidak benar terhadap Allah atau manusia. Kesalahan memerlukan pengampunan
Allah, dan noda memerlukan penyucian-Nya. Pengampunan dan penyucian Allah
diperlukan untuk memulihkan persekutuan kita yang terputus dengan Allah, agar
kita tanpa gangguan dapat menikmati Dia dalam persekutuan, dengan hati nurani
yang baik, hati nurani yang bebas dari salah (1 Tim. 1:5; Kis. 24:16).
Ayat
10 mengatakan, "Jika kita berkata bahwa kita tidak pernah berbuat dosa,
maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam
kita." Ayat 8 membuktikan bahwa setelah dilahirkan kembali, di dalam diri
kita masih ada dosa. Ayat 10 membuktikan lebih lanjut bahwa kita masih bisa
berbuat dosa di luaran, meskipun bukan kebiasaan berdosa. Kita masih
berbuat dosa dalam perilaku di luaran, karena kita masih memiliki dosa dalam
sifat kita. Kedua hal itu menegaskan keadaan kita yang berdosa setelah
dilahirkan kembali.
Sumber:
Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 12
No comments:
Post a Comment