Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 1:5-7
Doa baca: 1 Yoh. 1:7
Tetapi jika kita hidup di
dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh
persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan
kita dari segala dosa.
Sungguh
berarti bahwa dalam 1:7 Rasul Yohanes membicarakan "darah Yesus,
Anak-Nya". Nama Yesus menyatakan keinsanian Tuhan yang diperlukan untuk
pencurahan darah penebusan, dan sebutan "Anak-Nya" menyatakan
keilahian Tuhan yang diperlukan untuk khasiat kekal darah penebusan. Jadi,
darah Yesus, Anak-Nya itu, menunjukkan bahwa darah ini adalah darah yang tepat
dari manusia yang sejati yang dicurahkan untuk menebus makhluk ciptaan Allah
yang telah jatuh, dengan jaminan ilahi sebagai khasiat kekalnya, khasiat yang
mengungguli segalanya dalam ruang dan bersifat kekal dalam waktu.
Sebutan
"Yesus, Anak-Nya itu" juga dipakai oleh Yohanes sebagai suntikan
pencegahan terhadap bidah mengenai persona Tuhan. Salah satu bidah menekankan
keilahian Tuhan dengan menyangkal keinsanian-Nya. Sebutan "Yesus"
sebagai nama seorang manusia merupakan suntikan pencegahan terhadap bidah ini.
Bidah yang lain menekankan keinsanian Tuhan dengan menyangkal keilahian-Nya.
Sebutan "Anak-Nya itu" sebagai nama Allah adalah suntikan penangkal
terhadap bidah ini.
Keilahian
Tuhan yang ditunjukkan oleh kata "Anak-Nya" adalah satu garansi, satu
jaminan bahwa khasiat darah Yesus akan tetap selamanya. Keinsanian Tuhan
melayakkan Dia memiliki darah untuk dicurahkan bagi penebusan kita.
Keilahian-Nya menanggung khasiat kuasa darah penebusan ini. Khasiat dari darah
Yesus yang menyucikan ini ditanggung selamanya oleh keilahian-Nya.
Dalam
1:1-7 kita nampak satu siklus kehidupan rohani kita yang terbentuk dari empat
perkara penting — hayat kekal, persekutuan hayat kekal, terang ilahi, dan darah
Yesus, Anak Allah. Hayat kekal menghasilkan persekutuan hayat kekal,
persekutuan hayat kekal mendatangkan terang ilahi, dan terang ilahi menambahkan
keperluan akan darah Yesus, Anak Allah, supaya kita bisa mendapatkan lebih
banyak hayat kekal. Semakin banyak hayat kekal yang kita dapatkan, semakin
banyak pula persekutuan yang dibawakan kepada kita. Semakin banyak persekutuan
hayat ilahi yang kita nikmati, semakin banyak pula terang ilahi yang kita
terima. Semakin banyak terang ilahi yang kita terima, semakin banyak pula
penyucian yang kita alami dari darah Yesus. Siklus semacam ini membawa kita
maju dalam pertumbuhan hayat ilahi sampai kita mencapai kematangan hayat.
Dalam
1:5-7 Yohanes memakai lima kata yang penting : terang, kebenaran, gelap, dusta,
dan dosa. Terang adalah esens dari ekspresi Allah. Kita dapat mengatakan bahwa
terang adalah Allah diekspresikan. Ketika kita hidup di dalam terang ini,
kebenaran akan muncul, karena kebenaran adalah hasil dari terang. Terang adalah
sumber kebenaran, dan kebenaran adalah hasil, akibat terang. Karena itu, ketika
kita tinggal di dalam terang ilahi dan hidup dalam terang, kita mempraktekkan
kebenaran.
Dusta
adalah esens Iblis, dan gelap adalah ekspresi dari esens setani. Gelap ini
berhubungan dengan dosa. Inilah sebabnya dalam ayat-ayat ini kita memiliki
terang, gelap, dan dosa. Jika kita tidak di dalam terang, kita tentu di dalam
kegelapan. Bila kita di dalam gelap, kita ditipu oleh dusta, yang adalah esens
Iblis. Selanjutnya, karena dusta dan gelap berhubungan dengan dosa, maka kita
juga terlibat dengan dosa.
No comments:
Post a Comment