Pembacaan Alkitab: Why. 6:1-8
Doa baca: Why. 6:7
Ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat,
aku mendengar suara makhluk yang keempat berkata, "Mari!”
Merah dalam 6:4 menyatakan penumpahan
darah. Kuda merah mengibaratkan berkecamuknya peperangan, yang sepenuhnya
merupakan hal penumpahan darah. Sejak Kristus naik ke surga, selain ada
pemberitaan Injil, juga ada peperangan.
Hitam dalam 6:5 menunjukkan kelaparan (Yer. 14:1-4), menyatakan
raut muka orang yang kelaparan (Rat. 4:8-9; 5:9-10). Kuda hitam melambangkan
meluasnya kelaparan yang membuat wajah manusia menjadi hitam. Timbangan di sini
adalah neraca (alat pengukur berat) yang dipakai untuk menimbang benda-benda berharga.
Tetapi di sini dipakai untuk menimbang makanan (ayat 6), dengan demikian
menunjukkan adanya kekurangan makanan (lihat Im. 26:26; Yeh. 4:16). Minyak dan
anggur adalah untuk menyukakan hati manusia (Mzm. 104:15). Pada waktu
kelaparan, minyak dan anggur pasti berkurang dan menjadi barang berharga.
Selama kelaparan, minyak dan anggur harus dijaga dan jangan dirusakkan.
Kelaparan selalu mengikuti peperangan, karena peperangan membuat makanan
menjadi jarang. Jika hari ini di dunia ada peperangan lagi, dunia pasti akan
kekurangan makanan.
Penunggang kuda keempat dengan jelas
diperkenalkan sebagai Maut. Kata "hijau kuning" di sini juga bisa
diterjemahkan sebagai "abu-abu", "hijau pucat"; menyatakan
warna wajah orang yang terserang bencana. Kuda abu-abu adalah lambang
pembantaian oleh maut, menimbulkan penampilan yang abu-abu pucat. Alam maut
adalah tempat di bawah tanah, tempat penyimpanan jiwa orang yang tidak beroleh
selamat, sebelum orang-orang mati dibangkitkan untuk dihakimi di depan takhta
putih besar (20:11-15). Sesudah dihakimi, orang-orang yang tidak beroleh
selamat akan dilemparkan ke dalam lautan api untuk selama-lamanya. Alam maut
dapat dianggap seperti tempat tahanan sementara, dan lautan api seperti penjara
yang kekal. Di sini alam maut mengikuti kematian, untuk menerima orang-orang
yang dibunuh oleh maut. Pembunuhan oleh binatang-binatang buas, yang tercantum
dalam ayat 8, adalah penghakiman Allah (2 Raj. 2:24; 17:25; Bil. 21:6).
Melalui keempat meterai ini kita nampak
pemberitaan Injil, peperangan, kelaparan, dan maut. Selama dua puluh abad ini,
keempat perkara tersebut telah menandai sejarah umat manusia. Setiap perkara
yang terjadi selama zaman ini telah tercakup dalam keempat perkara tersebut.
Segera setelah Kristus naik ke surga, pemberitaan Injil dimulai. Kuda putih
mulai memasuki arena perlombaan dan berlari, dan penunggangnya adalah Injil
kemuliaan Kristus. Pada 70 setelah Masehi, Titus, pangeran Romawi, dengan
pasukan tentaranya membinasakan Kota Yerusalem. Sejak itu, abad demi abad,
terus-menerus timbul perang. Ada perang, tentu ada kelaparan, dan kelaparan
menyebabkan penyakit dan maut. Karena itu, dalam sejarah selama dua ribu tahun
ini, tidak ada yang lainnya, kecuali pemberitaan Injil, peperangan, kelaparan,
dan maut. Inilah cara mempelajari sejarah dunia.
Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 2, Berita 19
No comments:
Post a Comment