Hitstat

18 April 2017

Wahyu - Minggu 11 Selasa



Pembacaan Alkitab: Why. 6:9-10
Doa baca: Why. 6:9
Ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki.


Selama zaman pemberitaan Injil, banyak orang kudus menjadi martir karena firman Allah dan kesaksian Yesus. Stefanus, Petrus, dan hampir semua rasul lainnya telah menjadi martir. Rasul Yohanes dibuang, Paulus dipenjarakan dan akhirnya dijatuhi hukuman mati. Sepanjang abad, di mana saja Injil diberitakan, di sana ada martir. Ribuan orang yang setia kepada kesaksian Tuhan telah menjadi martir. Boleh dikatakan, Saudara Watchman Nee juga martir. Kaum saleh itu menjadi martir bukan karena mereka menentang pemerintahan manusia, tetapi karena firman Allah dan kesaksian Yesus. Firman Allah adalah berita sukacita, Injil, yang mereka beritakan kepada orang banyak. Kesaksian Yesus adalah kehidupan yang mereka tempuh. Masyarakat manusia dengan kebudayaan manusia, seluruhnya berada di bawah pengaruh jahat si Iblis (1 Yoh. 5:19). Pemberitaan firman Allah maupun hidup yang menampilkan kesaksian Yesus, keduanya bertentangan dengan jalan Iblis di dunia ini. Tentu saja Iblis membencinya. Karena itu, kapan saja dan di mana saja kaum saleh memberitakan firman Allah dan menampilkan kesaksian Yesus, Iblis menghasut orang banyak untuk menganiaya mereka, bahkan membunuh mereka. Ini adalah suatu peperangan, bukan antara manusia dengan kaum saleh, melainkan antara Iblis dengan Allah. Waktunya akan tiba, Allah akan menuntut balas bagi kaum saleh dengan melaksanakan penghakiman-Nya yang adil atas bumi yang berada di bawah pengaruh jahat Iblis.

Jiwa kaum saleh martir yang ada di bawah mezbah itu (Why. 6:9-10) menyatakan bahwa dalam pandangan Allah, mereka semua telah dipersembahkan kepada Allah sebagai kurban di atas mezbah dan bahwa darah mereka, yaitu jiwa mereka, ditumpahkan di sana. Sekarang posisi mereka berada di bawah mezbah. Menurut tanda, mezbah berada di pelataran luar Kemah Pertemuan dan Bait Suci, pelataran luar melambangkan bumi. Karena itu, "di bawah mezbah" berarti di bawah bumi, tempat jiwa kaum saleh martir berada. Inilah Taman Firdaus yang dituju oleh Tuhan Yesus setelah Ia wafat (Luk. 23:43). Tempat ini berada di dalam rahim bumi (Mat. 12:40), dan merupakan bagian dari alam maut (Kis. 2:27; dunia orang mati), bagian yang nyaman, tempat Abraham berada (Luk. 16:22-26).

Setelah seorang saleh meninggal, ia tidak memiliki tubuh lagi, menjadi telanjang. Orang yang tidak memiliki tubuh berarti telanjang, berada dalam keadaan yang tidak wajar. Tidak seorang pun bisa berdiri di hadapan Allah di langit tingkat ketiga dalam keadaan telanjang, dalam keadaan yang tidak wajar seperti itu. Karena itu kaum saleh yang telah mati harus ditempatkan di tempat yang nyaman hingga saat kebangkitan mereka. Saat itu Allah akan mengenakan tubuh kebangkitan kepada mereka dan mereka akan menjadi orang yang sempurna dalam keadaan wajar.

Setelah menunggu sejangka waktu, menjelang akhir zaman ini, kaum saleh martir berseru menuntut balas, mendesak Tuhan untuk menghakimi dan membalaskan darah mereka "kepada mereka yang tinggal di bumi".


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 2, Berita 20

No comments: