Hitstat

11 April 2017

Wahyu - Minggu 10 Selasa



Pembacaan Alkitab: Why. 5:1-6
Doa baca: Why. 5:6
Lalu aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: Itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.


Untuk mencapai maksud Allah, diperlukan seseorang yang bisa melaksanakan dan membereskan semua masalah Allah. Masalah yang dihadapi Allah adalah adanya pemberontakan yang dilakukan oleh Iblis dan kejatuhan manusia ke dalam dosa. Sebagai Singa, Kristus telah mengalahkan Iblis yang memberontak, dan sebagai Anak Domba, Ia telah menghapus dosa manusia yang jatuh. Jadi, Ia telah membereskan kedua masalah Allah. Karena itu, Ia layak membuka gulungan kitab ekonomi Allah.

Dalam ayat 6 Yohanes berkata bahwa Anak Domba itu mempunyai tujuh tanduk. Tanduk mengibaratkan kekuatan untuk berperang (Ul. 33:17). Meskipun Kristus adalah Anak Domba yang menebus, tetapi Ia mempunyai tanduk untuk berperang. Ia adalah Penebus yang berperang, peperangan-Nya dalam pergerakan Allah adalah sempurna dan lengkap, seperti yang dilambangkan oleh angka tujuh tersebut.

Sebagai Anak Domba yang menebus, Kristus mempunyai tujuh mata pemeriksa dan penyelidik, untuk melaksanakan penghakiman Allah terhadap alam semesta, guna menggenapkan kehendak kekal Allah, yang akan rampung dalam pembangunan Yerusalem Baru. Sebab itu, Zakharia 3:9 menubuatkan Dia adalah batu, batu utama (Za. 4:7), dengan tujuh mata untuk pembangunan Allah. Ketujuh mata ini adalah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi, menjelajahi seluruh bumi (Za. 4:10).

Mata seseorang tidak bisa dipisahkan dari orang itu; karena mata seseorang merupakan ekspresinya. Manusia batiniah kita terutama diekspresikan melalui mata kita. Demikian juga, ketujuh Roh adalah ketujuh mata Kristus, dan dengan mata itu Kristus mengekspresikan diri-Nya. Ketujuh mata Kristus, ketujuh Roh Allah, adalah ekspresi Kristus di dalam penghakiman, di dalam pergerakan Allah bagi pembangunan Allah. Bahkan sekarang, mata Kristus yang menyala-nyala menyoroti kita untuk menerangi, memeriksa, membersihkan, dan menghakimi kita; ini bukan untuk menghukum kita, melainkan untuk membersihkan, mengubah, dan menyerupakan kita dengan gambar-Nya bagi pembangunan Allah. Penghakiman Allah dimotivasi oleh kasih. Karena Ia mengasihi gereja, Ia datang untuk memeriksa, menerangi, menghakimi, membersihkan, dan memurnikan guna mengubah kita menjadi batu-batu permata. Terakhir, kitab ini berakhir dengan Yerusalem Baru yang dibangun dengan batu-batu permata. Dari manakah batu-batu itu? Mereka berasal dari ketujuh mata Kristus, yaitu dari Roh pemberi-hayat yang mengubah.

Dalam Kitab Wahyu, Roh itu disebut ketujuh Roh, yaitu pelita yang membakar, memeriksa, dan menghakimi. Hari ini, Roh pemberi-hayat menjadi Roh yang menyoroti dan Roh pengubahan menjadi Roh yang memeriksa dan menghakimi. Pemeriksaan dan penghakiman-Nya bertujuan memurnikan dan mengubah. Tak seorang pun bisa diubah menjadi batu permata tanpa mengalami pemeriksaan-Nya. Betapa saya menengadah kepada Tuhan agar Ia memeriksa kita semua. Kita di sini bukan untuk menerima doktrin dan pengajaran; kita di sini di bawah terang firman murni dan di bawah pemeriksaan ketujuh Roh itu. Kita semua perlu secara keseluruhan diperiksa, dimurnikan, dan dibersihkan. Jika keadaan kita demikian, kita pasti akan sangat berbeda dengan yang dulu.


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 2, Berita 18

No comments: