Pembacaan Alkitab: Why. 5:1-6
Doa baca: Why. 5:6
Lalu aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat
makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti
telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: Itulah ketujuh Roh Allah
yang diutus ke seluruh bumi.
Untuk
mencapai maksud Allah, diperlukan seseorang yang bisa melaksanakan dan
membereskan semua masalah Allah. Masalah yang dihadapi Allah adalah adanya
pemberontakan yang dilakukan oleh Iblis dan kejatuhan manusia ke dalam dosa.
Sebagai Singa, Kristus telah mengalahkan Iblis yang memberontak, dan sebagai
Anak Domba, Ia telah menghapus dosa manusia yang jatuh. Jadi, Ia telah
membereskan kedua masalah Allah. Karena itu, Ia layak membuka gulungan kitab
ekonomi Allah.
Dalam ayat 6
Yohanes berkata bahwa Anak Domba itu mempunyai tujuh tanduk. Tanduk mengibaratkan
kekuatan untuk berperang (Ul. 33:17). Meskipun Kristus adalah Anak Domba yang
menebus, tetapi Ia mempunyai tanduk untuk berperang. Ia adalah Penebus yang
berperang, peperangan-Nya dalam pergerakan Allah adalah sempurna dan lengkap,
seperti yang dilambangkan oleh angka tujuh tersebut.
Sebagai Anak Domba yang menebus, Kristus
mempunyai tujuh mata pemeriksa dan penyelidik, untuk melaksanakan penghakiman
Allah terhadap alam semesta, guna menggenapkan kehendak kekal Allah, yang akan
rampung dalam pembangunan Yerusalem Baru. Sebab itu, Zakharia 3:9 menubuatkan
Dia adalah batu, batu utama (Za. 4:7), dengan tujuh mata untuk pembangunan
Allah. Ketujuh mata ini adalah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi,
menjelajahi seluruh bumi (Za. 4:10).
Mata seseorang tidak bisa dipisahkan
dari orang itu; karena mata seseorang merupakan ekspresinya. Manusia batiniah
kita terutama diekspresikan melalui mata kita. Demikian juga, ketujuh Roh
adalah ketujuh mata Kristus, dan dengan mata itu Kristus mengekspresikan
diri-Nya. Ketujuh mata Kristus, ketujuh Roh Allah, adalah ekspresi Kristus di
dalam penghakiman, di dalam pergerakan Allah bagi pembangunan Allah. Bahkan
sekarang, mata Kristus yang menyala-nyala menyoroti kita untuk menerangi,
memeriksa, membersihkan, dan menghakimi kita; ini bukan untuk menghukum kita,
melainkan untuk membersihkan, mengubah, dan menyerupakan kita dengan gambar-Nya
bagi pembangunan Allah. Penghakiman Allah dimotivasi oleh kasih. Karena Ia
mengasihi gereja, Ia datang untuk memeriksa, menerangi, menghakimi,
membersihkan, dan memurnikan guna mengubah kita menjadi batu-batu permata.
Terakhir, kitab ini berakhir dengan Yerusalem Baru yang dibangun dengan
batu-batu permata. Dari manakah batu-batu itu? Mereka berasal dari ketujuh mata
Kristus, yaitu dari Roh pemberi-hayat yang mengubah.
Dalam Kitab Wahyu, Roh itu disebut
ketujuh Roh, yaitu pelita yang membakar, memeriksa, dan menghakimi. Hari ini,
Roh pemberi-hayat menjadi Roh yang menyoroti dan Roh pengubahan menjadi Roh
yang memeriksa dan menghakimi. Pemeriksaan dan penghakiman-Nya bertujuan
memurnikan dan mengubah. Tak seorang pun bisa diubah menjadi batu permata tanpa
mengalami pemeriksaan-Nya. Betapa saya menengadah kepada Tuhan agar Ia
memeriksa kita semua. Kita di sini bukan untuk menerima doktrin dan pengajaran;
kita di sini di bawah terang firman murni dan di bawah pemeriksaan ketujuh Roh
itu. Kita semua perlu secara keseluruhan diperiksa, dimurnikan, dan
dibersihkan. Jika keadaan kita demikian, kita pasti akan sangat berbeda dengan yang
dulu.
Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 2, Berita 18
No comments:
Post a Comment