Pembacaan Alkitab: Why. 5:6
Doa baca: Why. 5:6
Lalu aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat
makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti
telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: Itulah ketujuh Roh Allah
yang diutus ke seluruh bumi.
Mengatakan Anak Domba itu layak karena Ia telah menebus dan
membeli kita, mutlak alkitabiah. Namun, menurut Wahyu 5, kelayakan Anak Domba
itu terutama bukan karena penebusan-Nya, melainkan karena Ia mampu membuka rahasia
ekonomi Allah. Kristus layak membuka meterai ekonomi Allah, karena Ia telah
mengalahkan musuh dan telah menebus kita. Sebagai Yang membawa kuasa Allah ke
bumi, Ia adalah Singa pemenang dari suku Yehuda dan Anak Domba yang telah
menggenapkan penebusan yang sempurna bagi umat pilihan Allah. Karena itu, Ia
benar-benar memenuhi syarat dan berhak membuka rahasia ekonomi Allah. Inilah
salah satu butir penting dalam Wahyu 5.
Butir besar lainnya dalam Wahyu 5, yaitu Kristus sebagai
Singa-Anak Domba "bermata tujuh: Itulah ketujuh Roh Allah" (ayat 6). Ketujuh mata ini juga adalah
ketujuh pelita (LAI: obor) yang menyala-nyala di hadapan takhta Allah (4:5).
Karena itu, dalam pasal-pasal ini kita memiliki tujuh pelita, tujuh mata, dan
tujuh Roh. Kitab Wahyu merupakan satu-satunya kitab dalam Alkitab yang
menyebutkan tujuh Roh. Tetapi di sini kita nampak bahwa ketujuh Roh ini adalah
ketujuh mata Kristus, dan ketujuh mata Kristus adalah tujuh pelita di hadapan
takhta Allah.
Sebutan pertama terhadap tujuh pelita
terdapat dalam Keluaran 25. Dalam Kitab Zakharia kita melihat sesuatu yang
lebih maju lagi mengenai ketujuh pelita ini, karena dalam Zakharia 3 dan 4 kita
melihat bahwa ketujuh pelita ini adalah ketujuh mata (Za. 3:9; 4:2, 10). Dalam
Kitab Wahyu kita melihat ketujuh pelita, ketujuh mata, dan ketujuh Roh. Kaki
pelita merupakan lambang Allah Tritunggal. Emas melambangkan hakiki ilahi Bapa;
kaki pelita, yang merupakan perwujudan emas itu, melambangkan Kristus sebagai
perwujudan Bapa; dan ketujuh pelita melambangkan Roh itu sebagai ekspresi
Kristus yang adalah perwujudan Bapa. Karena itu, kita mempunyai Bapa (emas)
sebagai hakiki, mempunyai Anak (kaki pelita) sebagai perwujudan, dan mempunyai
Roh (pelita) sebagai ekspresi. Kita memiliki hakiki, perwujudan, dan ekspresi.
Ketujuh pelita dalam Zakharia 3 dan 4
adalah untuk pemulihan pembangunan Allah. Prinsip pembangunan kembali Bait
Allah sama seperti prinsip pembangunan Kemah Pertemuan. Demikian juga dengan
Kitab Wahyu. Jika kita membaca kitab ini dengan pandangan jarak pendek, kita
tidak akan mampu melihat bahwa ketujuh Roh, yang adalah ketujuh mata Anak Domba
dan ketujuh pelita di hadapan takhta Allah, adalah untuk pembangunan Allah.
Tetapi jika kita mempunyai wawasan yang jauh, kita akan nampak bahwa ketujuh Roh
mutlak untuk pembangunan Allah. Kitab Wahyu diawali dengan ketujuh gereja
lokal, dan berakhir dengan Yerusalem Baru. Sekalipun kitab ini juga mencakup
penghakiman Allah, penghakiman itu sendiri bukanlah tujuan akhir. Penghakiman
bukan untuk penghakiman, melainkan untuk pembangunan Allah. Yerusalem Baru,
tempat kediaman kekal Allah, keluar dari penghakiman tersebut. Jadi, ketujuh
pelita, ketujuh mata, dan ketujuh Roh adalah untuk pembangunan Allah. Kita di
sini adalah untuk mewujudkan tujuan kekal Allah dalam pembangunan ilahi-Nya.
Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 2, Berita 22
No comments:
Post a Comment