Pembacaan Alkitab: Why. 6:1-8
Doa baca: Why. 6:2
Aku melihat: Sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan
orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan
sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan.
Dalam berita ini kita akan melihat keempat meterai yang pertama
dengan keempat kuda dan keempat penunggangnya (6:1-8). Pembukaan ketujuh meterai oleh Anak Domba terjadi segera sesudah
kenaikan Kristus. Melalui inkarnasi-Nya, kematian-Nya di salib, dan
kebangkitan-Nya, Kristus sepenuhnya layak dalam kenaikan-Nya membuka rahasia
ekonomi Allah yang terkandung dalam ketujuh meterai itu. Karena ekonomi Allah
terhadap makhluk ciptaan terkandung dalam ketujuh meterai itu, maka keempat
makhluk hidup itu dengan antusias masing-masing memproklamirkan pembukaan
keempat meterai yang pertama.
Keempat meterai yang pertama terdiri
atas empat ekor kuda beserta penunggangnya, seperti pacuan empat ekor kuda.
Keempat penunggangnya bukan manusia sebenarnya, melainkan perkara yang
dipersonifikasikan. Sudah pasti, penunggang kuda kedua (kuda merah) adalah
peperangan (ayat 4); penunggang kuda ketiga (kuda hitam) adalah kelaparan (ayat
5); penunggang kuda keempat (kuda abu-abu -- hijau kuning) adalah maut (ayat
8). Berdasarkan fakta sejarah, penunggang kuda pertama (kuda putih) pastilah
Injil, bukan Kristus atau Antikristus seperti yang dijelaskan oleh beberapa
orang. Menyusul kenaikan Kristus, keempat hal ini -- Injil, peperangan,
kelaparan, dan maut -- mulai berlari seperti keempat penunggang kuda yang
menunggangi kudanya, dan mereka akan terus berlari sampai Kristus kembali. Dari
abad pertama, Injil telah tersebar luas sepanjang dua puluh abad ini. Dalam
waktu yang sama, peperangan di antara umat manusia terus-menerus terjadi.
Peperangan selalu menyebabkan kelaparan, dan kelaparan mendatangkan maut. Semua
ini akan berlangsung terus sampai akhir zaman ini.
Penunggang kuda putih adalah pemberitaan
Injil. Putih melambangkan bersih, murni, adil, dan diperkenan. Kuda putih
melambangkan pemberitaan Injil, yang bersih, murni, adil, dan diperkenan di
pandangan Allah maupun manusia.
Busur dengan anak panah adalah untuk berperang. Tetapi di sini
hanya ada busur tanpa anak panah (ay. 2). Ini menunjukkan bahwa anak panahnya
sudah dipanahkan untuk menghancurkan musuh, dan kemenangan sudah didapat,
supaya Injil damai sejahtera bisa terbentuk. Kini peperangan telah usai dan
Injil damai sejahtera diberitakan dengan damai. Di atas salib, anak panah telah
dipanahkan dan menembus jantung musuh, peperangan telah berlangsung, dan
kemenangan telah diraih. Karena itu, busur tanpa anak panah menunjukkan bahwa
peperangan telah usai dan kemenangan telah diraih.
Ayat 2 juga mengatakan bahwa penunggang
di atas kuda putih "maju
sebagai pemenang untuk merebut kemenangan"
Dari zaman ke zaman, ke mana pun Injil diberitakan, Injil selalu menaklukkan
dan mengalahkan segala macam tantangan dan serangan. Kita tidak diberi tahu
bahwa penunggang kuda kedua, ketiga, dan keempat maju untuk memperoleh
kemenangan. Hanya penunggang kuda pertama, yaitu pemberitaan Injil, yang
terus-menerus memperoleh kemenangan. Di mana saja Injil diberitakan, di sana
ada kemenangan.
Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 2, Berita 19
No comments:
Post a Comment