Pembacaan Alkitab: Why. 3:14-22
Doa baca: Why. 3:14
Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah
firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, sumber dari ciptaan Allah.
Dalam bahasa Yunani "Laodikia" berarti "opini,
keputusan rakyat jelata (atau kaum beriman awam)". Sebagai tanda, gereja
di Laodikia melambangkan gereja terpulih yang merosot lagi. Tidak sampai
seratus tahun setelah Tuhan memulihkan gereja yang tepat pada awal abad 19,
sebagian "perhimpunan" (istilah yang dipakai oleh Kaum Saudara) telah
merosot. Gereja yang telah dipulihkan namun merosot lagi ini berbeda dengan
gereja Reformasi yang dilambangkan oleh gereja di Sardis, juga berbeda dengan
gereja yang dipulihkan yang benar yang dilambangkan oleh gereja di Filadelfia.
Gereja ini akan tinggal sampai Tuhan kembali.
Dalam perkataan-Nya kepada ketujuh
gereja, Tuhan menyebutkan apa adanya diri-Nya dan yang dilakukan-Nya
berdasarkan situasi dan kondisi masing-masing gereja itu. Di sini, dalam
berkata kepada gereja di Laodikia, Tuhan menyebut diri-Nya "Amin, Saksi
yang setia dan benar, sumber dari ciptaan Allah" (ay. 14). Amin berasal dari bahasa Ibrani, berarti teguh,
kukuh, atau bisa diandalkan. Tuhan itu teguh, kukuh, dan bisa diandalkan.
Karena Tuhan itu teguh, kukuh dan bisa diandalkan, sebab itu Dia adalah Saksi
yang setia dan benar. Hal ini menunjukkan bahwa gereja di Laodikia yang merosot
itu tidak teguh, tidak kukuh, tidak bisa diandalkan, juga tidak setia dan benar
sebagai saksi Tuhan.
Dalam ayat 15-17 kita nampak keadaan
gereja di Laodikia. Begitu gereja terpulih itu merosot, ia menjadi suam-suam kuku,
tidak panas, tidak dingin (ay. 15-16).
Itulah keadaan sesungguhnya dari banyak perhimpunan Kaum Saudara pada hari ini,
yang juga menjadi peringatan bagi kita. Begitu kita menjadi suam-suam kuku,
kita tidak sesuai lagi bagi pergerakan Tuhan, dan kita akan dimuntahkan dari
mulut-Nya. Gereja
ini memegahkan kekayaannya (terutama pengetahuan atas doktrin), tetapi tidak
mengetahui bahwa dia miskin atas hayat, buta atas daya pandang, dan telanjang
atas perbuatan (ay. 17). Sebab itu, ayat berikutnya mengatakan bahwa dia
perlu membeli emas agar ia menjadi kaya, membeli pakaian putih untuk menutupi
ketelanjangannya, dan membeli minyak (salep mata) untuk menyembuhkan
kebutaanya.
Gereja terpulih yang merosot lagi ini
juga malang atau kasihan, sebab dia telanjang, buta, dan penuh dengan rasa malu
dan gelap. Gereja ini miskin atas pengalaman akan Kristus dan atas realitas
rohani ekonomi Allah. Dia hanya mementingkan pengetahuan yang kosong, tetapi
mengabaikan pengalaman yang hidup atas Kristus. Inilah kemiskinan yang
sebenarnya, kemiskinan yang menjadikan gereja ini melarat dan malang.
Gereja di Laodikia memiliki
pengetahuan, tetapi tidak memiliki hadir Tuhan. Tuhan adalah Kepala gereja, Dia
berdiri di luar pintu gereja yang merosot dan mengetuk pintu (ay. 20). Gereja terpulih yang merosot lagi harus menyadari
hal ini!
No comments:
Post a Comment