Pembacaan Alkitab: Why. 8:1-12
Doa baca: Why. 8:1
Ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh,
maka sunyi senyaplah di surga, kira-kira setengah jam lamanya.
Meterai ketujuh, yang akan dimulai sebelum kesusahan besar,
terdiri dari tujuh sangkakala, karena ketujuh sangkakala adalah isi dari
meterai ketujuh. Jika kita ingin memahami nubuat kitab ini, kita harus memahami
bahwa rahasia ekonomi Allah dimeterai dengan tujuh meterai. Telah kita
tunjukkan, gulungan kitab dalam pasal 5 adalah perjanjian baru yang disahkan
oleh Kristus dengan darah adi-Nya. Perjanjian baru itu adalah gulungan kitab
tentang ekonomi Allah dan dimeteraikan dengan tujuh meterai yang merupakan isi
gulungan kitab itu. Kita telah nampak bahwa keempat meterai pertama tidak
terjadi secara berurutan, tetapi secara serempak, sedang meterai kelima dan
keenam terjadi secara berurutan. Meterai ketujuh meliputi segala peristiwa yang
terjadi setelah meterai keenam sampai kekekalan yang akan datang. Jadi, meterai
ketujuh yang terdiri dari tujuh sangkakala, bersifat almuhit. Nanti akan kita
lihat, ketujuh cawan merupakan bagian dari sangkakala ketujuh. Meterai ketujuh
terdiri dari tujuh sangkakala, dan sangkakala ketujuh, sebagian terdiri dari
tujuh cawan. Baik meterai ketujuh maupun ketujuh sangkakala akan berlangsung
sampai kekal. Sangkakala ketujuh akan mengakhiri zaman ini dan mendatangkan
kerajaan, langit baru, dan bumi baru.
Seperti keempat meterai pertama, keempat sangkakala pertama yang
belum secara langsung menghakimi manusia, membentuk satu kelompok. Sangkakala
pertama menghakimi bumi, termasuk pepohonan dan rerumputan; sangkakala kedua
menghakimi laut dan makhluk hidup yang ada di dalamnya, beserta kapal-kapal;
sangkakala ketiga menghakimi sungai-sungai dan mata-mata air; sangkakala
keempat menghakimi matahari, bulan, dan bintang-bintang, sehingga semuanya
gelap. Karena penghakiman dari keempat sangkakala ini, sepertiga bagian dari
bumi, laut, sungai, dan benda-benda langit dirusak, sebab itu semuanya tidak
cocok lagi untuk kehidupan manusia. Sebelum sangkakala ketujuh, yaitu pada saat
meterai keenam, sudah ada penghakiman atas bumi dan benda-benda langit
(6:12-14), tetapi ruang lingkup kerusakannya tidak separah kerusakan dalam
empat sangkakala pertama. Pada sangkakala kelima, Iblis dan Antikristus akan
bekerja sama untuk menyiksa manusia; pada sangkakala keenam akan terjadi
penghakiman lanjutan terhadap manusia karena saat itu dua ratus juta pasukan
berkuda membunuh sepertiga dari umat manusia. Pada sangkakala ketujuh, akan
terjadi banyak perkara, seperti kerajaan kekal Kristus, celaka ketiga yang
terdiri dari ketujuh cawan, penghakiman atas orang mati, pemberian pahala
kepada nabi-nabi, kaum saleh, dan orang-orang yang takut akan Allah, serta
pembinasaan para perusak bumi. Saat sangkakala ketujuh ditiup, dilanjutkan
dengan ketujuh cawan, ada penghakiman yang lebih lanjut atas bumi, laut,
sungai, dan matahari (16:1-21). Itulah penghakiman Allah yang paling hebat atas
langit dan bumi.
Ketujuh sangkakala merupakan isi dari meterai ketujuh, dan ketujuh
cawan merupakan bagian dari sangkakala ketujuh. Inilah kunci untuk memahami
nubuat kitab ini. Hanya Allah yang bisa menulis Kitab Wahyu, karena hanya Dialah
yang memiliki hikmat untuk menyusunnya secara menakjubkan. Siapakah yang
mempunyai hikmat untuk menulis sebuah buku dengan tanda-tanda dan
lambang-lambang seperti keempat kuda yang mengungkapkan sepenuhnya sejarah dua
puluh abad yang lampau? Ketujuh meterai, ketujuh sangkakala, dan ketujuh cawan
tidak terjadi secara berurutan. Hal itu mengungkapkan hikmat Allah sewaktu
menulis kitab ini. Jika kita tidak mempunyai terang untuk melihat susunan ini,
sekalipun kita membaca Kitab Wahyu ini berkali-kali, kita akan tetap bingung.
Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 2, Berita 23
No comments:
Post a Comment