Pembacaan Alkitab: Why. 6:11-17
Doa baca: Why. 6:11
Mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih,
dan kepada mereka dikatakan bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi
hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara seiman mereka, yang
akan dibunuh sama seperti mereka.
Jubah putih dalam
ayat 11 menunjukkan bahwa kemartiran mereka diperkenan oleh Allah. "Yang
akan dibunuh sama seperti mereka", mengacu kepada orang-orang yang akan
menjadi martir selama kesusahan besar (20:4). Menurut perkataan "sedikit
waktu lagi hingga genap jumlahnya", menunjukkan seruan kaum saleh martir
akan terjadi menjelang akhir zaman ini.
Meterai
keenam (6:12-17), yang menandai permulaan malapetaka yang adikodrati, adalah
jawaban Allah terhadap seruan kaum saleh yang martir dalam meterai kelima.
Setelah meterai keenam dibuka, Tuhan datang untuk mengguncangkan bumi dan
benda-benda langit. Bumi akan berguncang dengan dahsyatnya, matahari akan
menjadi hitam bagaikan karung rambut, bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan
darah, dan bintang-bintang di langit akan berjatuhan ke bumi bagaikan pohon ara
menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia diguncang angin yang kencang.
Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah
gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya (6:12-14). Guncangan yang dahsyat
ini merupakan suatu peringatan kepada penghuni bumi, agar mereka bertobat dan
kembali kepada Allah. Allah seolah-olah berkata kepada mereka, "Kalian
penghuni bumi ini hidup hanya bagi diri kalian sendiri. Kalian tidak
mempedulikan Aku. Sekarang saat-Ku mengguncangkan bumi sebagai peringatan bagi
kalian." Sementara sebagian orang menghina Allah dengan berkata bahwa diri
mereka adalah Allah, Tuhan akan mengguncangkan bumi dan langit sebagai suatu
peringatan kepada mereka bahwa Dialah Allah. Guncangan ini benar-benar
mengerikan! Bumi, matahari, bulan, dan bintang-bintang, semuanya akan guncang.
Dalam ayat
15-17 kita nampak reaksi penghuni bumi. Mereka akan menyembunyikan diri mereka
dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung, dan mereka meminta kepada
gunung-gunung dan batu-batu karang itu untuk menyembunyikan diri mereka dari
wajah Allah dan dari murka Anak Domba. Ayat 15 menunjukkan perasaan hati nurani
mereka, karena mereka takut menghadapi penghakiman Allah, mengira bahwa hari
murka yang dahsyat dari Allah dan Anak Domba telah tiba. Sebenarnya, meterai
keenam bukan merupakan pernyataan akan datangnya penghakiman Allah. Sebaliknya,
merupakan suatu peringatan bagi penghuni bumi. Raja-raja dan semua pembesar,
orang-orang kaya, dan kaum bangsawan di bumi akan terguncang karena gempa bumi
ini dan mengira hari murka Allah serta Anak Domba telah datang. Sesungguhnya
hari itu belum tiba; itu hanyalah suatu pencicipan diri, peringatan bagi mereka
agar mereka bertobat. Dalam peringatan ini seolah-olah Allah berkata,
"Kembalilah kepada-Ku. Jangan berkata bahwa kalian adalah Allah. Kalian
adalah penghuni malang dari bumi yang Kuciptakan. Aku menciptakan matahari,
bulan, dan bintang-bintang bagi kehidupan kalian. Tetapi kalian melupakan Aku,
menentang Aku, dan menghina Aku. Sekarang kalian diperingatkan agar kalian
bertobat."
Malapetaka
ini adalah suatu peringatan bagi penghuni bumi, namun masih belum merupakan
murka Tuhan yang sesungguhnya. Boleh dikatakan ini merupakan jawaban Allah
terhadap seruan kaum saleh martir dalam meterai kelima, mengungkapkan bahwa
Allah segera datang untuk membalaskan dendam mereka dan juga untuk menegaskan
diri-Nya sendiri. Allah segera datang membalaskan darah kaum saleh yang
dikasihi-Nya.
No comments:
Post a Comment