Hitstat

19 April 2017

Wahyu - Minggu 11 Rabu



Pembacaan Alkitab: Why. 6:11-17
Doa baca: Why. 6:11
Mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara seiman mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka.


Jubah putih dalam ayat 11 menunjukkan bahwa kemartiran mereka diperkenan oleh Allah. "Yang akan dibunuh sama seperti mereka", mengacu kepada orang-orang yang akan menjadi martir selama kesusahan besar (20:4). Menurut perkataan "sedikit waktu lagi hingga genap jumlahnya", menunjukkan seruan kaum saleh martir akan terjadi menjelang akhir zaman ini.

Meterai keenam (6:12-17), yang menandai permulaan malapetaka yang adikodrati, adalah jawaban Allah terhadap seruan kaum saleh yang martir dalam meterai kelima. Setelah meterai keenam dibuka, Tuhan datang untuk mengguncangkan bumi dan benda-benda langit. Bumi akan berguncang dengan dahsyatnya, matahari akan menjadi hitam bagaikan karung rambut, bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah, dan bintang-bintang di langit akan berjatuhan ke bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia diguncang angin yang kencang. Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya (6:12-14). Guncangan yang dahsyat ini merupakan suatu peringatan kepada penghuni bumi, agar mereka bertobat dan kembali kepada Allah. Allah seolah-olah berkata kepada mereka, "Kalian penghuni bumi ini hidup hanya bagi diri kalian sendiri. Kalian tidak mempedulikan Aku. Sekarang saat-Ku mengguncangkan bumi sebagai peringatan bagi kalian." Sementara sebagian orang menghina Allah dengan berkata bahwa diri mereka adalah Allah, Tuhan akan mengguncangkan bumi dan langit sebagai suatu peringatan kepada mereka bahwa Dialah Allah. Guncangan ini benar-benar mengerikan! Bumi, matahari, bulan, dan bintang-bintang, semuanya akan guncang.

Dalam ayat 15-17 kita nampak reaksi penghuni bumi. Mereka akan menyembunyikan diri mereka dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung, dan mereka meminta kepada gunung-gunung dan batu-batu karang itu untuk menyembunyikan diri mereka dari wajah Allah dan dari murka Anak Domba. Ayat 15 menunjukkan perasaan hati nurani mereka, karena mereka takut menghadapi penghakiman Allah, mengira bahwa hari murka yang dahsyat dari Allah dan Anak Domba telah tiba. Sebenarnya, meterai keenam bukan merupakan pernyataan akan datangnya penghakiman Allah. Sebaliknya, merupakan suatu peringatan bagi penghuni bumi. Raja-raja dan semua pembesar, orang-orang kaya, dan kaum bangsawan di bumi akan terguncang karena gempa bumi ini dan mengira hari murka Allah serta Anak Domba telah datang. Sesungguhnya hari itu belum tiba; itu hanyalah suatu pencicipan diri, peringatan bagi mereka agar mereka bertobat. Dalam peringatan ini seolah-olah Allah berkata, "Kembalilah kepada-Ku. Jangan berkata bahwa kalian adalah Allah. Kalian adalah penghuni malang dari bumi yang Kuciptakan. Aku menciptakan matahari, bulan, dan bintang-bintang bagi kehidupan kalian. Tetapi kalian melupakan Aku, menentang Aku, dan menghina Aku. Sekarang kalian diperingatkan agar kalian bertobat."

Malapetaka ini adalah suatu peringatan bagi penghuni bumi, namun masih belum merupakan murka Tuhan yang sesungguhnya. Boleh dikatakan ini merupakan jawaban Allah terhadap seruan kaum saleh martir dalam meterai kelima, mengungkapkan bahwa Allah segera datang untuk membalaskan dendam mereka dan juga untuk menegaskan diri-Nya sendiri. Allah segera datang membalaskan darah kaum saleh yang dikasihi-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 2, Berita 20

No comments: