Pembacaan Alkitab: Why. 4:1-6
Doa baca: Why. 4:4
Di
sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu
duduk dua puluh empat tua-tua yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di
kepala mereka.
Lautan kaca dalam 4:6 adalah
tempat pengumpulan segala sesuatu yang telah dihakimi Allah. Lautan kaca ini
tidak berair, tetapi berapi (15:2). Takhta penghakiman Allah seperti nyala api,
dari nyala api ini ada api seperti sungai yang mengalir keluar (Dan. 7:9-10).
Nyala api penghakiman Allah akan menyapu semua perkara negatif dalam alam
semesta ke dalam lautan kaca ini, yang akhirnya menjadi lautan api (20:14).
Lautan kaca adalah kumpulan besar semua api penghakiman Allah, bagaikan
kristal, menunjukkan segala perkara negatif jernih seperti kristal di bawah
penghakiman Allah. Apa saja yang dihakimi dan berada di dalam lautan kaca itu
disingkapkan seluruhnya; tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi. Dalam pasal
ini, kita nampak pelangi mengelilingi takhta Allah, menunjukkan bahwa Allah
akan memelihara janji-Nya yang tercatat dalam Kejadian 9:8-17. Kita juga nampak
lautan kaca yang disertai nyala api, menunjukkan bahwa Allah akan memakai api
untuk menghakimi semua perkara negatif.
Ketika Yohanes nampak takhta di surga, ia melihat "di
takhta itu duduk Seorang. Dia yang duduk di takhta itu tampaknya bagaikan
permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu
gilang-gemilang bagaikan zamrud". Allah yang duduk di atas takhta memiliki penampilan bagaikan permata
yaspis. Warnanya tentu hijau tua, melambangkan hayat yang limpah ruah.
Yaspis di sini, seperti yang dijelaskan dalam 21:11, melambangkan kemuliaan
dalam hayat Allah yang berlimpah yang bisa disalurkan (Yoh. 17:22, 2). Yaspis
ialah corak penampilan Allah, juga adalah corak penampilan kota kudus Yerusalem
Baru (21:11). Tembok kota dan dasar yang pertama juga terbuat dari yaspis
(21:18-19). Dalam Alkitab, hijau menyatakan hayat. Jadi, warna permata yaspis
menunjukkan bahwa Allah yang duduk di atas takhta itu adalah Allah hayat. Warna
pertama untuk Allah adalah hijau, mempersaksikan bahwa Ia adalah sumber hayat.
Allah yang duduk di atas takhta juga berpenampilan seperti permata
sardis. Permata Sardis juga permata yang sangat berharga; warnanya yang merah
melambangkan penebusan. Hari ini, Allah bukan hanya Allah hayat, juga Allah
penebusan. Yaspis melambangkan Allah sebagai Allah yang mulia dalam kelimpahan
hayat-Nya. Permata sardis melambangkan Allah sebagai Allah yang menebus. Karena
kita sebagai orang-orang ciptaan-Nya telah jatuh, maka Ia datang untuk menebus
kita melalui darah Kristus. Karena itu, Ia memiliki dua macam warna -- warna
hayat dan warna penebusan. Ia adalah Allah pemberi-hayat, juga Allah penebus.
Dalam Perjanjian Lama, permata pertama yang ditatahkan di atas tutup dada imam
besar adalah permata sardis (yaspis merah), yang terakhir adalah permata yaspis
(nefrit), (Kel. 28:17, 20). Hal ini melambangkan bahwa umat tebusan Allah
berawal dari penebusan Allah dan rampung pada kemuliaan hayat Allah.
Menurut 5:1, di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu ada
sebuah gulungan kitab. Allah pemberi-hayat dan penebus ini memiliki satu
rahasia yang dipegang di tangan kanan-Nya. Rahasia ini menyangkut nasib alam
semesta dan itu dimeterai dengan tujuh meterai. Rahasia, misteri, alam semesta
dipegang oleh Allah hayat dan penebus ini.
Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 2, Berita 17
No comments:
Post a Comment