Pembacaan Alkitab: Why. 8:1-12
Doa baca: Why. 8:3
Seorang malaikat lain datang, dan ia pergi berdiri
dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Kepadanya diberikan banyak dupa untuk
dipersembahkan bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di
hadapan takhta itu.
Ketika Anak Domba itu "membuka
meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di surga, kira-kira setengah jam
lamanya" (8:1). Sunyi
senyaplah di surga menyatakan bahwa inilah saat yang serius. Ketika membuka
meterai ketujuh, surga menjadi sunyi senyap, sebab zaman akan segera beralih.
Periode sebelum meterai ketujuh dibuka adalah zaman toleransi Allah. Tetapi,
ketika meterai ketujuh dibuka, zaman toleransi ini berakhir, dan datanglah
zaman yang lain, yaitu zaman murka Allah. Sekarang Allah sedang menanggulangi
suasana yang penuh pemberontakan dan dosa di bumi ini. Karena kejadian ini
demikian serius, surga menjadi hening, satu bukti bahwa sesuatu yang serius
akan segera berlangsung.
Di tengah
suasana yang khidmat ini, datanglah seorang Malaikat lain (ayat 3). Malaikat
ini adalah Kristus. Ketika melaksanakan penghakiman Allah atas bumi, Kristus
adalah Malaikat yang berdiri pada posisi yang diutus oleh Allah. Ia bukanlah
malaikat yang biasa atau malaikat pada umumnya, melainkan Malaikat khusus. Kristus terlihat sebagai Malaikat lain yang
melaksanakan administrasi Allah atas bumi dengan cara melayani Allah sebagai
Imam Besar dengan membawa doa-doa kaum saleh-Nya. Ketika Ia mempersembahkan
doa-doa kaum saleh-Nya ke hadapan Allah, Ia menambahkan dupa-Nya ke dalam
doa-doa itu. Asap dupa itu menyatakan
bahwa dupa tersebut terbakar bersama doa orang-orang kudus dan membumbung ke
hadapan Allah. Ini menyiratkan bahwa melalui ukupan, dupa yang ditambahkan
kepada mereka, doa orang kudus berkhasiat dan diperkenan Allah.
Ayat 5 menunjukkan jawaban terhadap doa orang-orang kudus,
terutama doa yang tercantum dalam 6:9-11 pada waktu meterai kelima, dan doa
yang tercantum dalam Lukas 18:7-8. Jawaban terhadap doa orang-orang kudus ini
adalah pelaksanaan penghakiman Allah terhadap bumi ini melalui ketujuh
sangkakala yang akan ditiup kemudian. Melemparkan api ke bumi adalah
melaksanakan penghakiman Allah terhadap bumi. Sebab itu, datangnya guruh,
suara, halilintar, dan gempa bumi adalah tanda penghakiman Allah.
Ayat 6 mengatakan, "Kemudian
ketujuh malaikat yang memegang ketujuh sangkakala itu bersiap-siap untuk meniup
sangkakala." Tujuh sangkakala
sudah diberikan kepada tujuh malaikat (ayat 2). Tetapi setelah doa orang-orang
kudus mendapat jawaban (ayat 3-5), barulah tujuh malaikat bersiap-siap meniup
sangkakala. Agar kehendak Allah di surga terlaksana di bumi, orang-orang kudus
perlu berdoa. Persembahan doa-doa kaum saleh kepada Allah oleh Kristus
mendatangkan ketujuh sangkakala.
Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 2, Berita 23
No comments:
Post a Comment