Pembacaan Alkitab: Mat. 16:18
Doa baca: Mat. 16:18
Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan
di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan
menguasainya.
Kitab Kejadian merupakan ladang yang di dalamnya hampir semua
benih kebenaran ditaburkan. Dalam Kitab Wahyu kita memiliki tuaian dari
berbagai kebenaran yang ditaburkan dalam permulaan Alkitab. Dalam kitab yang
merupakan kesimpulan ini, gereja-gereja lokal sangatlah penting. Gereja-gereja
lokal juga merupakan inti dari kitab ini. Kita telah nampak bahwa gereja-gereja
lokal merupakan tujuan dari wahyu serta ekspresi Allah yang progresif. Dalam
Alkitab kita tidak hanya memiliki wahyu Allah, tetapi juga ekspresi Allah.
Kitab Wahyu bisa dianggap mendekati doktrin, tetapi ekspresi pastilah berkaitan
dengan pengalaman. Karena itu, Alkitab tidak hanya memberi kita
doktrin-doktrin, tetapi juga pengalaman; bukan hanya wahyu Allah, tetapi juga
ekspresi Allah. Jika tidak ada gereja-gereja lokal, pastilah tidak akan ada
tujuan bagi wahyu dan ekspresi Allah.
Setiap orang tahu bahwa istilah gereja tidak tercantum dalam
Perjanjian Lama. Namun, dalam
Perjanjian Lama, banyak lambang yang menunjukkan gereja. Sebagai contoh, dalam
Kejadian 2, sang istri itu melambangkan gereja adalah pasangan Kristus. Tak
hanya demikian, Kemah Pertemuan dan Bait Suci melambangkan gereja adalah tempat
kediaman Allah di antara manusia di bumi. Orang-orang Israel sebagai umat
korporat melambangkan gereja juga adalah manusia korporat untuk mengekspresikan
Allah. Namun, tidak satu pun dari antara lambang-lambang itu yang mencakup
begitu banyak aspek seperti kaki pelita.
Kaki pelita mula-mula disebutkan dalam
Keluaran 25. Menjelang akhir Perjanjian Lama, kita menemukan kaki pelita
disebutkan sekali lagi dalam Zakharia 4. Kitab Zakharia menyinggung kaki pelita
lebih maju daripada Kitab Keluaran. Dalam Kitab Keluaran kita hanya memiliki
kaki pelita dengan ketujuh pelitanya; namun di sana tidak disebutkan ketujuh
pelita itu mengacu kepada apa. Tetapi dalam Kitab Zakharia kita diberi suatu
penafsiran yang jelas tentang ketujuh pelita itu, karena dalam kitab ini kita
diberi tahu bahwa ketujuh pelita adalah ketujuh mata Allah (4:10) dan ketujuh
mata dari batu (LAI: permata) itu (3:9). Batu itu mempunyai tujuh mata, yaitu
ketujuh mata Allah, menunjukkan bahwa ketujuh mata itu menginfuskan apa adanya
Allah ke dalam kita. Allah itu terang, hayat, kasih, kekudusan, dan lain-lain.
Semua apa adanya Allah sebagai unsur hayat diinfuskan ke dalam kita melalui
ketujuh mata-Nya. Demikianlah keadaan kita sebagai umat manusia, karena sewaktu
kita memandang orang lain, sesuatu dari kita terinfus ke dalam orang lain
melalui mata kita. Batu adalah untuk pembangunan. Jadi, ketujuh mata tidak
hanya menginfuskan Allah sebagai unsur hayat ke dalam kita, juga menginfuskan
Kristus ke dalam kita sebagai bahan bangunan, menjadikan kita bahan bangunan
bagi pembangunan Allah. Zakharia 4:2-6 dan 10 juga menyiratkan bahwa ketujuh
mata Allah ini, yang adalah ketujuh pelita dari kaki pelita, adalah Roh itu.
Ayat ini menyatakan bahwa oleh Roh itu barulah kita bisa berbagian dalam
pembangunan Allah. Karena itu, kita nampak bahwa kaki pelita dalam Zakharia 4
telah maju secara progresif daripada kaki pelita dalam Keluaran 25.
Dalam Kitab Wahyu ada tujuh kaki pelita dari emas. Kitab ini juga
mengungkapkan bahwa ketujuh pelita itu adalah ketujuh Roh Allah dan ketujuh
mata Anak Domba (5:6). Jadi, kaki pelita meliputi Allah, Kristus, Roh itu,
Penebus, dan bahan bangunan.
Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 2, Berita 31
No comments:
Post a Comment