Hitstat

02 June 2017

Wahyu - Minggu 17 Jumat



Pembacaan Alkitab: Yoh. 14:9
Doa baca: Yoh. 14:9
Kata Yesus kepadanya, “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Siapa saja yang telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.”


Kita tidak hanya memiliki ketujuh pelita yang menyala-nyala, memeriksa, menyingkapkan, dan menghakimi, memiliki ketujuh mata untuk mentransfusi, tetapi juga memiliki ketujuh Roh untuk menyalurkan hayat. Karena Roh itu adalah Roh hayat (Rm. 8:2), maka ketujuh Roh itu terutama adalah untuk menyalurkan hayat. Jika kita hanya memiliki tujuh pelita dan tidak memiliki ketujuh mata atau ketujuh Roh, kita akan hangus. Ketujuh pelita bukan sekadar tujuh pelita saja, tetapi juga merupakan tujuh mata yang mentransfusi dan menginfus kita, dan juga ketujuh Roh yang menyalurkan hayat ke dalam kita. Puji Tuhan, karena penerangan-Nya, pemeriksaan-Nya, penyingkapan-Nya, dan penghakiman-Nya adalah untuk menyalurkan hayat. Ia bukan hanya ketujuh pelita, tetapi juga ketujuh Roh.

Menurut Injil Yohanes, kita nampak bahwa Firman yang kekal, yang adalah Allah, telah menjadi daging; dan daging ini tidak lain adalah Anak Domba Allah. Dalam Kitab Wahyu kita nampak bahwa Anak Domba ini telah menjadi Singa. Anak Domba itu juga merupakan batu yang bermata tujuh, dan mata itu merupakan tujuh pelita yang menerangi, memeriksa, menyingkapkan, dan menghakimi. Ketujuh pelita juga merupakan ketujuh Roh Allah yang menyalurkan hayat ke dalam orang-orang yang telah dihakimi. Selanjutnya, ketujuh Roh juga adalah ketujuh mata Sang Penebus, yang mentransfusi dan menginfuskan apa adanya diri-Nya dan apa yang telah digenapkan-Nya ke dalam diri kita, sehingga kita memiliki sifat-Nya, menjadi sebuah batu bagi pembangunan Allah. Jangan puas dengan berbagai pengajaran tradisional dan juga jangan berpegang kepada pengertian doktrinal mana pun. Kita harus nampak bahwa Allah Tritunggal terlalu menakjubkan, terlalu ajaib! Dia adalah Firman, juga Allah; Dia telah menjadi daging, menjadi Anak Domba Allah. Yohanes 14 menunjukkan bahwa Ia dan Bapa adalah satu, dan Roh itu adalah diri-Nya sendiri. Sang ajaib ini adalah Singa, Anak Domba, dan batu dengan tujuh mata. Dengan ketujuh mata-Nya, Ia menatap kita dan mentransfusikan apa adanya diri-Nya, apa yang telah dirampungkan-Nya, apa yang telah dicapai-Nya dan diperoleh-Nya ke dalam diri kita, sehingga kita menjadi bahan-bahan pembangunan Allah. Ketujuh mata ini adalah ketujuh Roh yang diutus oleh Allah dari takhta-Nya ke seluruh bumi.

Janganlah kita memiliki tritunggal ini di dalam doktrin saja, tetapi alamilah kekayaan Allah kita yang menakjubkan, yang rahasia, dan unggul itu. Semua kekayaan-Nya ini bukan hanya untuk penebusan dan kelahiran kembali kita, tetapi juga untuk pengubahan dan pembangunan kita. Oh, betapa kita memerlukan terang untuk nampak perkara-perkara ini! Janganlah begitu dangkal, dan janganlah disimpangkan oleh kekristenan hari ini. Sebaliknya, abaikan apa yang dikatakan oleh para penentang kita, dan berpegang saja pada Alkitab dengan firman murni dan terang yang paling baru. Kita semua harus nampak terang ini. Bila kita mencoba memahami Alkitab secara "teologis" atau membaca Alkitab untuk mencari teologi, kita akan terbunuh. Kita tidak akan mampu memahami Alkitab secara "teologis".


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 2, Berita 33

No comments: