Hitstat

01 June 2017

Wahyu - Minggu 17 Kamis



Pembacaan Alkitab: Za. 3:9
Doa baca: Za. 3:9
Sebab sesungguhnya permata yang telah Kuserahkan kepada Yosua -- satu permata yang bermata tujuh -- sesungguhnya Aku akan mengukirkan ukiran di atasnya, demikianlah firman TUHAN semesta alam, dan Aku akan menghapuskan kesalahan negeri ini dalam satu hari saja.


Di dalam Zakharia 3:9 dikatakan tentang mengukir batu, menyatakan bahwa batu ini adalah Kristus. Perihal mengukir batu ini sulit dipahami. Secara sederhana dapat dikatakan, Tuhan Yesus adalah batu untuk pembangunan, batu yang telah diukir, ditanggulangi oleh Allah di atas salib untuk menghapuskan dosa-dosa umat Allah. Dalam satu hari, melalui pengukiran di atas salib, Tuhan Yesus telah menghapus semua dosa umat Allah. Hal ini sesuai dengan Yohanes 1:29, yang mengatakan, "Lihatlah, Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia!" Melalui Zakharia 3:9 bagian akhir, kita tahu bahwa batu yang bermata tujuh itu adalah Kristus.

Dalam Zakharia 3:9, batu untuk pembangunan itu bermata tujuh, sedang dalam 4:2, kandil (kaki pelita) itu memiliki tujuh pelita. Kaki pelita itu juga adalah batu itu. Keduanya adalah Kristus. Jelas sekali, batu adalah untuk pembangunan, dan kaki pelita adalah untuk bercahaya, memancarkan terang. Di atas batu itu ada tujuh mata, dan di atas kaki pelita ada tujuh pelita. Karena itu, ketujuh pelita dari kaki pelita itu pasti adalah ketujuh mata pada batu itu.

Dalam pandangan manusia, pemulihan pembangunan bukanlah suatu perkara yang besar. Namun, tidak seorang pun boleh memandang remeh perkara itu. Demikian juga, dalam pandangan manusia, pemulihan hidup gereja hari ini bukanlah suatu perkara besar, mereka menganggapnya hal yang kecil. Tetapi tidak seorang pun boleh memandang remeh hal ini. Batu bagi pembangunan dengan ketujuh mata itu tidak lain adalah Yehova, Tuhan Allah sendiri.

Dalam Wahyu 4--5, kita melihat perkembangan yang lebih baru dan lebih lanjut dari ketujuh mata dan ketujuh pelita. Dalam 4:5 ketujuh pelita bukan terletak di atas kaki pelita, melainkan menyala-nyala di hadapan takhta itu. Ketujuh pelita yang menyala-nyala di hadapan takhta itu adalah ketujuh Roh Allah. Dalam Zakharia 3--4 ada ketujuh mata dan ketujuh pelita, bukan ketujuh Roh. Namun, dalam Kitab Wahyu, ketujuh pelita ini telah berkembang menjadi ketujuh Roh. Jadi, dalam Kitab Wahyu kita memiliki suatu perkembangan yang baru dan lebih lanjut dari ketujuh pelita itu sebagai ketujuh Roh. Dalam Wahyu 4:5 kita dengan tegas diberi tahu bahwa ketujuh pelita itu adalah ketujuh Roh Allah.

Dalam 5:6 Anak Domba itu memiliki tujuh mata, yang adalah ketujuh Roh Allah. Dalam Wahyu 4:5 ketujuh obor (pelita) adalah ketujuh Roh Allah, dan dalam 5:6 ketujuh mata Anak Domba adalah ketujuh Roh Allah. Ketujuh mata Anak Domba ini adalah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi. Ini berdasarkan Zakharia 4:10, yang mengatakan bahwa ketujuh mata TUHAN "menjelajah ke seluruh bumi". Dalam Zakharia 3--4 kita nampak ketujuh mata pada batu itu, ketujuh pelita pada kaki pelita, dan ketujuh mata TUHAN. Jadi, TUHAN adalah batu itu, dan batu itu adalah juga kaki pelita itu. Batu itu adalah kaki pelita juga Tuhan Allah itu sendiri. Ketiganya -- TUHAN, kaki pelita, dan batu -- adalah satu. Dalam Kitab Zakharia, kita nampak bahwa ketujuh mata itu adalah ketujuh pelita. Tetapi ketika kita sampai kepada perkembangan selanjutnya dalam Kitab Wahyu, ketujuh pelita (obor) tidak lagi hanya pada kaki pelita, tetapi juga menyala-nyala di depan takhta itu. Ketujuh obor itu adalah ketujuh Roh Allah. Akhirnya, ketujuh Roh ini merupakan ketujuh mata Anak Domba yang adalah pusat administrasi Allah. Kiranya kita semua mempunyai kesan yang dalam terhadap gambaran ini.


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 2, Berita 33

No comments: