Pembacaan Alkitab: Why. 22:1
Doa baca: Why. 22:1
Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan,
yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta
Anak Domba itu.
Dalam Kitab Wahyu, kita melihat bahwa Anak Domba Allah adalah
Singa. Salah satu di antara tua-tua malaikat (bukan manusia), memperkenalkan
Kristus sebagai Singa dari suku Yehuda (5:5). Wahyu 5:6 mengatakan bahwa Anak
Domba ini bermata tujuh. Sebutan Singa mengacu kepada Kejadian 49, dan istilah
ketujuh mata merujuk kepada Kitab Zakharia, yang membicarakan tentang ketujuh
mata yang ada pada batu itu. Jadi, Anak Domba itu juga adalah batu. Dengan kata
lain, Penebus yang mengangkut dosa dunia telah menjadi batu bangunan, telah
menjadi Sang pembangun.
Konsepsi ini tidaklah baru. Sebelum Tuhan Yesus disalibkan, Ia
mengatakan kepada tukang-tukang bangunan bangsa Yahudi bahwa mereka bukan saja
menolak Penebus, tetapi juga menolak batu penjuru (Mat. 21:42). Saya yakin,
ketika Tuhan Yesus berkata demikian kepada mereka, Ia sangat jelas bahwa diri-Nya
adalah batu yang tertulis dalam Zakharia 3:9, yaitu batu bermata tujuh yang
akan melalui pengukiran, menghapus kesalahan umat itu dalam satu hari saja. Ia
tahu bahwa Ia akan diukir oleh Allah untuk mengangkut kesalahan umat Allah
dalam satu hari saja, agar Allah bisa memiliki bangunan-Nya.
Baik Anak Domba maupun batu, penebusan dan pembangunan,
dihubungkan dengan ketujuh mata, yang adalah ketujuh Roh Allah dan ketujuh
pelita yang menyala-nyala di hadapan takhta administrasi-Nya. Karena itu, kita
mempunyai Firman, Allah, daging, Anak Domba, Singa, batu, ketujuh mata, ketujuh
Roh, dan ketujuh pelita. Terakhir, kita memiliki bangunan, tempat kediaman
Allah yang kekal, Yerusalem Baru.
Bila kita menyatukan semua istilah ini, seperti menyusun
potongan-potongan gambar yang tersebar di berbagai kitab dalam Alkitab, kita
sungguh-sungguh akan melihat sesuatu. Jika kita mau mendoakan kesepuluh hal
ini, kita akan melihat visi bahwa Yerusalem Baru merupakan perluasan Allah yang
terakhir.
Apakah fungsi mata? Sudah tentu untuk
melihat. Namun, ketujuh mata Kristus bukanlah untuk melihat berbagai perkara,
melainkan untuk melihat kita, menatap kita. Tidak diragukan, ketujuh mata dari
batu pembangunan ini adalah untuk mentransfusi dan menginfus.
Setelah infus ini, terjadilah
penyaluran hayat. Ketujuh pelita menjadi ketujuh mata, dan ketujuh mata menjadi
ketujuh Roh. Penerangan, pemeriksaan, penyingkapan, dan penghakiman
menghasilkan transfusi Tuhan Yesus ke dalam saya, dan transfusi ini
menghasilkan penyaluran hayat.
Terakhir, pembangunan ini akan rampung
di Yerusalem Baru, yang merupakan perluasan terakhir dan yang kekal dari Allah
kita yang ajaib. Jika Anda ingin memahami Injil Yohanes dan Kitab Wahyu, dan
bahkan seluruh Alkitab, Anda harus nampak ketujuh pelita, ketujuh mata, dan
ketujuh Roh Allah. Akhirnya, Yerusalem Baru akan muncul, sedang ketujuh Roh di
hadapan takhta administrasi Allah akan menjadi aliran sungai air hayat yang
mengalir keluar dari takhta. Di Yerusalem Baru, ketujuh pelita di hadapan
takhta administrasi akan menjadi air hayat yang mengalir keluar dari takhta
pemberi-hayat, dan batu yang adalah diri-Nya sendiri akan menjadi pelita yang
menyinarkan Allah ke seluruh kota itu hingga kekal. Inilah butir-butir penting
yang diwahyukan di dalam Alkitab. Semoga kita semua nampak hal-hal tersebut.
Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 2, Berita 33
No comments:
Post a Comment