Hitstat

19 July 2017

Wahyu - Minggu 24 Rabu



Pembacaan Alkitab: Why. 14:1-5
Doa baca: Why. 14:4
Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai kurban-kurban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.


Mungkin Anda tidak tahu apa perbedaan antara para pemenang dalam pasal 12 dengan para pemenang dalam pasal 14. Dalam pasal 12 kita melihat anak laki-laki, sedang dalam pasal 14 kita melihat buah bungar. Anak laki-laki itu untuk berperang dan mengalahkan Iblis. Jadi, anak laki-laki untuk menanggulangi dan membereskan musuh. Buah bungar bukan untuk berperang, melainkan untuk memuaskan Allah dan Anak Domba. Allah dan Anak Domba membutuhkan kenikmatan. Kita, para pemenang yang hidup ini, akan menjadi buah bungar untuk memuaskan kebutuhan-Nya akan kenikmatan. Musuh, si jahat, yang berada di surga harus dicampakkan ke bumi oleh anak laki-laki, yang akan melaksanakan penghakiman Tuhan atas dirinya. Itulah fungsi anak laki-laki. Namun, di surga masih ada kebutuhan lainnya -- Allah harus dipuaskan. Allah lapar dan haus; Dia ingin mendapatkan dan mencicipi buah bungar untuk kepuasan-Nya.

Dalam perlambangan, buah bungar bukan dibawa pulang ke rumah petani, melainkan dibawa ke rumah Allah, Bait Suci, untuk kepuasan-Nya. Demikian juga dengan Tuhan Yesus sebagai buah bungar (1 Kor. 15:20, 23). Pada pagi hari kebangkitan-Nya, Tuhan tidak mengizinkan Maria menjamah-Nya. Kata-Nya, "Janganlah engkau menyentuh Aku, sebab Aku belum naik kepada Bapa" (Yoh. 20:17 Tl.). Tuhan seolah-olah berkata, "Janganlah menyentuh Aku, karena Aku harus menyajikan kesegaran kebangkitan-Ku kepada Bapa-Ku. Bapa-Ku haruslah yang pertama mencicipi kesegaran kebangkitan-Ku." Kita semua perlu belajar menyajikan diri kita secara segar, intim, dan penuh kasih kepada Tuhan untuk kenikmatan-Nya. Kita harus berada pada tingkat yang paling tinggi, tidak mau melakukan perkara tertentu bukan karena takut, melainkan karena cinta kepada Tuhan. Karena saya mengasihi Tuhan, saya tidak mau melakukan perkara-perkara tertentu. Saya mempunyai kebebasan untuk berbuat, namun karena cinta saya kepada Tuhan Yesus, saya tidak mau melakukannya.

Ayat 5 mengatakan tentang buah bungar, "Di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta." Dusta adalah ekspresi dan wakil Iblis. Iblis adalah bapak semua pendusta, dan dusta berasal dari dia (Yoh. 8:44). Dalam mulut pemenang tidak terdapat dusta. Ini menyatakan bahwa mereka sedikit pun tidak mengekspresikan kadar Iblis. Jika kita menempuh hidup yang mengasihi Tuhan, tidak akan ada dusta atau kepalsuan yang keluar dari mulut kitaDalam pemulihan Tuhan, haruslah tidak ada kata-kata dusta dan tidak ada kepalsuan dalam mulut kita. Bila ya, katakan "ya", bila tidak, katakan "tidak". Jika kita tidak bisa mengatakan dengan tegas ya atau tidak, janganlah kita berkata apa-apa. Dalam kasus seperti ini kita harus melatih hikmat kita untuk tidak berkata apa-apa, sehingga tidak ada dusta atau kebohongan yang keluar dari mulut kita. Kita tidak mempunyai sangkut-paut apa-apa dengan Iblis, si pembohong dan sumber segala dusta.

Ke-144.000 buah bungar itu "mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi" (ayat 4). Jadi, bukan Anak Domba yang mengikuti kita, melainkan kita yang mengikuti Dia ke mana saja Ia pergi. Kita semua harus belajar pelajaran mengikuti Dia ke mana saja Ia pergi.


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 3, Berita 46

No comments: