Hitstat

27 July 2017

Wahyu - Minggu 25 Kamis



Pembacaan Alkitab: Why. 15:1-4
Doa baca: Why. 15:3-4
Mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya, "Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa! Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu.


Kita boleh menyebut orang-orang yang tercantum dalam Wahyu 15:2 sebagai pemenang belakangan, kaum beriman yang telah melewati kesusahan besar dan telah menang atas Antikristus, tidak menyembahnya. Orang-orang ini adalah orang-orang yang disinggung dalam 14:12-13, yang akan menjadi martir di bawah penganiayaan Antikristus, kemudian dibangkitkan untuk meraja bersama Kristus dalam Kerajaan Seribu Tahun (20:4). Pemenang belakangan adalah orang-orang yang telah menang atas binatang itu, patungnya dan bilangan namanya. Meskipun mereka telah dibunuh oleh Antikristus, dalam pandangan Allah, mereka itu telah menang. Namun karena mereka menjadi pemenang dalam waktu yang lebih lambat, maka kita sebut mereka itu pemenang belakangan.

Ayat 2 mengatakan bahwa pemenang belakangan itu berdiri di atas lautan kaca. Hal ini pertama-tama menyatakan bahwa mereka telah bangkit dari kematian. Fakta ini juga menunjukkan bahwa mereka telah diangkat dan berada di atas telaga api (yang diacu oleh lautan kaca, yaitu kematian yang kedua -- Why. 4:6; 20:14), juga terlepas dari penghakiman nyala api kekal Allah (14:9-11). Penghakiman tidak ada sangkut-pautnya dengan mereka.

Lautan kaca ini bukan berisi air, melainkan api. Menurut Alkitab, Allah melaksanakan penghakiman-Nya atas bumi, malaikat, dan umat manusia yang telah memberontak kepada-Nya, mula-mula dengan air, kemudian dengan api. Setelah Allah menghakimi malaikat pemberontak dan bumi dengan air, maka air penghakiman itu menjadi laut. Lautan api adalah kesimpulan semua api yang dipakai oleh Allah untuk menghakimi berbagai perkara pemberontakan. Jadi, kedua sarana yang dipakai oleh Allah untuk melaksanakan penghakiman, yaitu air dan api, akan bercampur menjadi satu, mula-mula sebagai lautan kaca, dan terakhir sebagai lautan api. Lautan kaca, sebagai pendahuluan dari lautan api, akan berkembang menjadi lautan api.

Ayat 3 mengatakan, para pemenang belakangan itu "menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba". Nyanyian Musa tercantum dalam Keluaran 15:1-18, memuji Allah karena kemenangan atas pasukan Firaun oleh penyelamatan Allah yang menang melalui air penghakiman Laut Merah. Sekarang para pemenang belakangan menyanyikan lagi nyanyian ini di atas lautan kaca, menunjukkan bahwa mereka telah mengalahkan kekuasaan Antikristus, yang akan dihakimi Allah dengan api lautan kaca (19:20). Nyanyian Musa menyatakan kemenangan penghakiman Allah atas musuh umat-Nya, memuji Allah atas penghakiman-Nya di pihak negatifnya; sedangkan nyanyian Anak Domba menyatakan penebusan Kristus yang dialami oleh umat Allah di hadapan musuh, memuji Allah atas penebusan Kristus di pihak positifnya. Para pemenang belakangan bisa berdiri di atas lautan kaca karena Allah telah menghakimi musuh dan karena Kristus telah menebus umat-Nya. Dalam pujian mereka kepada Allah, pemenang belakangan menyatakan kepada alam semesta bahwa mereka berada di luar penghakiman Allah yang dilaksanakan atas musuh-musuh-Nya dan mereka berbagian dalam penebusan Kristus.


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 3, Berita 49

No comments: