Hitstat

29 July 2017

Wahyu - Minggu 25 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Why. 15:6-8
Doa baca: Why. 15:8
Kemudian Bait Suci itu dipenuhi asap karena kemuliaan Allah dan karena kuasa-Nya, dan seorang pun tidak dapat memasuki Bait Suci itu, sebelum berakhir ketujuh malapetaka dari ketujuh malaikat itu.


Cara berpakaian ketujuh malaikat dalam Why. 15:6 bagaikan imam (Yeh. 44:17), bukan pakaian tentara. Jadi, penumpahan ketujuh cawan oleh ketujuh malaikat merupakan jawaban atas doa-doa para pemenang belakangan yang berdiri di atas lautan kaca yang bercampur dengan api. Para pemenang belakangan yang berdiri di atas lautan kaca akan menyembah Allah dengan puji-pujian mereka. Pada waktu itu, doa-doa akan diakhiri dan pujian akan dimulai. Segera setelah catatan puji-pujian mereka, terlihatlah suasana di surga sebelum ketujuh cawan ditumpahkan. Dari Bait kemah kesaksian di surga keluarlah tujuh malaikat dengan ketujuh malapetaka. Di sini tidak lagi hanya merupakan perkara penghakiman, karena penghakiman di sini bercampur dengan penggenapan ekonomi Allah sehingga Allah bisa memiliki ekspresi-Nya.

Dalam ayat 7 terdapat dua hal: Bait Suci dan takhta. Kita telah melihat, perbuatan Allah dalam bagian pertama kitab ini berasal dari takhta; perbuatan-Nya dalam bagian kedua berasal dari Bait Suci. Kitab Wahyu pertama-tama menunjukkan fokus penghakiman Allah adalah takhta, kemudian menunjukkan fokus kesaksian Allah adalah Bait Suci. Dalam ayat ini takhta dan Bait digabungkan. Sekarang, penghakiman Allah dibaurkan dengan ekspresi Allah, dengan kesaksian Allah. Dengan kata lain, kesaksian Allah berasal dari penghakiman Allah, dan penghakiman Allah adalah untuk kesaksian Allah. Bait berasal dari takhta, dan takhta adalah untuk Bait.

Respons Allah terhadap puji-pujian para pemenang belakangan bukan hanya dari takhta, tetapi juga dari dalam Bait Suci. Ini berarti jawaban Allah bukan hanya untuk penghakiman, terlebih lagi untuk kesaksian-Nya, ekspresi-Nya, dan bait-Nya. Karena ketujuh malaikat dengan ketujuh cawan bukan hanya untuk penghakiman Allah, tetapi terutama untuk kesaksian Allah, maka mereka berasal dari bait. Mereka bukan hanya berasal dari takhta penghakiman, tetapi juga dari bait untuk ekspresi Allah. Setelah cawan terakhir ditumpahkan, setiap perkara negatif akan dibasmi. Segera setelah itu, pengantin perempuan tertampaklah (19:7-9).

Ketujuh cawan yang diberikan oleh salah seorang dari antara keempat makhluk hidup itu penuh dengan murka Allah (ay. 7). Cawan, biasanya kecil, menunjukkan keterbatasan. Meskipun ketujuh malapetaka terakhir ini merupakan murka Allah yang terakhir, namun murka-Nya tetap terbatas. Kalau tidak, seluruh bumi dan seluruh penghuninya akan dibinasakan. Untuk menggenapkan tujuan kekal-Nya, Allah masih melaksanakan pembatasan terhadap murka-Nya yang terakhir sewaktu menghakimi bumi. Penumpahan murka Allah ini sangat serius, namun masih terbatas. Allah penuh belas kasihan. Binatang itu, rakyatnya dan seluruh kerajaannya pantas dimusnahkan seluruhnya tanpa pembatasan, namun Allah masih membatasi penumpahan murka-Nya hanya sampai ke ukuran yang kecil saja. Terima kasih kepada Tuhan untuk hal ini!

Tidak seorang pun bisa memasuki Bait untuk berdoa guna meredakan murka Allah, sampai murka Allah seluruhnya ditumpahkan ke atas pemberontak yang dihasut Iblis dan yang dipengaruhi Antikristus (ay. 8).


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 3, Berita 49

No comments: