Pembacaan Alkitab: Why. 15:6-8
Doa baca: Why. 15:8
Kemudian Bait Suci itu dipenuhi asap karena kemuliaan
Allah dan karena kuasa-Nya, dan seorang pun tidak dapat memasuki Bait Suci itu,
sebelum berakhir ketujuh malapetaka dari ketujuh malaikat itu.
Cara berpakaian ketujuh malaikat dalam Why. 15:6 bagaikan imam
(Yeh. 44:17), bukan pakaian tentara. Jadi, penumpahan ketujuh cawan oleh
ketujuh malaikat merupakan jawaban atas doa-doa para pemenang belakangan yang
berdiri di atas lautan kaca yang bercampur dengan api. Para pemenang belakangan
yang berdiri di atas lautan kaca akan menyembah Allah dengan puji-pujian
mereka. Pada waktu itu, doa-doa akan diakhiri dan pujian akan dimulai. Segera
setelah catatan puji-pujian mereka, terlihatlah suasana di surga sebelum
ketujuh cawan ditumpahkan. Dari Bait kemah kesaksian di surga keluarlah tujuh
malaikat dengan ketujuh malapetaka. Di sini tidak lagi hanya merupakan perkara
penghakiman, karena penghakiman di sini bercampur dengan penggenapan ekonomi
Allah sehingga Allah bisa memiliki ekspresi-Nya.
Dalam ayat 7 terdapat dua hal: Bait
Suci dan takhta. Kita telah melihat, perbuatan Allah dalam bagian pertama kitab
ini berasal dari takhta; perbuatan-Nya dalam bagian kedua berasal dari Bait
Suci. Kitab Wahyu pertama-tama menunjukkan fokus penghakiman Allah adalah takhta,
kemudian menunjukkan fokus kesaksian Allah adalah Bait Suci. Dalam ayat ini
takhta dan Bait digabungkan. Sekarang, penghakiman Allah dibaurkan dengan
ekspresi Allah, dengan kesaksian Allah. Dengan kata lain, kesaksian Allah
berasal dari penghakiman Allah, dan penghakiman Allah adalah untuk kesaksian
Allah. Bait berasal dari takhta, dan takhta adalah untuk Bait.
Respons Allah terhadap puji-pujian para
pemenang belakangan bukan hanya dari takhta, tetapi juga dari dalam Bait Suci.
Ini berarti jawaban Allah bukan hanya untuk penghakiman, terlebih lagi untuk
kesaksian-Nya, ekspresi-Nya, dan bait-Nya. Karena ketujuh malaikat dengan
ketujuh cawan bukan hanya untuk penghakiman Allah, tetapi terutama untuk
kesaksian Allah, maka mereka berasal dari bait. Mereka bukan hanya berasal dari
takhta penghakiman, tetapi juga dari bait untuk ekspresi Allah. Setelah cawan
terakhir ditumpahkan, setiap perkara negatif akan dibasmi. Segera setelah itu,
pengantin perempuan tertampaklah (19:7-9).
Ketujuh cawan yang diberikan oleh salah seorang dari antara
keempat makhluk hidup itu penuh dengan murka Allah (ay. 7). Cawan, biasanya
kecil, menunjukkan keterbatasan. Meskipun ketujuh malapetaka terakhir ini
merupakan murka Allah yang terakhir, namun murka-Nya tetap terbatas. Kalau tidak,
seluruh bumi dan seluruh penghuninya akan dibinasakan. Untuk menggenapkan
tujuan kekal-Nya, Allah masih melaksanakan pembatasan terhadap murka-Nya yang
terakhir sewaktu menghakimi bumi. Penumpahan murka Allah ini sangat serius,
namun masih terbatas. Allah penuh belas kasihan. Binatang itu, rakyatnya dan
seluruh kerajaannya pantas dimusnahkan seluruhnya tanpa pembatasan, namun Allah
masih membatasi penumpahan murka-Nya hanya sampai ke ukuran yang kecil saja.
Terima kasih kepada Tuhan untuk hal ini!
Tidak seorang pun bisa
memasuki Bait untuk berdoa guna meredakan murka Allah, sampai murka Allah
seluruhnya ditumpahkan ke atas pemberontak yang dihasut Iblis dan yang
dipengaruhi Antikristus (ay. 8).
Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 3, Berita 49
No comments:
Post a Comment