Pembacaan Alkitab: Why. 22:1
Doa baca: Why. 22:1
Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan,
yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta
Anak Domba itu.
Dalam Alkitab, pertama-tama Allah
diwahyukan sebagai Allah yang di atas takhta. Sepanjang Perjanjian Lama, umat
Allah secara bertahap memahami bahwa Allah itu Sang Mahakuasa yang di atas
takhta. Takhta Allah adalah untuk pemerintahan-Nya. Terakhir, wahyu dalam
Alkitab memimpin kita dari takhta pemerintahan Allah ke bait ekspresi Allah.
Dalam Perjanjian Lama kita nampak Allah dalam bait-Nya. Dalam Perjanjian Baru
kita juga nampak Allah di dalam tempat kediaman-Nya, bait-Nya, yaitu di dalam
gereja. Terakhir, dalam kesimpulan Alkitab, dalam Kitab Wahyu ini, takhta dan
bait digabungkan (16:17). Dalam Kitab Wahyu kita nampak Allah di atas takhta
dalam Yerusalem Baru (22:1).
Allah berada di atas takhta adalah untuk
administrasi-Nya; Allah berada di dalam bait adalah untuk ekspresi-Nya. Tujuan
kekal Allah bukan berada di atas takhta, melainkan di dalam bait. Karena takhta
Allah tegak untuk selama-lamanya, tetap ada untuk seterusnya dan selamanya
(Mzm. 45:7), maka tidak perlu mendirikannya. Namun, Bait Allah memerlukan
banyak sekali pekerjaan pembangunan. Keinginan Allah bukan hanya pada takhta.
Ia telah ada di atas takhta sejak kekekalan yang silam. Allah menginginkan
sebuah bait, sebuah ekspresi. Meskipun setiap orang Kristen mengetahui Allah
itu Sang Mahakuasa di atas takhta, namun tidak banyak orang Kristen yang menyadari
kalau Allah hari ini memerlukan sebuah bait, gereja, sebuah bangunan untuk
ekpresi-Nya. Di Amerika Serikat kita telah meniup sangkakala tentang ini lebih
dari 14 tahun, namun bahkan di antara kita sekalipun, tidak banyak ditemukan
puji-pujian yang mengatakan Allah berada di dalam bait-Nya. Sebaliknya, mereka
memuji Allah sebagai Sang di atas takhta. Pernahkah Anda memuji Allah karena
mengenal kehendak Allah yang menginginkan memiliki bait itu?
Saya ulangi, seluruh Alkitab terlebih
dulu mewahyukan Allah sebagai Sang di atas takhta, kemudian berangsur-angsur
mewahyukan keinginan Allah untuk memiliki sebuah bait. Pada puncaknya dan
sebagai kesimpulannya, bait ini akan menjadi Yerusalem Baru. Telah kita
tunjukkan, Yerusalem Baru tidak hanya akan menjadi Bait Allah, ia juga adalah
ruang maha kudus. Dalam Yerusalem Baru, Allah akan berada di dalam Anak Domba
di atas takhta sampai selama-lamanya. Ia akan menjadi Allah yang di atas takhta
di dalam bait-Nya, berkuasa dan memiliki ekspresi-Nya secara mutlak, sampai
selama-lamanya. Segala sesuatu yang Allah kerjakan hari ini adalah untuk ini.
Itulah sebabnya kita katakan, kita bukan hanya untuk keselamatan individu,
melainkan untuk pembangunan gereja secara korporat. Saya katakan sekali lagi,
kehendak Allah ialah ingin memiliki bait ini. Takhta Allah adalah untuk
bait-Nya; administrasi-Nya adalah untuk ekspresi-Nya. Terakhir, dalam Yerusalem
Baru, sungai air hayat akan mengalir dari takhta Allah untuk menyuplai seluruh
kota. Karena itu, Yerusalem Baru akan menjadi kesimpulan Allah yang mengalir
dari takhta.
Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 3, Berita 50
No comments:
Post a Comment