Pembacaan Alkitab: Yes. 42:1; 52:13-15
Doa baca: “Lihat, itu hamba-Ku yang
Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh
Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.” (Yes.
42:1)
Yesus Kristus, Hamba Allah,
adalah pilihan Allah dari antara milyaran manusia. Karena Dia adalah pilihan
Allah, maka Allah berkenan kepada-Nya. Karena itu, Dia menjadi kesenangan hati
Allah. Yesaya 53:2-3 mengatakan "Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN
dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak
ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita
menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan
dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup
mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan." Jika
Anda membaca Lukas 2, Anda akan nampak Kristus tumbuh sebagai taruk (tanaman
yang lembut) dan sebagai tunas (akar) dari tanah kering Tuhan dibesarkan dalam
keluarga tukang kayu yang miskin di kota Nazaret yang terhina di propinsi
Galilea yang terhina pula. Ini adalah penggenapan dari tanah kering dalam kitab
Yesaya. Kehidupan Tuhan adalah kehidupan yang menderita sengsara.
Yesaya 49:7 mengatakan, “Beginilah
firman TUHAN, Penebus Israel, Allahnya yang Mahakudus, kepada dia yang
dihinakan orang, kepada dia yang dijijikkan bangsa-bangsa, kepada hamba
penguasa-penguasa.” Menurut ayat ini, Tuhan Yesus dihina orang, Dia dijijikkan bangsa-bangsa
dan Dia adalah Hamba penguasa-penguasa. Dalam bahasa Ibrani frasa “hamba
penguasa-penguasa” berarti orang yang dicengkeram oleh tirani. Tuhan adalah
Hamba yang berada dalam cengkramaan penguasa. Yesaya 42:2 menunjukkan bahwa
Tuhan tidak berteriak atau menyaringkan suara-Nya.“ Ia tidak akan berteriak
atau menyaringkan suara, atau memperdengarkan suara-Nya di jalan.” Ini berarti
Tuhan tidak menjerit atau bersuara. Dia tidak berteriak agar suara-Nya
terdengar di jalan-jalan, sebaliknya Dia tenang dan diam.
Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 1, Berita 2
No comments:
Post a Comment