Hitstat

18 June 2018

Markus - Minggu 2 Senin


Pembacaan Alkitab: Yes. 42:1; 52:13-15
Doa baca: “Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.” (Yes. 42:1)


Yesus Kristus, Hamba Allah, adalah pilihan Allah dari antara milyaran manusia. Karena Dia adalah pilihan Allah, maka Allah berkenan kepada-Nya. Karena itu, Dia menjadi kesenangan hati Allah. Yesaya 53:2-3 mengatakan "Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan." Jika Anda membaca Lukas 2, Anda akan nampak Kristus tumbuh sebagai taruk (tanaman yang lembut) dan sebagai tunas (akar) dari tanah kering Tuhan dibesarkan dalam keluarga tukang kayu yang miskin di kota Nazaret yang terhina di propinsi Galilea yang terhina pula. Ini adalah penggenapan dari tanah kering dalam kitab Yesaya. Kehidupan Tuhan adalah kehidupan yang menderita sengsara.

Yesaya 49:7 mengatakan, “Beginilah firman TUHAN, Penebus Israel, Allahnya yang Mahakudus, kepada dia yang dihinakan orang, kepada dia yang dijijikkan bangsa-bangsa, kepada hamba penguasa-penguasa.” Menurut ayat ini, Tuhan Yesus dihina orang, Dia dijijikkan bangsa-bangsa dan Dia adalah Hamba penguasa-penguasa. Dalam bahasa Ibrani frasa “hamba penguasa-penguasa” berarti orang yang dicengkeram oleh tirani. Tuhan adalah Hamba yang berada dalam cengkramaan penguasa. Yesaya 42:2 menunjukkan bahwa Tuhan tidak berteriak atau menyaringkan suara-Nya.“ Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara, atau memperdengarkan suara-Nya di jalan.” Ini berarti Tuhan tidak menjerit atau bersuara. Dia tidak berteriak agar suara-Nya terdengar di jalan-jalan, sebaliknya Dia tenang dan diam.


Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 1, Berita 2

No comments: