Hitstat

09 June 2018

Matius - Minggu 36 Sabtu


Pembacaan Alkitab: Mzm. 89:15
Doa baca: “Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Mu, kasih dan kesetiaan berjalan di depan- Mu.” (Mzm. 89:15)


Karena kebenaran Allah, Injil berkuasa menyelamatkan setiap orang yang percaya kepadaTuhan Yesus. Injil Kristus begitu berkuasa bukan karena kasih Allah atau karena anugerah Allah, melainkan karena kebenaran Allah.

Allah kita adalah Allah yang Adil. Mazmur 89:15 berkata, “Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Mu.” Jika keadilan Allah dapat disingkirkan, takhta-Nya akan runtuh. Kita dapat berkata, “Puji Tuhan! Bahkan jika Allah ingin berubah pikiran, Ia tidak dapat melakukannya, sebab Ia adalah Allah yang adil!”

Kebenaran atau keadilan merupakan masalah hukum. Sebaliknya, kasih merupakan masalah emosi. Jika saya mengasihi Anda, saya boleh memperhatikan Anda. Tetapi jika saya tidak mengasihi Anda, saya boleh melupakan Anda. Banyak orang Kristen suka mengutip Yohanes 3:16, ayat yang mengatakan bahwa Allah begitu mengasihi dunia ini sehingga Ia memberikan Anak tunggal-Nya yang Dia kasihi itu. Benar, Allah begitu mengasihi dunia ini, tetapi kasih-Nya tidak sekokoh kebenaran-Nya. Allah tentu saja tidak akan mengubah kasih-Nya. Namun andaikata kasih Allah berubah; Allah mempunyai hak untuk mengubah kasih-Nya, tetapi Ia tidak mempunyai hak untuk mengubah kebenaran-Nya. Tidak peduli Allah mengasihi kita atau melepaskan kita, Dia tidak salah.

Dia juga tidak akan salah dalam memberikan anugerah-Nya kepada kita. Anugerah adalah masalah kehendak Allah. Allah telah menyelamatkan kita berdasarkan hukum. Sudah tentu penyelamatan Allah bermula dari kasih-Nya dan digenapkan melalui anugerah-Nya. Namun, pada akhirnya memancarkan kebenaran-Nya.

Jadi, keselamatan yang kita terima hari ini bukan hanya masalah kasih atau anugerah, tetapi juga masalah kebenaran Allah yang mempunyai landasan hukum. Keselamatan kita telah dimeteraikan dan dibenarkan oleh kebenaran Allah.

Allah tidak dapat mengubah keselamatan kita. Puji Tuhan!


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 4, Berita 71

No comments: