Hitstat

08 June 2018

Matius - Minggu 36 Jumat


Pembacaan Alkitab: Mat. 27:23
Doa baca: “Katanya: ‘Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?’ Namun mereka makin keras berteriak, ‘Ia harus disalibkan!’” (Mat. 27:23)


Tuhan Yesus menyingkapkan ketidakbenaran manusia, kemudian Ia menanggungnya di atas salib. Ini seperti pembersihan rumah. Ketika kita membersihkan ruangan, terlebih dulu debu itu harus disingkapkan, kemudian disapu, dan dimasukkan ke dalam keranjang debu.

Demikian pula, pada hari Paskah, Tuhan Yesus terlebih dulu menunjukkan semua “debu”, yakni semua ketidakbenaran manusia. Kemudian Ia membersihkan “debu” yang telah ditunjukkan-Nya. Pada akhirnya, Tuhan Yesus Kristus sendiri menjadi “keranjang debu” dan semua “debu” terkumpulpada-Nya. Selama tiga jam yang pertama Ia berada di atas salib, saat manusia menanggulangi Dia. Semua dosa, segala ketidakbenaran, seluruh “debu” alam semesta ditimpakan di atas diri Tuhan. Karena semua “debu”, yaitu semua ketidakbenaran manusia ditaruh di atas salib, maka langkah ini mempersiapkan jalan bagi pewahyuan kebenaran Allah. Andaikata tidak ada begitu banyak ketidakbenaran, maka tidak mungkin ada begitu banyak kebenaran dinyatakan.

Semua ketidakbenaran umat manusia ditumpuk pada diri-Nya di atas salib, dengan demikian kebenaran Allah dapat dimanifestasikan. Allah yang benar masuk untuk melaksanakan kebenaran-Nya dengan menghakimi semua ketidakbenaran ini. Inilah sebabnya melalui Kristus, ketidakbenaran manusia akhirnya beralih menjadi kebenaran Allah. Dengan cara inilah kita diselamatkan. Kristus itulah titik peralihan.

Ketidakbenaran manusia beralih menjadi kebenaran Allah melalui Kristus. Terlebih dulu Kristus menyingkapkan ketidakbenaran manusia, kemudian mengadilinya dengan kebenaran Allah. Ia sendiri menanggung semua ketidakbenaran manusia yang telah Dia singkapkan. Hari ini Anda masih berada dalam ketidakbenaran manusia, atau di dalam kebenaran Allah? Haleluya, kita yang telah diselamatkan berada di dalam kebenaran Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 4, Berita 71

No comments: