Pembacaan Alkitab: Mat. 27:24-35
Doa baca: “Kemudian sampailah mereka di suatu
tempat yang bernama Golgota, artinya: Tempat Tengkorak.”(Mat. 27:33)
Kerajaan dunia tidak dapat bertahan,
sebab kerajaan dunia tidak dibangun di atas kebenaran. Karena ketidakbenaran kerajaan
dunia ini, Kristus secara salah divonis mati. Hukuman mati orang Yahudi dilaksanakan
dengan merajam. Penyaliban adalah praktik kafir (Ezr. 6:11), yang diambil oleh
orang Romawi untuk menghukum mati budak dan pelaku kejahatan yang berat saja.
Penyaliban Tuhan Yesus bukan hanya menggenapkan nubuat Perjanjian Lama, tetapi juga
menggenapkan firman Tuhan tentang cara meninggal-Nya. Ini tidak digenapkan
dengan dirajam.
Matius 27:27-32 menunjukkan
bagaimana Tuhan Yesus diolok-olok oleh para serdadu kafir. Mereka menanggalkan
pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya (ayat 28). Ayat 29 mengatakan, “Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan
menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan
kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olok Dia,
katanya, 'Salam, hai Raja orang Yahudi!”Setelah meludahi Tuhan, memukul
kepala-Nya, dan mengolok-olok Dia, mereka menanggalkan jubah-Nya, mengenakan lagi
pakaian-Nya, kemudian membawa-Nya untuk disalibkan (Mat. 27:30-31). Tuhan, sebagai
Anak Domba Paskah, harus dikurbankan bagi dosa-dosa kita, dibawa seperti anak
domba ke pembantaian, menggenapkan Yesaya 53:7-8.
Matius 27:34-44 memperlihatkan bagaimana
Tuhan diolok-olok oleh orang dan dibunuh. Ayat 34 mengatakan, “Lalu mereka memberi Dia minum anggur
bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya.” Anggur
yang dicampur dengan empedu dipakai sebagai minuman pembius, pemati rasa.
Tetapi Tuhan tak mau dibius, Dia mau minum cawan pahit itu sampai habis. Puji Tuhan!
Tuhan Yesus mau meminum cawan pahit bagi kita.
Sumber: Pelajaran-Hayat Matius,
Buku 4, Berita 70
No comments:
Post a Comment