Hitstat

05 June 2018

Matius - Minggu 36 Selasa


Pembacaan Alkitab: Mat. 27:24-35
Doa baca: “Kemudian sampailah mereka di suatu tempat yang bernama Golgota, artinya: Tempat Tengkorak.”(Mat. 27:33)


Kerajaan dunia tidak dapat bertahan, sebab kerajaan dunia tidak dibangun di atas kebenaran. Karena ketidakbenaran kerajaan dunia ini, Kristus secara salah divonis mati. Hukuman mati orang Yahudi dilaksanakan dengan merajam. Penyaliban adalah praktik kafir (Ezr. 6:11), yang diambil oleh orang Romawi untuk menghukum mati budak dan pelaku kejahatan yang berat saja. Penyaliban Tuhan Yesus bukan hanya menggenapkan nubuat Perjanjian Lama, tetapi juga menggenapkan firman Tuhan tentang cara meninggal-Nya. Ini tidak digenapkan dengan dirajam.

Matius 27:27-32 menunjukkan bagaimana Tuhan Yesus diolok-olok oleh para serdadu kafir. Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya (ayat 28). Ayat 29 mengatakan, “Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olok Dia, katanya, 'Salam, hai Raja orang Yahudi!”Setelah meludahi Tuhan, memukul kepala-Nya, dan mengolok-olok Dia, mereka menanggalkan jubah-Nya, mengenakan lagi pakaian-Nya, kemudian membawa-Nya untuk disalibkan (Mat. 27:30-31). Tuhan, sebagai Anak Domba Paskah, harus dikurbankan bagi dosa-dosa kita, dibawa seperti anak domba ke pembantaian, menggenapkan Yesaya 53:7-8.

Matius 27:34-44 memperlihatkan bagaimana Tuhan diolok-olok oleh orang dan dibunuh. Ayat 34 mengatakan, “Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya.” Anggur yang dicampur dengan empedu dipakai sebagai minuman pembius, pemati rasa. Tetapi Tuhan tak mau dibius, Dia mau minum cawan pahit itu sampai habis. Puji Tuhan! Tuhan Yesus mau meminum cawan pahit bagi kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 4, Berita 70

No comments: