Hitstat

12 June 2018

Matius - Minggu 37 Selasa


Pembacaan Alkitab: Mat. 28 :18
Doa baca: “Yesus mendekati mereka dan berkata, 'Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi.'“ (Mat. 28:18)


Dalam keilahian-Nya, sebagai Anak tunggal Allah, Tuhan memiliki wewenang atas segala sesuatu. Namun, dalam keinsanian-Nya, sebagai Anak manusia dan Raja dari kerajaan surgawi; kuasa di surga dan di bumi diberikan kepada-Nya setelah Dia bangkit.

Catatan Matius tentang kebangkitan sangat berbeda dengan catatan Yohanes. Menurut catatan Yohanes, setelah kebangkitan-Nya, Tuhan menjumpai murid-murid-Nya di sebuah ruangan yang tertutup pintunya (Yoh. 20:19). Murid-murid ketakutan; takut akan orang-orang Yahudi. Karena mereka perlu dikuatkan oleh hayat, Tuhan datang kepada mereka sebagai hayat, mengembusi mereka, dan berkata bahwa mereka menerima Roh Kudus (Yoh. 20:22). Menurut Matius, Tuhan menyuruh murid-murid pergi ke gunung di Galilea. Ia pasti menjumpai mereka di atas gunung itu pada siang hari, bukan malam hari. Tambahan pula, ketika Ia menemui mereka di atas gunung, Ia tidak menghembusi mereka dan berkata bahwa mereka menerima Roh Kudus. Sebaliknya Ia berkata, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi.” Dalam Matius bukan perihal hembusan, tetapi kekuasaan dan memperhatikan masalah kerajaan dan kerajaan memerlukan kekuasaan.

Injil Yohanes mewahyukan bahwa kita perlu hayat untuk memelihara domba-domba kecil dan memberi makan kawanan domba Tuhan. Tetapi dalam Matius 28 tidak ada kata tentang memelihara domba. Dalam Matius Tuhan memerintahkan murid-murid-Nya untuk menjadikan semua bangsa murid-Nya (ayat 19), dan berbagian dalam kerajaan. Ini membutuhkan kekuasaan. Sebab itu, dalam Yohanes kebangkitan merupakan perihal hayat, kekuatan, hembusan, dan penggembalaan. Namun, dalam Matius kebangkitan merupakan masalah keadilan, kekuasaan, agar menjadikan bangsa-bangsa murid-murid-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 4, Berita 72

No comments: