Pembacaan Alkitab: Mat. 28 :18
Doa baca: “Yesus
mendekati mereka dan berkata, 'Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga
dan di bumi.'“ (Mat. 28:18)
Dalam keilahian-Nya, sebagai Anak
tunggal Allah, Tuhan memiliki wewenang atas segala sesuatu. Namun, dalam
keinsanian-Nya, sebagai Anak manusia dan Raja dari kerajaan surgawi; kuasa di
surga dan di bumi diberikan kepada-Nya setelah Dia bangkit.
Catatan Matius tentang kebangkitan sangat
berbeda dengan catatan Yohanes. Menurut catatan Yohanes, setelah
kebangkitan-Nya, Tuhan menjumpai murid-murid-Nya di sebuah ruangan yang
tertutup pintunya (Yoh. 20:19). Murid-murid ketakutan; takut akan orang-orang
Yahudi. Karena mereka perlu dikuatkan oleh hayat, Tuhan datang kepada mereka
sebagai hayat, mengembusi mereka, dan berkata bahwa mereka menerima Roh Kudus
(Yoh. 20:22). Menurut Matius, Tuhan menyuruh murid-murid pergi ke gunung di
Galilea. Ia pasti menjumpai mereka di atas gunung itu pada siang hari, bukan
malam hari. Tambahan pula, ketika Ia menemui mereka di atas gunung, Ia tidak menghembusi
mereka dan berkata bahwa mereka menerima Roh Kudus. Sebaliknya Ia berkata, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di
surga dan di bumi.” Dalam Matius bukan perihal hembusan, tetapi kekuasaan
dan memperhatikan masalah kerajaan dan kerajaan memerlukan kekuasaan.
Injil Yohanes mewahyukan bahwa kita
perlu hayat untuk memelihara domba-domba kecil dan memberi makan kawanan domba
Tuhan. Tetapi dalam Matius 28 tidak ada kata tentang memelihara domba. Dalam
Matius Tuhan memerintahkan murid-murid-Nya untuk menjadikan semua bangsa
murid-Nya (ayat 19), dan berbagian dalam kerajaan. Ini membutuhkan kekuasaan.
Sebab itu, dalam Yohanes kebangkitan merupakan perihal hayat, kekuatan,
hembusan, dan penggembalaan. Namun, dalam Matius kebangkitan merupakan masalah
keadilan, kekuasaan, agar menjadikan bangsa-bangsa murid-murid-Nya.
Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 4, Berita 72
No comments:
Post a Comment