Pembacaan
Alkitab: Ef. 2:14-15
Kristus
merubuhkan tembok pemisah antara orang Yahudi dengan orang kafir melalui
membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya. Ketika Dia
terpaku di atas salib, segala peraturan telah dipaku pula di sana. Hukum Taurat
yang disebut dalam Efesus 2:15 bukanlah hukum ketetapan moral, tetapi hukum
ketetapan ritual, yang secara prinsip terdiri atas praktek sunat, perhatian
terhadap peraturan-peraturan makan, dan pemeliharaan hari Sabat.
Peraturan
merupakan cara hidup dan penyembahan. Setiap orang mempunyai cara hidup
masing-masing. Kita wajib hati-hati agar tidak menjadikan cara hidup atau cara
penyembahan kita suatu peraturan. Bersamaan dengan itu, kita pun tidak boleh
menganggap apa yang dilakukan orang lain sebagai peraturan. Bila kita semua
mempraktekkan hal ini, tentu takkan timbul problem apa pun.
Sebagai
umat yang ditebus dan dipulihkan, yang telah dipindahkan ke dalam Kristus dan
hidup gereja, kita harus belajar membenci perbedaan-perbedaan yang
memecah-belah. Orang dunia menganggap perbedaan kebudayaan sebagai tanda
martabat atau gengsi. Tetapi dalam Kristus kita semua telah kehilangan gengsi.
Sekarang gengsi kita satu-satunya ialah Kristus dan kesatuan yang sejati. Kita
tidak seharusnya memiliki suatu gengsi yang unik karena lokal kita atau balai
sidang kita. Kita semua wajib melatih diri kita untuk seiring sejalan dengan
orang lain. Asalkan suatu praktek tidak melibatkan berhala atau unsur-unsur
yang asusila, tidak ada salahnya dipraktekkan. Jangan mempertahankan gengsi
Anda. Bila kita mau meletakkan kesombongan kebudayaan kita, barulah Tuhan dapat
memiliki kehidupan gereja yang wajar.
Merubuhkan
tembok pemisah adalah untuk manusia baru, kewargaan Allah, keluarga Allah, dan
pembangunan tempat kediaman Allah. Jika kita mempertahankan perbedaan-perbedaan
kita, tidak mungkinlah kita memiliki hidup gereja dalam keempat aspek ini.
Kekristenan di antara berbagai bangsa penuh dengan perbedaan-perbedaan yang
bersifat memecah. Karena alasan itu, tidak mungkin orang Kristen di luar
pemulihan memiliki hidup gereja. Demi hidup gereja, semua perbedaan harus kita
injak di bawah kaki kita.
Kita
telah nampak, menurut Alkitab, peraturan yang mendasar ialah yang mengenai
sunat, Sabat, dan makanan. Tetapi bahkan peraturan-peraturan yang ditentukan Allah
itu sudahlah dibatalkan. Kalau peraturan-peraturan yang mendasar telah
dibatalkan, apalagi yang kecil-kecil, pasti telah dibatalkan juga. Janganlah
kita mempertahankan peraturan yang mana pun, dan jangan menciptakan peraturan
baru. Bersandar anugerah Tuhan, kita harus belajar bersikap luwes dan
meletakkan semua perbedaan demi hidup gereja. Tidak peduli ke mana saja kita
pergi, kita harus belajar serupa dengan orang lain. Kemudian baru kita dapat
menikmati hidup gereja sebagai manusia baru, kewargaan Allah, keluarga Allah,
dan tempat kediaman Allah.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku
1, Berita 23
No comments:
Post a Comment