Hitstat

08 December 2012

Efesus - Minggu 11 Sabtu


Pembacaan Alkitab: Ef. 2:14-15


Kristus merubuhkan tembok pemisah antara orang Yahudi dengan orang kafir melalui membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya. Ketika Dia terpaku di atas salib, segala peraturan telah dipaku pula di sana. Hukum Taurat yang disebut dalam Efesus 2:15 bukanlah hukum ketetapan moral, tetapi hukum ketetapan ritual, yang secara prinsip terdiri atas praktek sunat, perhatian terhadap peraturan-peraturan makan, dan pemeliharaan hari Sabat.

Peraturan merupakan cara hidup dan penyembahan. Setiap orang mempunyai cara hidup masing-masing. Kita wajib hati-hati agar tidak menjadikan cara hidup atau cara penyembahan kita suatu peraturan. Bersamaan dengan itu, kita pun tidak boleh menganggap apa yang dilakukan orang lain sebagai peraturan. Bila kita semua mempraktekkan hal ini, tentu takkan timbul problem apa pun.

Sebagai umat yang ditebus dan dipulihkan, yang telah dipindahkan ke dalam Kristus dan hidup gereja, kita harus belajar membenci perbedaan-perbedaan yang memecah-belah. Orang dunia menganggap perbedaan kebudayaan sebagai tanda martabat atau gengsi. Tetapi dalam Kristus kita semua telah kehilangan gengsi. Sekarang gengsi kita satu-satunya ialah Kristus dan kesatuan yang sejati. Kita tidak seharusnya memiliki suatu gengsi yang unik karena lokal kita atau balai sidang kita. Kita semua wajib melatih diri kita untuk seiring sejalan dengan orang lain. Asalkan suatu praktek tidak melibatkan berhala atau unsur-unsur yang asusila, tidak ada salahnya dipraktekkan. Jangan mempertahankan gengsi Anda. Bila kita mau meletakkan kesombongan kebudayaan kita, barulah Tuhan dapat memiliki kehidupan gereja yang wajar.

Merubuhkan tembok pemisah adalah untuk manusia baru, kewargaan Allah, keluarga Allah, dan pembangunan tempat kediaman Allah. Jika kita mempertahankan perbedaan-perbedaan kita, tidak mungkinlah kita memiliki hidup gereja dalam keempat aspek ini. Kekristenan di antara berbagai bangsa penuh dengan perbedaan-perbedaan yang bersifat memecah. Karena alasan itu, tidak mungkin orang Kristen di luar pemulihan memiliki hidup gereja. Demi hidup gereja, semua perbedaan harus kita injak di bawah kaki kita.

Kita telah nampak, menurut Alkitab, peraturan yang mendasar ialah yang mengenai sunat, Sabat, dan makanan. Tetapi bahkan peraturan-peraturan yang ditentukan Allah itu sudahlah dibatalkan. Kalau peraturan-peraturan yang mendasar telah dibatalkan, apalagi yang kecil-kecil, pasti telah dibatalkan juga. Janganlah kita mempertahankan peraturan yang mana pun, dan jangan menciptakan peraturan baru. Bersandar anugerah Tuhan, kita harus belajar bersikap luwes dan meletakkan semua perbedaan demi hidup gereja. Tidak peduli ke mana saja kita pergi, kita harus belajar serupa dengan orang lain. Kemudian baru kita dapat menikmati hidup gereja sebagai manusia baru, kewargaan Allah, keluarga Allah, dan tempat kediaman Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 23

No comments: