Pembacaan
Alkitab: Ef. 2:11-13
Janji
Allah itu menjadi ketentuan-ketentuan atau perjanjian yang mengikat, sebab
telah disahkan dengan prosedur-prosedur yang diperlukan. Baik dalam Perjanjian
Lama maupun Perjanjian Baru, firman janji Allah telah dilegalisir menjadi satu
perjanjian yang mengikat. Anda mungkin merasa heran, prosedur apakah yang
diperlukan untuk melegalisir janji Allah menjadi perjanjian? Ilustrasi yang
paling baik ialah tentang kematian Tuhan Yesus bagi pengampunan dosa-dosa kita.
Tuhan berjanji bahwa Dia akan mengalirkan darah-Nya di atas salib agar kita
dapat beroleh pengampunan dosa-dosa. Janji pengampuan ini telah dilegalisir
oleh pengaliran darah-Nya. Melalui prosedur inilah maka janji itu menjadi satu
ketentuan, yakni perjanjian.
Tidak
ada janji yang lebih mengikat seseorang seperti halnya suatu ketentuan atau
perjanjian. Seseorang boleh membuat janji tanpa terlalu terikat olehnya. Akan
tetapi begitu kita membayar harga untuk mengubah janji menjadi satu perjanjian,
kita terikat oleh perjanjian yang kita buat itu. Jadi, harga itulah prosedur
yang dibutuhkan untuk membuat suatu janji menjadi perjanjian.
Semua
perkataan firman yang Allah katakan kepada umat pilihan-Nya, dari Abraham
sampai Maleakhi, adalah janji-janji yang dibuat menjadi hukum untuk menjadi
ketentuan-ketentuan-Nya. Firman-firman ini mencakup seluruh Perjanjian Lama,
dari Kejadian 12 hingga akhir Kitab Maleakhi. Berhubung firman-firman ini telah
dilegalisir menjadi perjanjian Allah, maka Perjanjian Lama disebut wasiat,
istilah lain dari perjanjian. Seluruh Alkitab merupakan satu perjanjian, dan
Perjanjian Lama adalah perjanjian atau wasiat yang lama.
Sebelum
kita percaya kepada Kristus, kita ini, orang kafir, tidak saja terasing dari
kewargaan Israel, tetapi juga tidak mendapat bagian dalam perjanjian-perjanjian
yang dijanjikan Allah. Kita telah nampak bahwa janji ialah firman Allah, dan
janji-janji itu telah menjadi perjanjian yang mengikat, agar semua firman yang
dikatakan Allah kepada umat-Nya telah dilegalisir oleh-Nya menjadi satu
perjanjian. Sebelum kita diselamatkan, kita adalah orang asing, yang terasing
dari perjanjian yang dijanjikan Allah.
Sekarang
kita telah mempunyai satu gambaran yang jelas tentang status kita sebelum kita
diselamatkan. Kita berada dalam kedudukan sebagai orang Kafir dalam daging,
tidak bersunat, di luar Kristus, terasing dari kewargaan Israel, dan tidak
mendapat bagian dalam perjanjian yang dijanjikan Allah, tanpa pengharapan, dan
tanpa Allah di dalam dunia. Menurut sifat kita, kita telah mati; menurut status
kita, kita telah terasing dari Allah, Kristus, janji Allah, Kerajaan Allah, dan
segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah. Karena kita berada dalam
kedudukan sedemikian, maka kita tidak berpengharapan, dan tidak memiliki Allah
sebagai kenikmatan kita. Di dalam dunia kita menuntut hiburan-hiburan yang
berdosa untuk mendapatkan kepuasan. Namun, gereja telah dikeluarkan dari
keadaan dan kedudukan yang menyedihkan itu. Allah telah menyelamatkan kita dari
keadaan itu dan menjadikan kita anggota Tubuh Kristus. Kita sekarang adalah
karya agung Allah, dan kita mempunyai satu keadaan baru, kedudukan baru, sifat
baru, dan status baru.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita
22
No comments:
Post a Comment