Pembacaan
Alkitab: Ef. 2:11-13
Manusia
yang Allah ciptakan untuk menggenapkan kehendak-Nya adalah murni, tanpa dosa
atau campuran negatif apa pun. Namun, dosa, sifat jahat Iblis masuk ke dalam
manusia melalui kejatuhan. Pertama-tama, dosa membuat tubuh manusia menjadi
daging, penuh hawa nafsu, akhirnya dosa membuat seluruh diri manusia menjadi
daging. Sebenarnya Allah hanya menciptakan tubuh manusia, tidak menciptakan
daging. Akan tetapi ketika dosa masuk ke dalam tubuh manusia, sifat tubuh lalu
berubah menjadi daging. Tubuh adalah wadah yang murni yang diciptakan oleh
Allah, sedang daging ialah tubuh yang telah rusak atau bejat. Allah tidak
menciptakan hawa nafsu dalam tubuh manusia. Hawa nafsu berasal dari dosa.
Berdasarkan Alkitab, pada akhirnya manusia yang telah jatuh itu seluruhnya menjadi
daging. Manusia yang telah jatuh semuanya hidup menurut daging, tidak menurut
roh, hati nurani, atau akal budi. Berhubung dalam pandangan Allah manusia yang
terjatuh itu telah menjadi daging, maka Alkitab mengatakan, “Sebab tidak ada
daging yang dapat dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat
...” (Rm. 3:20 Tl.). Kata “daging” dalam ayat ini mengacu kepada manusia yang
telah jatuh, yang hidupnya menurut daging, dan yang telah menjadi daging.
Karena
seluruh dirinya telah menjadi daging, manusia telah rusak, gagal, dan tidak
berdaya menggenapkan kehendak Allah. Karena seluruh umat manusia tidak berdaya
menggenapkan kehendak Allah, maka Allah datang memanggil satu ras dari antara
orang-orang yang telah jatuh itu, yakni Abraham dan keturunannya, untuk
menggenapkan kehendak-Nya. Bagi penggenapan tujuan-Nya, Allah memerintahkan
mereka untuk disunat, yaitu menyingkirkan daging mereka. Ini berarti mereka
dipisahkan dari umat manusia yang jatuh dan diselamatkan dari keadaan yang
jatuh. Sunat membuat satu perbedaan yang hebat antara mereka dengan umat
manusia lainnya. Orang-orang yang disunat disebut “sunat”, mereka yang
dipisahkan dari situasi yang jatuh. Umat manusia lainnya disebut “tidak
bersunat”, mereka yang tetap tinggal dalam keadaan yang jatuh. Berhubung
Abraham dan keturunannya, ras yang terpanggil, telah disunat, maka mereka yang
tetap dalam keadaan kejatuhan disebut bangsa-bangsa dalam daging, yakni bangsa
kafir. Kita ada dalam kategori ini sebelum kita ada dalam Kristus.
Ayat
12 mengatakan, “Pada waktu itu kamu tanpa Kristus.” Kristus, yang di dalam-Nya
segala berkat Allah kepada umat pilihan-Nya diwujudkan, berasal dari Israel,
orang-orang bersunat. Karena kita, orang-orang kafir tak bersunat, terpisah
dari orang-orang Israel, kita terpisah dari Kristus, tidak ada hubungan apa pun
dengan Kristus.
Ayat
12 juga mengatakan bahwa kita “tidak termasuk kewargaan Israel”. Kata
“kewargaan” di sini berarti hak-hak sipil dari umat pilihan Allah, seperti
pemerintahan, berkat-berkat, dan hadirat Allah. Melalui kejatuhan, umat manusia
kehilangan semua hak yang Allah maksudkan bagi manusia dalam penciptaan-Nya.
Allah memanggil Abraham dan melalui sunat membawa umat pilihan-Nya kembali
kepada semua hak ini. Kita, sebagai orang-orang kafir tak bersunat, tetap tidak
mendapat bagian dalam hak-hak sedemikian.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku
1, Berita 22
No comments:
Post a Comment