Pembacaan
Alkitab: Kol. 3:10-11
Ketika
Paulus menulis surat kepada orang-orang di Kolose, hampir di tiap kota di
daerah Laut Tengah terdapat orang-orang Yahudi. Ketika orang Yahudi dan orang
Yunani di kota-kota tertentu beroleh selamat, mereka berhimpun menjadi gereja
lokal. Di banyak kota tidak saja terdapat orang-orang Yahudi dan Yunani, juga
orang-orang Barbar (orang Eropa Utara) dan Skit. Menurut keyakinan beberapa
guru Alkitab, orang Skit adalah orang yang paling tidak berbudaya (primitif)
dan paling liar. Karenanya, di beberapa kota mungkin ada gereja yang mencakup
orang Yunani yang berbudaya, orang Yahudi yang agamawi, orang Barbar dan orang
Skit yang primitif. Lagi pula, ada orang yang menjadi budak yang telah dijual,
serta orang merdeka, yaitu para majikan budak. Apa yang akan terjadi bila semua
orang yang berbeda-beda itu berhimpun bersama menghadiri perjamuan Tuhan? Untuk
dapat membawa mereka ke dalam hidup gereja, mereka harus menanggalkan manusia
lama yang terwujud dalam cara hidup lama mereka. Orang-orang Yunani harus
menanggalkan filsafat mereka; orang-orang Yahudi harus menanggalkan agama dan
aturan tentang makanan; orang-orang Skit menanggalkan kehidupan yang primitif,
para majikan harus menanggalkan sikap mereka terhadap budak, dan budak harus
menanggalkan cara hidup mereka yang khas. Dalam hidup gereja tidak ada tempat
bagi perbedaan-perbedaan itu. Tidak ada orang Yahudi atau kafir, Barbar atau
Skit, orang merdeka atau budak. Dalam hidup gereja hanya ada tempat bagi
Kristus.
Melalui
alat-alat transportasi dan komunikasi modern, orang-orang dalam dunia hari ini
lebih dekat dibandingkan dengan orang zaman dulu dalam sejarah. Teristimewa
negara Amerika Serikat disebut sebagai sua-tu wadah pembauran, yang membaurkan
semua suku dan bangsa yang berbeda-beda. Masing-masing suku memiliki watak yang
sama sekali berlainan; ada yang ekspresif, ada yang pendiam dan misterius,
semua terhimpun menjadi satu. Keadaan ini terlihat dalam gereja-gereja dalam
pemulihan Tuhan. Di sini kita nampak berbagai macam manusia: orang Puerto Rico,
Meksiko, Brasil, Swiss, Prancis, Jerman, Swedia, Denmark, Indonesia, Malaysia,
Korea, China, Jepang, Ghana, dan Amerika. Bahkan perbedaan antara orang-orang
ini bisa tertampak dalam cara mereka berkidung. Ada yang berkidung dengan cara
yang mereka anggap khidmat, yaitu hanya menggerakkan bibir, ada lagi yang penuh
gairah, sehingga sekujur tubuhnya bergoyang-goyang. Jadi, sekalipun dalam
berkidung dan memuji Tuhan, kita mungkin masih tetap mempertahankan cara hidup
kita.
Setelah
Babel, mulailah terdapat perbedaan-perbedaan di antara manusia. Tetapi di atas
salib Kristus telah menghapus segala perbedaan itu, supaya Dia dapat
menghasilkan satu manusia baru. Melalui kelahiran kembali, satu manusia baru
telah ditaruh ke dalam kita, yaitu orang-orang yang dahulunya telah dipengaruhi
oleh perbedaan yang diakibatkan oleh Babel. Selain peraturan-peraturan orang
Yahudi, segala cara hidup kita adalah warisan Babel. Apa yang harus kita
perbuat terhadap warisan ini? Kita harus menguburnya. Inilah artinya kita wajib
menanggalkan cara hidup kita yang dahulu. Janganlah membenarkan cara hidup
Anda, atau bangga karenanya. Masalahnya bukan terletak pada benar atau salahnya
cara hidup itu. Setiap cara hidup mengandung peraturan-peraturan, karenanya
harus kita tanggalkan. Alangkah kasihannya kita melihat apa yang disebut gereja
yang dibangun menurut latar kebangsaan! Sebagai contoh: di San Francisco
terdapat sebuah gereja Presbyterian China. Nampaknya setiap bangsa atau negara
memiliki apa yang disebut gereja bangsanya sendiri. Ketika kita berhimpun
bersama untuk melaksanakan hidup gereja yang sejati, kita semua harus
menanggalkan warisan nasional kita dan melupakan semuanya itu.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku
1, Berita 25
No comments:
Post a Comment