Hitstat

11 December 2012

Efesus - Minggu 12 Selasa


Pembacaan Alkitab: Ef. 2:14-15


Di dalam daging-Nya Kristus membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya; tetapi Dia tidak menciptakan manusia baru di dalam daging-Nya. Tidak, di dalam daging Dia telah mengakhiri hal-hal yang negatif, agar Dia dapat menciptakan keduanya, Yahudi dan kafir, menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya. Hal-hal negatif telah diakhiri di dalam daging Kristus, sedangkan manusia baru, yang positif, ditunaskan di dalam diri Kristus sendiri. Kita perlu menaruh perhatian pada dua ungkapan dalam ayat 15: “di dalam daging-Nya” dan “di dalam diri-Nya”. Jika saya bertanya kepada Anda, di mana Anda berada hari ini, Anda harus mengatakan, “Pertama-tama, aku berada di dalam daging Kristus; sekarang aku di dalam diri-Nya. Di dalam daging-Nya, aku telah diakhiri di atas salib, tetapi di dalam diri-Nya, aku telah tercipta menjadi bagian dari satu manusia baru.”

Kristus tidak berhenti pada pengakhiran hal-hal yang negatif saja. Seperti telah berulang-ulang kita tandaskan, kematian adalah ambang pintu kebangkitan, yang membawa kita memasuki kebangkitan. Walau dalam daging Kristus telah mati tersalib, namun kematian itu membawa-Nya memasuki kebangkitan. Dalam kebangkitan Dia tidak lagi berada dalam daging, sebaliknya Dia sekarang adalah Roh yang ajaib. Memang dahulu di dalam daging-Nya, kita, manusia lama diakhiri, tetapi kini di dalam Roh yang ajaib, kita telah diciptakan menjadi satu manusia baru. Ketika manusia lama dan sifat lama kita tersalib, peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sifat kita yang jatuh pun tersingkirkan. Lalu di dalam kebangkitan Kristus dan di dalam Roh-Nya yang ajaib, kita diciptakan menjadi satu manusia baru. Memang nampaknya tidak masuk akal kalau kita mengatakan bahwa kita telah disalibkan sebelum kita dilahirkan. Tetapi itu adalah fakta yang ajaib, yakni kita telah diakhiri dalam daging Kristus di atas salib. Lagi pula, sebelum kita dilahirkan, kita juga telah diciptakan di dalam Roh yang ajaib menjadi satu manusia baru.

Ungkapan “di dalam diri-Nya” sangat bermakna. Ungkapan ini menunjukkan bahwa Kristus bukan hanya sebagai Pencipta satu manusia baru, gereja, tetapi juga sebagai ruang lingkup dan sarana yang dengannya satu manusia baru ini diciptakan. Dialah unsur manusia baru. Setelah kita diakhiri, di dalam-Nya kita menerima esens baru. Kristus sendirilah yang menjadi unsur baru kita. Tiada suatu pun perkara yang berasal dari manusia lama kita yang berguna bagi penciptaan manusia baru, sebab esens kita yang dahulu itu berdosa. Tetapi di dalam-Nya terdapat esens ajaib, di situlah diciptakan satu manusia baru.

Kristus telah menciptakan satu manusia baru — gereja, dengan jalan menggarapkan sifat Allah ke dalam sifat manusia. Pekerjaan ilahi ini adalah yang baru. Dalam ciptaan lama Allah tidak menggarapkan sifat-Nya ke dalam makhluk ciptaan-Nya yang mana pun, bahkan ke dalam manusia pun tidak. Tetapi dalam penciptaan manusia baru, sifat Allah telah digarapkan ke dalam manusia untuk membuat sifat ilahi-Nya menjadi satu satuan dengan sifat insani.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 24

No comments: