Pembacaan
Alkitab: Ef. 2:14-15
Di
dalam daging-Nya Kristus membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan
ketentuannya; tetapi Dia tidak menciptakan manusia baru di dalam daging-Nya.
Tidak, di dalam daging Dia telah mengakhiri hal-hal yang negatif, agar Dia
dapat menciptakan keduanya, Yahudi dan kafir, menjadi satu manusia baru di
dalam diri-Nya. Hal-hal negatif telah diakhiri di dalam daging Kristus, sedangkan
manusia baru, yang positif, ditunaskan di dalam diri Kristus sendiri. Kita
perlu menaruh perhatian pada dua ungkapan dalam ayat 15: “di dalam daging-Nya”
dan “di dalam diri-Nya”. Jika saya bertanya kepada Anda, di mana Anda berada
hari ini, Anda harus mengatakan, “Pertama-tama, aku berada di dalam daging
Kristus; sekarang aku di dalam diri-Nya. Di dalam daging-Nya, aku telah
diakhiri di atas salib, tetapi di dalam diri-Nya, aku telah tercipta menjadi
bagian dari satu manusia baru.”
Kristus
tidak berhenti pada pengakhiran hal-hal yang negatif saja. Seperti telah
berulang-ulang kita tandaskan, kematian adalah ambang pintu kebangkitan, yang
membawa kita memasuki kebangkitan. Walau dalam daging Kristus telah mati
tersalib, namun kematian itu membawa-Nya memasuki kebangkitan. Dalam
kebangkitan Dia tidak lagi berada dalam daging, sebaliknya Dia sekarang adalah
Roh yang ajaib. Memang dahulu di dalam daging-Nya, kita, manusia lama diakhiri,
tetapi kini di dalam Roh yang ajaib, kita telah diciptakan menjadi satu manusia
baru. Ketika manusia lama dan sifat lama kita tersalib, peraturan-peraturan
yang berkaitan dengan sifat kita yang jatuh pun tersingkirkan. Lalu di dalam
kebangkitan Kristus dan di dalam Roh-Nya yang ajaib, kita diciptakan menjadi
satu manusia baru. Memang nampaknya tidak masuk akal kalau kita mengatakan
bahwa kita telah disalibkan sebelum kita dilahirkan. Tetapi itu adalah fakta
yang ajaib, yakni kita telah diakhiri dalam daging Kristus di atas salib. Lagi
pula, sebelum kita dilahirkan, kita juga telah diciptakan di dalam Roh yang
ajaib menjadi satu manusia baru.
Ungkapan
“di dalam diri-Nya” sangat bermakna. Ungkapan ini menunjukkan bahwa Kristus
bukan hanya sebagai Pencipta satu manusia baru, gereja, tetapi juga sebagai
ruang lingkup dan sarana yang dengannya satu manusia baru ini diciptakan.
Dialah unsur manusia baru. Setelah kita diakhiri, di dalam-Nya kita menerima
esens baru. Kristus sendirilah yang menjadi unsur baru kita. Tiada suatu pun
perkara yang berasal dari manusia lama kita yang berguna bagi penciptaan
manusia baru, sebab esens kita yang dahulu itu berdosa. Tetapi di dalam-Nya
terdapat esens ajaib, di situlah diciptakan satu manusia baru.
Kristus
telah menciptakan satu manusia baru — gereja, dengan jalan menggarapkan sifat
Allah ke dalam sifat manusia. Pekerjaan ilahi ini adalah yang baru. Dalam
ciptaan lama Allah tidak menggarapkan sifat-Nya ke dalam makhluk ciptaan-Nya
yang mana pun, bahkan ke dalam manusia pun tidak. Tetapi dalam penciptaan
manusia baru, sifat Allah telah digarapkan ke dalam manusia untuk membuat sifat
ilahi-Nya menjadi satu satuan dengan sifat insani.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku
1, Berita 24
No comments:
Post a Comment