Pembacaan Alkitab: Ef. 3:8, 16, 18-19
Dalam Efesus 3 Rasul Paulus mempunyai visi
yang sangat tinggi. Dalam pasal ini ia memakai ungkapan “kekayaan Kristus
yang tidak terduga” (ayat 8). Apa yang Paulus nampak tentang hal ini jauh melampaui
pengertian kita. Bahkan Paulus sendiri tidak mempunyai perkataan yang cukup
untuk mengungkapkannya. Akhirnya, ia hanya dapat mengatakan “betapa lebarnya
dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya” (ayat 18). Dimensi-dimensi ini
adalah dimensi Kristus, yang sesungguhnya adalah dimensi alam semesta. Ketika
ia dikurung dan dibelenggu dalam penjara, Paulus beroleh satu visi tentang
dimensi universal Kristus. Walaupun Anda boleh menganggap diri sendiri seorang
saudara atau saudari yang kecil, namun Anda juga bisa nampak sesuatu bagi
gereja, asalkan Anda mau menjadi seorang tawanan di dalam Kristus.
Penyelenggaraan (kepengurusan rumah tangga)
anugerah ialah menyalurkan kekayaan Kristus. Menurut konteks pasal 3, anugerah
mengacu kepada kekayaan Kristus. Ketika kekayaan Kristus Anda nikmati, kekayaan
itu akan menjadi anugerah. Ministri Paulus ialah menyalurkan kekayaan Kristus
sebagai anugerah kepada kaum beriman. Para pramugari di pesawat udara membagikan
makanan kepada para penumpang, mereka tidak membagikan informasi tentang
cara-cara memasak. Demikian pula, Paulus menyalurkan kekayaan Kristus kepada
kaum saleh. Inilah yang sedang kita lakukan dalam ministri kita pada hari ini.
Kepengurusan rumah tangga ini adalah
menurut ekonomi Allah. Bagi Allah ini adalah ekonomi, bagi kita ini adalah
kepengurusan rumah tangga. Seluruh kaum saleh, tidak peduli kelihatannya betapa
tidak berartinya mereka, namun menurut ekonomi Allah, mereka memiliki bagian
dalam kepengurusan rumah tangga. Ini berarti setiap orang kudus dapat
menginfuskan Kristus ke dalam orang lain. Bahkan seorang saudari muda yang
masih di SLTA juga dapat menyalurkan Kristus ke dalam teman sekolahnya.
Penyaluran Kristus ke dalam diri orang lain ini adalah kepengurusan rumah
tangga menurut ekonomi Allah.
Kepengurusan rumah tangga dari anugerah ini
ialah penyaluran Allah. Kita telah nampak bahwa kehendak hati Allah ialah
menyalurkan kekayaan-Nya, yang sebenarnya adalah diri-Nya sendiri, ke dalam
umat pilihan-Nya. Setelah kekayaan ini disalurkan ke dalam kita, kita perlu
menerima beban untuk menyalurkannya ke dalam diri orang lain. Bagi Allah,
kekayaan ini ialah ekonomi-Nya; bagi kita, kekayaan ini ialah kepengurusan
rumah tangga. Ketika kekayaan ini kita salurkan ke dalam diri orang lain,
kekayaan ini adalah penyaluran Allah. Ketika ekonomi Allah mencapai kita,
ekonomi Allah menjadi kepengurusan rumah tangga kita. Ketika kita melaksanakan
kepengurusan rumah tangga ini melalui menyalurkan Kristus kepada orang lain,
ekonomi Allah menjadilah penyaluran Allah ke dalam mereka. Demikianlah, kita
memiliki ekonomi, kepengurusan rumah tangga, dan penyaluran.
No comments:
Post a Comment