Hitstat

20 December 2012

Efesus - Minggu 13 Kamis


Pembacaan Alkitab: Ef. 2:20-22


Dalam merenungkan gereja sebagai bangunan Allah, kita perlu menaruh perhatian khusus terhadap masalah dasar. Ayat 20 mengatakan, “Yang dibangun di atas da­sar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus se­bagai batu penjuru.” Banyak orang Kristen sulit mema­hami apakah dasar yang disebut dalam ayat ini. Satu Korintus 3:11 mengatakan, “Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain daripada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.” Kristus adalah satu-satunya dasar. Namun, yang dikatakan da­lam Efesus 2:20 adalah dasar para rasul dan para nabi. Hanya saja itu tidak berarti para rasul dan para nabi sendiri adalah dasar. Berbeda kontras dengan Wahyu 21, di sana dasarnya adalah para rasul, di sini dasarnya bu­kan para rasul dan para nabi sendiri. Sejak rahasia Kristus diwahyukan kepada para rasul (Ef. 3:5-6), wahyu yang mereka terima dianggap sebagai dasar yang di atasnya gereja dibangun. Ini sesuai dengan batu karang dalam Matius 16:18, yang bukan hanya menunjuk kepada Kristus, tetapi juga wahyu mengenai Kristus, yang di atasnya Kristus akan membangun gereja-Nya. Maka, da­sar para rasul dan para nabi adalah wahyu yang mereka terima tentang Kristus dan gereja untuk pembangunan gereja. Jadi gereja dibangun di atas wahyu ini. Itulah dasar dalam Efesus 2:20.

Dalam pemulihan Tuhan, di atas apa kita memba­ngun gereja? Mengatakan kita membangun di atas Kristus itu terlalu kabur dan tidak tegas. Kita perlu membangun gereja di atas wahyu yang diterima para rasul dan para nabi. Apa yang disebut “gereja-gereja” yang didirikan menurut kebangsaan itu bukan dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi. Beberapa kelompok yang mengaku “gereja” bahkan melarang masuknya suku-suku bangsa tertentu. Sudah tentu perhimpunan-perhimpunan itu bukan dibangun di atas dasar yang disebut dalam Efesus 2:20 tadi. Gereja Roma Katolik dan seluruh de­nominasi mengaku bahwa dasar mereka ialah Kristus. Tetapi tidak ada satu pun dari kelompok itu yang meng­umumkan bahwa dasar mereka adalah para rasul dan para nabi. Sebagai contoh: denominasi Presbiterian di­bangun di atas konsepsi presbyteri (sistem kepenatuaan). Tetapi para rasul dan para nabi tidak pernah menerima satu wahyu yang membenarkan sistem kepenatuaan boleh menjadi dasar gereja. Gereja Methodis dibangun di atas prinsip John Wesley, dan gereja Katolik dibangun di atas konsepsi hierarki. Jika wahyu yang diberikan kepada para rasul dan para nabi diterapkan di gereja Katolik, maka gereja Katolik akan runtuh. Gereja-gereja karisma­tik dibangun di atas dasar karunia-karunia dan pengalam­an karismatik tertentu. Berbeda kontras dengan semua yang disebut “gereja” tadi, kita dalam pemulihan Tuhan harus dapat menyatakan dengan tegas bahwa gereja-ge­reja dalam pemulihan dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi. Ini berarti gereja-gereja dalam pemulihan Tuhan dibangun menurut wahyu yang diterima para rasul dan para nabi. Dan Wahyu ini meliputi kaum beriman se­luruh suku bangsa dan kewarganegaraan, juga meliputi mereka yang berbahasa lidah dan yang tidak. Bila Anda mempunyai visi dasar gereja yang wajar ini, Anda akan nampak bahwa hanya gereja-gereja dalam pemulihan Tuhan yang dibangun di atas dasar yang tepat; lainnya, semuanya bukan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 2, Berita 27

No comments: