Pembacaan Alkitab: Ef. 2:20-22
Dalam merenungkan gereja sebagai bangunan
Allah, kita perlu menaruh perhatian khusus terhadap masalah dasar. Ayat 20
mengatakan, “Yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan
Kristus Yesus sebagai batu penjuru.” Banyak orang Kristen sulit memahami
apakah dasar yang disebut dalam ayat ini. Satu Korintus 3:11 mengatakan, “Karena
tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain daripada dasar yang
telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.” Kristus adalah satu-satunya dasar.
Namun, yang dikatakan dalam Efesus 2:20 adalah dasar para rasul dan para nabi.
Hanya saja itu tidak berarti para rasul dan para nabi sendiri adalah dasar.
Berbeda kontras dengan Wahyu 21, di sana dasarnya adalah para rasul, di sini
dasarnya bukan para rasul dan para nabi sendiri. Sejak rahasia Kristus
diwahyukan kepada para rasul (Ef. 3:5-6), wahyu yang mereka terima dianggap
sebagai dasar yang di atasnya gereja dibangun. Ini sesuai dengan batu karang
dalam Matius 16:18, yang bukan hanya menunjuk kepada Kristus, tetapi juga wahyu
mengenai Kristus, yang di atasnya Kristus akan membangun gereja-Nya. Maka, dasar
para rasul dan para nabi adalah wahyu yang mereka terima tentang Kristus dan
gereja untuk pembangunan gereja. Jadi gereja dibangun di atas wahyu ini. Itulah
dasar dalam Efesus 2:20.
Dalam pemulihan Tuhan, di atas apa kita
membangun gereja? Mengatakan kita membangun di atas Kristus itu terlalu kabur
dan tidak tegas. Kita perlu membangun gereja di atas wahyu yang diterima para
rasul dan para nabi. Apa yang disebut “gereja-gereja” yang didirikan menurut
kebangsaan itu bukan dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi. Beberapa
kelompok yang mengaku “gereja” bahkan melarang masuknya suku-suku bangsa
tertentu. Sudah tentu perhimpunan-perhimpunan itu bukan dibangun di atas dasar
yang disebut dalam Efesus 2:20 tadi. Gereja Roma Katolik dan seluruh denominasi
mengaku bahwa dasar mereka ialah Kristus. Tetapi tidak ada satu pun dari
kelompok itu yang mengumumkan bahwa dasar mereka adalah para rasul dan para
nabi. Sebagai contoh: denominasi Presbiterian dibangun di atas konsepsi presbyteri
(sistem kepenatuaan). Tetapi para rasul dan para nabi tidak pernah menerima
satu wahyu yang membenarkan sistem kepenatuaan boleh menjadi dasar gereja.
Gereja Methodis dibangun di atas prinsip John Wesley, dan gereja Katolik
dibangun di atas konsepsi hierarki. Jika wahyu yang diberikan kepada para rasul
dan para nabi diterapkan di gereja Katolik, maka gereja Katolik akan runtuh.
Gereja-gereja karismatik dibangun di atas dasar karunia-karunia dan pengalaman
karismatik tertentu. Berbeda kontras dengan semua yang disebut “gereja” tadi,
kita dalam pemulihan Tuhan harus dapat menyatakan dengan tegas bahwa gereja-gereja
dalam pemulihan dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi. Ini berarti
gereja-gereja dalam pemulihan Tuhan dibangun menurut wahyu yang diterima para
rasul dan para nabi. Dan Wahyu ini meliputi kaum beriman seluruh suku bangsa
dan kewarganegaraan, juga meliputi mereka yang berbahasa lidah dan yang tidak.
Bila Anda mempunyai visi dasar gereja yang wajar ini, Anda akan nampak bahwa
hanya gereja-gereja dalam pemulihan Tuhan yang dibangun di atas dasar yang
tepat; lainnya, semuanya bukan.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 2,
Berita 27
No comments:
Post a Comment