Pembacaan Alkitab: Kol. 3:1-11
Manusia baru berasal dari Kristus. Itulah
Tubuh-Nya yang diciptakan di dalam Dia di atas salib (2:15-16). Ini bukan
bersifat individual, tetapi korporat (Kol. 3:10-11). Fakta bahwa manusia baru
diciptakan dari dua kelompok orang membuktikan bahwa manusia baru itu bersifat
korporat. Selain itu, Kolose 3:10-11 menyatakan bahwa manusia baru tersusun
dari banyak orang. Dalam manusia baru yang korporat ini tidak ada lagi orang
Yunani atau Yahudi, tidak ada budak atau orang merdeka, tidak ada lagi orang
Barbar atau orang Skit, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala
sesuatu. Dalam Kolose 3:11 perkataan “semua” mengacu kepada orang banyak. Hal
ini berarti bahwa dalam manusia baru Kristus adalah semua orang dan di dalam
semua orang. Karena itu, dalam manusia baru yang korporat Kristus adalah semua
dan di dalam segala sesuatu.
Ayat 24 mengatakan bahwa manusia baru
diciptakan menurut kehendak Allah. Manusia lama secara lahiriah diciptakan
menurut gambar Allah, tetapi tanpa hayat dan sifat Allah (Kej. 1:26-27),
sedangkan manusia baru secara batiniah diciptakan menurut Allah sendiri,
memiliki hayat dan sifat Alah (Kol. 3:10).
Selain itu, manusia baru diciptakan dalam
kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya (realitas itu. Tl.).
Kebenaran berarti benar terhadap Allah dan terhadap manusia sesuai dengan jalan
kebenaran Allah, sedangkan kekudusan adalah ibadah dan kesalehan di hadapan
Allah. Kebenaran terutama ditujukan terhadap manusia, dan kekudusan terutama
ditujukan terhadap Allah. Kebenaran mengacu kepada tindakan lahiriah, sedangkan
kekudusan mengacu kepada sifat batiniah. Secara luaran segala sesuatu yang
berhubungan dengan manusia baru adalah benar; dan secara batiniah segala
sesuatu yang berhubungan dengan manusia baru adalah kudus.
Kebenaran dan kekudusan manusia baru
berasal dari realitas itu. Kata “itu” dalam ayat 24 bersifat menekankan.
Seperti si penyesat itu dalam ayat 22 yang berhubungan dengan manusia lama,
adalah personifikasi Iblis, maka realitas di sini, yang berhubungan dengan
manusia baru, adalah personifikasi Allah. Realitas ini dinyatakan dalam hayat
Yesus, yang disebutkan dalam ayat 21. Dalam hayat Yesus kebenaran dan kekudusan
realitas terus-menerus diwujudkan. Di dalam kebenaran dan kekudusan kebenaran
ini, yang adalah perwujudan dan ekspresi Allah, manusia baru ini diciptakan.
Agar kita dapat mempelajari Kristus, Paulus
memperlihatkan suatu gambaran yang kontras antara manusia lama dengan manusia
baru, antara Iblis dengan Allah, dan antara hawa nafsu, di satu pihak, dengan
kebenaran dan kekudusan di pihak lain. Kita telah menerima ajaran bahwa kita
telah menanggalkan manusia lama dan telah mengenakan manusia baru. Ini berarti
kita telah menanggalkan hawa nafsu dan dusta Iblis dan mengenakan kebenaran dan
kekudusan Allah. Allah adalah kebenaran, dan kebenaran ini tertampak dalam
kehidupan Yesus di bumi. Kehidupan insani Yesus sesuai dengan realitas, yaitu,
sesuai dengan Allah sendiri, penuh kebenaran dan kekudusan. Puji Tuhan kita
telah mempelajari Kristus menurut realitas yang nyata dalam Yesus!
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 2, Berita
47
No comments:
Post a Comment