Pembacaan Alkitab: Yoh. 1:16; 4:10
Sekarang kita melihat masalah realitas
(kebenaran). Berhubung pikiran kita mungkin dikuasai oleh konsepsi alamiah,
maka kita mungkin merasa sulit untuk memahami maknanya yang sesuai dengan
Perjanjian Baru. Banyak yang menyangka realitas (kebenaran) hanya suatu doktrin
belaka. Bila mereka melihat istilah “kebenaran” dalam Alkitab, otomatis mereka
menafsirkannya sebagai doktrin. Namun dalam Perjanjian Baru, realitas
(kebenaran) tidak ditujukan kepada doktrin. Jika Anda ingin membuktikan hal
ini, cobalah Anda mengganti ayat-ayat yang mengatakan “kebenaran” itu dengan
“doktrin”. Yohanes 1:14 tentu mengatakan bahwa Firman telah menjadi daging,
penuh dengan anugerah dan doktrin; Yohanes 1:17 mengatakan bahwa anugerah dan
doktrin datang oleh Yesus Kristus; dan Yohanes 14:6 mengatakan, Tuhan adalah
jalan, doktrin, dan hayat. Alangkah menggelikan! Tidak masuk akal pula kalau
mengatakan kita telah mempelajari Kristus menurut doktrin yang nyata di dalam
Yesus. Namun demikian, dalam konsepsi kebanyakan orang Kristen, arti kebenaran
tak lebih daripada doktrin. Ada lagi yang menganggap kebenaran berarti
ketulusan. Menurut pengertian itu, berbicara dalam kebenaran dianggap berbicara
secara tulus.
Jika kita ingin mengetahui makna realitas
(kebenaran) dalam Perjanjian Baru, kita harus mengesampingkan
definisi-definisi itu. Realitas (kebenaran) ialah Allah yang diwahyukan. Alangkah
jauh bedanya hal ini dengan mengatakan realitas (kebenaran) itu doktrin atau
ketulusan! Berhubung anugerah dan realitas berasal dari Yesus Kristus, maka
pada prinsipnya keduanya itu tentu adalah sesuatu dari diri Allah sendiri.
Yesus ialah Allah yang datang kepada kita. Ketika Allah datang kepada kita, Ia
tidak datang sebagai doktrin atau ketulusan. Ketika Ia datang, setiap perkara
yang berkaitan dengan-Nya turut datang. Allah datang kepada kita untuk kita
nikmati. Itulah anugerah. Allah juga datang untuk mewahyukan diri-Nya sendiri
kepada kita. Itulah realitas. Dengan kata lain, ketika kita menikmati Allah, Ia
adalah anugerah, tetapi ketika Allah diwahyukan kepada kita, Ia adalah
realitas. Karena itu, realitas tidak lain ialah Allah yang diwahyukan kepada
kita.
Menurut keempat kitab Injil, semua orang
yang berkontak dengan Tuhan Yesus secara positif, telah menerima anugerah dan
nampak realitas. Anugerah yang mereka terima ialah Allah itu sendiri, dan
realitas yang mereka nampak ialah Allah juga. Karena itu, Yohanes memberi tahu
kita bahwa dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima anugerah demi anugerah
(Yoh. 1:16). Dari Dia kita telah menerima kekayaan dari apa adanya Allah.
Inilah Allah yang telah diterima, dialami, dan dinikmati. Inilah anugerah.
Seiring dengan ini, Allah lalu dilihat dan dikenal oleh kita. Inilah realitas.
Kehidupan gereja adalah hasil dari
datangnya Allah kepada kita sebagai anugerah dan realitas, dan perginya kita
kepada Allah untuk menemui-Nya sebagai kasih dan terang. Melalui lalu lintas
demikian muncullah ketujuh kaki pelita dalam Kitab Wahyu. Terakhir, lalu lintas
surgawi ini akan menghasilkan Yerusalem Baru sebagai kesaksian Allah yang
kekal. Baik kaki pelita maupun Yerusalem Baru, keduanya berasal dari lalu
lintas antara Allah dengan kita dan antara kita dengan Allah. Dalam lalu lintas
ini Allah datang kepada kita menjadi anugerah dan realitas kita, dan kita pergi
kepada Allah untuk mengalami-Nya sebagai kasih dan terang kita.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 2, Berita
49
No comments:
Post a Comment