Pembacaan Alkitab: Ef. 5:20-23
Ayat 20 meneruskan, “Ucaplah syukur
senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah
dan Bapa kita.” Kita seharusnya mengucapkan syukur kepada Allah Bapa bukan
hanya pada saat-saat yang baik, tetapi juga senantiasa, dan bukan hanya untuk
hal-hal yang baik, tetapi juga untuk segala hal. Bahkan pada saat yang buruk
kita seharusnya mengucap syukur kepada Allah Bapa kita untuk hal-hal yang
buruk.
Ayat ini menyuruh kita bersyukur dalam nama
Tuhan kita Yesus Kristus. Realitas dari nama Tuhan adalah persona-Nya. Berada
dalam nama Tuhan berarti di dalam persona-Nya, dalam diri-Nya sendiri. Ini
menyiratkan bahwa kita seharusnya menjadi satu dengan Tuhan dalam mengucap
syukur kepada Allah.
Dalam ayat 21 Paulus mengatakan, “Dan
rendahkanlah (tundukkanlah) dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan
Kristus.” Saling tunduk seorang kepada yang lain juga merupakan jalan untuk
dipenuhi dalam roh dengan Tuhan, dan adalah luapan karena dipenuhi. Ketundukan
kita seharusnya seorang kepada yang lain, yang lebih muda kepada yang lebih
tua, juga yang lebih tua kepada yang lebih muda (1 Ptr. 5:5).
Menurut konteks ayat-ayat berikutnya,
berada dalam takut akan Kristus adalah takut menyalahi Dia sebagai Sang Kepala.
Ini berhubungan dengan jabatan-Nya sebagai Kepala (ayat 23) dan melibatkan
ketundukan kita se-orang kepada yang lain. Kristus adalah Kepala Tubuh. Jika
kita memperlakukan anggota Tubuh dengan tidak benar, berarti kita bersalah
terhadap Kepala Tubuh. Kita perlu memelihara hubungan dengan anggota Tubuh
dalam rasa takut terhadap Kepala.
Kehidupan berkata-kata, bernyanyi,
bermazmur, dan bersyukur adalah kehidupan yang tunduk. Bila kita berkata, bernyanyi,
bermazmur, dan bersyukur dalam nama Tuhan Yesus Kristus, kita akan rela
menundukkan diri kita seorang kepada yang lain. Kita semua tunduk kepada
Kristus Sang Kepala, juga kepada Tubuh. Namun kepatuhan kita berasal dari
berkata-kata, bernyanyi, bermazmur, dan bersyukur, yang berasal dari
dipenuhinya kita dalam batin. Ketika kita dipenuhi dalam roh kita, kita akan
bernyanyi, bermazmur, berkata-kata, dan bersyukur. Dengan spontan, kita pun
akan tunduk. Tetapi, bila kita tidak dipenuhi, tidak akan ada berkata-kata,
bernyanyi, bermazmur, atau bersyukur kepada Allah, dan tidak ada pula kepatuhan
itu. Umat gereja yang wajar adalah mereka yang tunduk atau patuh oleh
berkatakata, bernyanyi, bermazmur, dan bersyukur kepada Allah dari dalam insan
batiniah. Mereka hidup demi dipenuhi dalam roh dengan segala kekayaan Kristus,
hingga menjadi kepenuhan Allah.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 2, Berita
51
No comments:
Post a Comment