Pembacaan
Alkitab: Ef. 5:25-27
Walau Kristus itu Allah, tetapi Ia bukan
hanya Allah saja. Kalau Ia hanya Allah saja, Ia tidak dapat menjadi Kristus.
Untuk menjadi Kristus, Ia harus berinkarnasi. Melalui inkarnasi, Kristus
menjadi seorang manusia yang memiliki daging, darah, dan tulang. Alangkah
ajaibnya! Allah telah mengenakan sifat insani! Allah kita bukan Allah saja,
dalam Kristus Ia telah menjadi seorang manusia-Allah.
Dalam daging itulah Tuhan memberikan
diri-Nya kepada kita. Jika Ia tidak menyerahkan diri-Nya sebagai manusia dalam
daging, tiadalah jalan bagi kita untuk memperoleh Dia. Kita bukan roh, kita
adalah daging. Malaikat itu roh. Allah tidak menghendaki kita menjadi roh
seperti malaikat. Allah tidak memperhatikan malaikat, melainkan manusia yang
berdaging. Tidak ada suatu pun yang lebih menyenangkan Allah selain manusia
yang berdaging. Adakalanya kita menyesal karena kita berdaging. Akan tetapi,
kalau kita melihat diri kita dari pandangan Allah, kita akan memahami bahwa
pada daging terdapat aspek yang positif. Menurut Ibrani 2, Kristus tidak
mengenakan sifat malaikat, melainkan mengenakan darah dan daging. Lagi pula,
Yohanes 1 mengatakan bahwa Firman yang adalah Allah dan bersama-sama dengan
Allah itu telah menjadi daging (ayat 14 Tl.). Besarlah rahasia ibadah ini,
Allah telah dinyatakan dalam daging (1 Taw. 3:16). Allah tidak dapat dinyatakan
dalam malaikat, Ia hanya dapat dinyatakan dalam daging. Bagian malaikat ialah
melihat penyataan Allah di dalam daging.
Firman telah menjadi daging dan Allah
dinyatakan dalam daging. Ya, kita memang harus menghukum daging yang berdosa,
tetapi daging pun memiliki aspek positif. Kita bukan roh seperti malaikat, kita
adalah daging! Kristus kita tidak menjadi roh malaikat, melainkan menjadi
daging. Kristus yang menyerahkan diri-Nya bagi kita adalah Allah yang
berinkarnasi.
Kalau Allah tidak mengenakan sifat insani, mustahillah kita
menerima Dia ke dalam kita. Kristus yang kita terima sebagai persona kita ialah
manusia-Allah. Kita tidak mungkin langsung menerima Allah. Tetapi setelah Allah
menjadi manusia-Allah, barulah kita dapat menerima Dia ke dalam diri kita
menjadi hayat dan persona kita.
Kristus yang kita terima dan yang kita peroleh bukanlah seorang
malaikat atau sejenis makhluk surga, melainkan seorang manusia-Allah. Ia adalah
seorang manusia yang memiliki daging, sehingga Ia dapat menyerahkan diri-Nya
bagi kita. Tidak hanya demikian, sebagai seorang manusia barulah Ia dapat masuk
ke dalam situasi kita dan memenuhi kebutuhan kita. Ia telah mengenakan sifat
insani agar menjadi serupa dengan kita. Sekarang Ia hidup di dalam kita sebagai
hayat kita dan persona kita, untuk menyatakan diri-Nya dari dalam kita. Ketika
seorang saudari menerima Kristus sebagai personanya untuk mematuhi suaminya,
maka kepatuhannya itu menjadi begitu mulia, penuh dengan realitas Kristus yang
diperhidupkan dari dalamnya. Demikian pula, ketika seorang saudara menerima
Kristus sebagai personanya untuk mengasihi istrinya, Kristus akan terekspresi
dalam kasihnya itu. Manifestasi Kristus yang demikian adalah mungkin, karena
sebagai manusia-Allah, Ia telah menyerahkan diri-Nya bagi kita.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 3, Berita 55
No comments:
Post a Comment