Hitstat

06 March 2013

Efesus - Minggu 24 Rabu


Pembacaan Alkitab: Ef. 4:20-32


Ayat 28 menyambung, “Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.” Bahkan di dalam kitab tentang wahyu yang demikian tinggi, rasul masih menyinggung hal-hal praktis dan rendah, seperti mencuri dan amarah. Pencurian terutama disebabkan oleh kemalasan dan keserakahan. Karena itu, rasul menyuruh orang yang mencuri untuk bekerja keras, dan bukan bermalas-malasan, dan membagikan apa yang didapatnya kepada orang lain, dan bukannya serakah.

Ayat 29 mengatakan, “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh anugerah.” Kata kotor di sini dalam bahasa Yunani berarti sesuatu yang beracun, busuk, atau tidak berharga. Perkataan kita tidak seharusnya mencemarkan orang lain, tetapi harus membangun mereka. Gereja dan setiap anggotanya perlu terbangun dengan wajar. Pembangunan ini pertama-tama digenapkan oleh perkataan kita. Apa yang keluar dari mulut kita seharusnya berguna bagi pembangunan gereja dan semua orang kudus.

Dalam ayat 30 Paulus berkata, “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.” Kata “Dan” pada permulaan ayat ini menandakan bahwa inilah satu perkara yang penting dan menentukan yang diperlukan sebagai tambahan dari segala perkara yang tercantum dalam ayat 25-29, yaitu jangan kita mendukakan Roh Kudus Allah. Mendukakan Roh Kudus berarti membuat Dia tidak senang. Roh Kudus tinggal di dalam kita selamanya (Yoh. 14:16-17), tidak pernah meninggalkan kita. Karena itu, dia berduka ketika kita tidak hidup menurut-Nya (Rm. 8:4), yaitu ketika kita tidak hidup menurut prinsip realitas dengan anugerah dalam rincian hidup kita sehari-hari. Jika dalam perilaku sehari-hari kita bisa menurut prinsip realitas dan anugerah, kita tidak akan mendukakan Roh Kudus Allah. Akan tetapi, jika kita tidak hidup secara demikian, Roh yang ada di batin kita akan merasa berduka.

Terakhir, ayat 32 mengatakan, “Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” Hanya kenikmatan atas Kristus sebagai suplai hayat kita dan sebagai sukacita kita yang dapat membuat hati kita ramah. Jika kita ramah, kita akan dapat mengampuni orang lain. Dalam hidup sehari-hari kita, kita perlu mengampuni orang lain dan minta diampuni orang lain. Ini perlu, sebab kita mudah tersinggung dan kita pun mudah menyinggung orang lain. Bila kita telah menyinggung orang lain, kita harus minta pengampunan, tetapi bila kita disinggung, kita perlu mengampuni orang lain; sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 2, Berita 48

No comments: