Pembacaan Alkitab: Ef. 5:28-31
Ayat 29 meneruskan, “Sebab tidak pernah
orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi memelihara dan merawatnya, sama seperti
Kristus terhadap jemaat.” Kita menyatakan kasih kepada tubuh kita melalui
memelihara dan merawatnya. Merawat berarti memberi makan. Mengenai perawatan
jasmani, istrilah yang merawat suami. Kalau seorang suami memasak bagi
istrinya, keadaan itu agaknya kurang normal. Tetapi ditinjau dari segi rohani,
se-orang suamilah yang harus merawat istrinya. Sama seperti kita makan adalah
untuk tubuh kita, demikianlah suami pun harus menerima sesuatu dari Tuhan untuk
istri mereka. Dengan berbuat demikian berarti suami menganggap istrinya sebagai
bagian dari tubuhnya. Seorang suami harus merawat istrinya, memperhatikan
keperluannya, sama seperti ia memperhatikan keperluan tubuhnya. Inilah makna
merawat dalam ayat 29.
Ayat 31 mengatakan, “Sebab itu,
laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya,
sehingga keduanya itu menjadi satu daging.” Kristus dan gereja menjadi satu
roh (1 Kor. 6:17), seperti yang dilambangkan oleh suami dan istri yang menjadi
satu daging, inilah rahasia yang besar.
Untuk menempuh kehidupan pernikahan yang
wajar, seorang laki-laki harus meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan
istrinya menjadi satu daging. Seorang laki-laki dan seorang perempuan menikah
untuk kehidupan pernikahan mereka sendiri, bukan untuk kehidupan keluarga orang
tua mereka. Maka orang tua istri atau suami tidak boleh mencampuri pernikahan
mereka. Sepasang suami istri hidup bersama orang tua pihak mana pun mutlak
bertentangan dengan prinsip Alkitab. Pengaturan yang demikian akan merusak
kehidupan pernikahan. Menurut prinsip Alkitab, seorang laki-laki harus
meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya. Prinsip ini
tentunya juga berlaku bagi pihak istri. Saya tahu ada beberapa gadis yang
bertunangan dengan syarat setelah menikah, keduanya tinggal bersama orang tua
sang istri. Itu keliru. Bila suami dan istri meninggalkan orang tua mereka
masing-masing, barulah mereka memiliki kehidupan pernikahan yang wajar. Ini
adalah ajaran dalam firman Allah.
Terakhir, dalam ayat 28 Paulus mengatakan
bahwa suami harus mengasihi istrinya seperti mengasihi dirinya sendiri. Ia pun
berkata, “Siapa yang mengasihi istrinya mengasihi dirinya sendiri.”
Butir yang sama ini ditekankan lagi dalam ayat 33. Ini menunjukkan kedalaman
kasih yang harus dimiliki seorang suami terhadap istrinya.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 3,
Berita 52
No comments:
Post a Comment