Hitstat

20 March 2013

Efesus - Minggu 26 Rabu


Pembacaan Alkitab: Ef. 5:28-31


Ayat 29 meneruskan, “Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi memelihara dan merawatnya, sama seperti Kristus terhadap jemaat.” Kita menyatakan kasih kepada tubuh kita melalui memelihara dan merawatnya. Merawat berarti memberi makan. Mengenai perawatan jasmani, istrilah yang merawat suami. Kalau seorang suami memasak bagi istrinya, keadaan itu agaknya kurang normal. Tetapi ditinjau dari segi rohani, se-orang suamilah yang harus merawat istrinya. Sama seperti kita makan adalah untuk tubuh kita, demikianlah suami pun harus menerima sesuatu dari Tuhan untuk istri mereka. Dengan berbuat demikian berarti suami menganggap istrinya sebagai bagian dari tubuhnya. Seorang suami harus merawat istrinya, memperhatikan keperluannya, sama seperti ia memperhatikan keperluan tubuhnya. Inilah makna merawat dalam ayat 29.

Ayat 31 mengatakan, “Sebab itu, laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.” Kristus dan gereja menjadi satu roh (1 Kor. 6:17), seperti yang dilambangkan oleh suami dan istri yang menjadi satu daging, inilah rahasia yang besar.

Untuk menempuh kehidupan pernikahan yang wajar, seorang laki-laki harus meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya menjadi satu daging. Seorang laki-laki dan seorang perempuan menikah untuk kehidupan pernikahan mereka sendiri, bukan untuk kehidupan keluarga orang tua mereka. Maka orang tua istri atau suami tidak boleh mencampuri pernikahan mereka. Sepasang suami istri hidup bersama orang tua pihak mana pun mutlak bertentangan dengan prinsip Alkitab. Pengaturan yang demikian akan merusak kehidupan pernikahan. Menurut prinsip Alkitab, seorang laki-laki harus meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya. Prinsip ini tentunya juga berlaku bagi pihak istri. Saya tahu ada beberapa gadis yang bertunangan dengan syarat setelah menikah, keduanya tinggal bersama orang tua sang istri. Itu keliru. Bila suami dan istri meninggalkan orang tua mereka masing-masing, barulah mereka memiliki kehidupan pernikahan yang wajar. Ini adalah ajaran dalam firman Allah.

Terakhir, dalam ayat 28 Paulus mengatakan bahwa suami harus mengasihi istrinya seperti mengasihi dirinya sendiri. Ia pun berkata, “Siapa yang mengasihi istrinya mengasihi dirinya sendiri.” Butir yang sama ini ditekankan lagi dalam ayat 33. Ini menunjukkan kedalaman kasih yang harus dimiliki seorang suami terhadap istrinya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 3, Berita 52

No comments: