Hitstat

19 March 2013

Efesus - Minggu 26 Selasa


Pembacaan Alkitab: Ef. 5:22-28; 1 Ptr. 3:6


Menurut perkataan Paulus dalam ayat 22, para istri harus tunduk kepada suami mereka sendiri “seperti kepada Tuhan”. Para istri harus menyadari bahwa dalam pandangan Tuhan suami mewakili Tuhan. Alasan istri harus tunduk kepada suami mereka ialah sebab dalam kehidupan pernikahan, sang suami seperti Tuhan. Situasi kehidupan pernikahan hari ini sangat menyedihkan, penuh dengan ketidakpatuhan dan pemberontakan. Namun demikian, sebagaimana Kristus adalah Kepala gereja dan Juruselamat Tubuh, maka istri harus tunduk kepada suami mereka sendiri seperti kepada Tuhan.

Para istri juga harus menerima suami mereka sebagai kepala. Ayat 23 menerangkan, “Karena suami adalah kepala istri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.” Selaku kepala istri, seorang suami melambangkan Kristus sebagai Kepala gereja. Kristus bukan hanya Kepala gereja, tetapi juga Juruselamat Tubuh. Kepala adalah perkara kekuasaan, sedangkan Juruselamat adalah perkara kasih. Kita harus tunduk kepada-Nya sebagai Kepala kita, dan mengasihi-Nya sebagai Juruselamat kita. Dalam hubungan antara suami dengan istri pun harus demikian.

Dalam ayat 24 Paulus selanjutnya mengatakan, “Karena itu, sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah istri kepada suami dalam segala sesuatu.” Maksud ayat ini adalah: Walaupun para suami bukanlah Juruselamat istri-istri mereka sebagaimana Kristus adalah Juruselamat gereja, para istri tetap perlu tunduk kepada suami mereka sebagaimana gereja tunduk kepada Kristus. Taat berbeda dengan tunduk. Pada ketaatan, penekanannya adalah pada sikap memenuhi permintaan; sedangkan pada sikap tunduk, penekanannya adalah pada mengambil sikap atau kedudukan sebagai bawahan. Dalam perkara dosa, perkara-perkara yang berlawanan dengan Allah dan Tuhan, para istri tidak seharusnya menaati suami mereka. Namun, mereka harus tetap tunduk kepada suami mereka.

Ayat 25 mengatakan, “Hai suami, kasihilah istrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya.” Kasih suami bagi istrinya haruslah seperti kasih Kristus bagi gereja, dia harus rela membayar harga, bahkan mati bagi istrinya.

Permintaan terhadap suami jauh lebih berat daripada istri. Tunduk kepada seseorang tidak sesukar menyerahkan diri kepada seseorang. Menyerahkan diri berarti menjadi sahid, yakni mengorbankan hayat Anda. Suami harus mengasihi istrinya dengan harga sebesar diri mereka sendiri. Mereka harus sudi membayar harga yang tinggi, bahkan mati bagi istri mereka.

Ayat 28 mengatakan, “Demikian juga suami harus mengasihi istrinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi istrinya mengasihi dirinya sendiri.” Da-lam ayat ini Paulus dua kali mengatakan suami harus mengasihi istri mereka. Seperti telah kita tunjukkan, ini menunjukkan bahwa seorang suami harus mengasihi istrinya tanpa membandingkannya dengan orang lain.

Dalam ayat ini Paulus menasihati suami untuk mengasihi istri mereka sama seperti tubuhnya sendiri. Setiap orang mengasihi tubuhnya sendiri. Seorang suami harus menganggap istrinya sebagai bagian dari tubuhnya dan memperhatikannya seperti tubuhnya sendiri.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 3, Berita 52

No comments: