Pembacaan Alkitab: Ef. 5:22-28; 1 Ptr. 3:6
Menurut perkataan Paulus dalam ayat 22,
para istri harus tunduk kepada suami mereka sendiri “seperti kepada Tuhan”.
Para istri harus menyadari bahwa dalam pandangan Tuhan suami mewakili Tuhan.
Alasan istri harus tunduk kepada suami mereka ialah sebab dalam kehidupan
pernikahan, sang suami seperti Tuhan. Situasi kehidupan pernikahan hari ini
sangat menyedihkan, penuh dengan ketidakpatuhan dan pemberontakan. Namun
demikian, sebagaimana Kristus adalah Kepala gereja dan Juruselamat Tubuh, maka
istri harus tunduk kepada suami mereka sendiri seperti kepada Tuhan.
Para istri juga harus menerima suami mereka
sebagai kepala. Ayat 23 menerangkan, “Karena suami adalah kepala istri sama
seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.”
Selaku kepala istri, seorang suami melambangkan Kristus sebagai Kepala gereja.
Kristus bukan hanya Kepala gereja, tetapi juga Juruselamat Tubuh. Kepala adalah
perkara kekuasaan, sedangkan Juruselamat adalah perkara kasih. Kita harus
tunduk kepada-Nya sebagai Kepala kita, dan mengasihi-Nya sebagai Juruselamat
kita. Dalam hubungan antara suami dengan istri pun harus demikian.
Dalam ayat 24 Paulus selanjutnya
mengatakan, “Karena itu, sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian
jugalah istri kepada suami dalam segala sesuatu.” Maksud ayat ini adalah:
Walaupun para suami bukanlah Juruselamat istri-istri mereka sebagaimana Kristus
adalah Juruselamat gereja, para istri tetap perlu tunduk kepada suami mereka
sebagaimana gereja tunduk kepada Kristus. Taat berbeda dengan tunduk. Pada
ketaatan, penekanannya adalah pada sikap memenuhi permintaan; sedangkan pada
sikap tunduk, penekanannya adalah pada mengambil sikap atau kedudukan sebagai
bawahan. Dalam perkara dosa, perkara-perkara yang berlawanan dengan Allah dan
Tuhan, para istri tidak seharusnya menaati suami mereka. Namun, mereka harus
tetap tunduk kepada suami mereka.
Ayat 25 mengatakan, “Hai suami,
kasihilah istrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah
menyerahkan diri-Nya baginya.” Kasih suami bagi istrinya haruslah seperti
kasih Kristus bagi gereja, dia harus rela membayar harga, bahkan mati bagi
istrinya.
Permintaan terhadap suami jauh lebih berat
daripada istri. Tunduk kepada seseorang tidak sesukar menyerahkan diri kepada
seseorang. Menyerahkan diri berarti menjadi sahid, yakni mengorbankan hayat
Anda. Suami harus mengasihi istrinya dengan harga sebesar diri mereka sendiri.
Mereka harus sudi membayar harga yang tinggi, bahkan mati bagi istri mereka.
Ayat 28 mengatakan, “Demikian juga suami
harus mengasihi istrinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi
istrinya mengasihi dirinya sendiri.” Da-lam ayat ini Paulus dua kali
mengatakan suami harus mengasihi istri mereka. Seperti telah kita tunjukkan,
ini menunjukkan bahwa seorang suami harus mengasihi istrinya tanpa
membandingkannya dengan orang lain.
Dalam ayat ini Paulus menasihati suami
untuk mengasihi istri mereka sama seperti tubuhnya sendiri. Setiap orang
mengasihi tubuhnya sendiri. Seorang suami harus menganggap istrinya sebagai
bagian dari tubuhnya dan memperhatikannya seperti tubuhnya sendiri.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 3,
Berita 52
No comments:
Post a Comment