Pembacaan
Alkitab: Ef. 5:25-27
Menurut ayat 26 Kristus menyerahkan
diri-Nya bagi gereja untuk “Menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan
memandikannya dengan air dalam firman” (Tl.). Setelah Tuhan Yesus
menyerahkan diri-Nya bagi kita dalam daging. Ia lalu dibangkitkan, dan dalam kebangkitan
menjadi Roh pemberi-hayat (1 Kor. 15:45). Sebagai Roh pemberi-hayat, Ia adalah
Roh yang berbicara. Apa yang Ia katakan adalah firman yang membasuh kita.
Istilah “firman” dalam ayat 26 bukan logos, firman yang konstan,
melainkan rhema, firman seketika, yaitu yang Tuhan katakan kepada kita
sekarang ini. Sebagai Roh pemberi-hayat, Tuhan tidak berdiam diri, melainkan
berbicara secara konstan. Kalau Anda menerima Dia sebagai persona Anda, Anda
akan mengetahui betapa Ia damba berbicara di batin Anda. Berhala-berhala itu
bisu, tetapi Kristus yang menghuni di batin senantiasa berbicara. Tidak seorang
pun yang menerima Kristus sebagai hayat dan personanya dapat berdiam diri.
Sebaliknya, dia akan digerakkan oleh Kristus untuk berbicara. Ketika saya
melayani anak-anak Allah, saya mengalami Kristus berbicara di batin saya.
Dalam Yohanes 6:63 Tuhan Yesus berkata, “Perkataan-perkataan
yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.” Istilah “perkataan” di sini
juga rhema, yakni perkataan seketika dan sekarang. Ini berbeda dengan logos,
firman konstan yang tercantum dalam Yohanes 1:1. Sebagai Roh yang berbicara,
Tuhan membicarakan rhema kepada kita. Apa yang Ia bicarakan adalah roh.
Bila dari hari ke hari Tuhan dalam batin
kita tidak berbicara, itu suatu petunjuk bahwa dalam batin kita ada masalah.
Jika tidak ada pembicaraan, tidak ada rhema, maka dalam pengalaman kita
yang riil Roh itu tidak ada, karena pembicaraan Tuhan itu sebenarnya adalah
Roh.
Selama kita memiliki firman Tuhan yang seketika, kita memiliki Roh
itu, yakni Roh pemberi-hayat. Kita tidak dapat memisahkan Kristus sebagai Roh
pemberi-hayat dari pembicaraan-Nya. Kehadiran-Nya tercakup dalam
pembicaraan-Nya. Bagaimana kita dapat mengetahui Kristus sebagai persona kita
menyertai kita? Kita mengetahuinya melalui pembicaraan-Nya. Bila kita tidak
memiliki pembicaraan-Nya dalam batin kita, kita pun tidak memiliki
kehadiran-Nya. Akan tetapi, bila kita berpaling kepada-Nya dan dengan
sungguh-sungguh menerima Kristus sebagai hayat dan persona kita, maka pembicaraan-Nya
akan terdengar lagi. Pembicaraan-Nya adalah fir-man yang hidup, firman yang
hidup ialah Roh itu, dan Roh itu adalah Kristus kita yang ajaib. Betapa riil,
subyektif, intim, dan sejatinya Dia sebagai Roh yang berbicara!
Roh ini adalah air yang membasuh kita.
Semakin Roh itu berbicara, semakinlah kita dibasuh bersih. Setiap kali Ia
berbicara dalam batin kita, kita akan mengalami pembasuhan. Pembasuhan ini
adalah pembasuhan yang metabolis yang menyingkirkan hal-hal yang usang dan
menggantikannya dengan hal-hal yang baru. Betapa berbedanya hal ini dengan
beberapa cara pembasuhan yang lahiriah! Transformasi kita terjadi melalui
pembasuhan batiniah yang metabolis. Melalui pembasuhan metabolis yang berasal
dari pembicaraan Kristus sebagai Roh pemberihayat, barulah kita benar-benar
berubah, mengalami transformasi.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 3, Berita 55
No comments:
Post a Comment