Pembacaan Alkitab: 2
Kor. 12:9; 13:13
Untuk menikmati kelemahlembutan
dan keramahan Kristus, kita perlu berada di dalam Roh, sebab semua kekayaan
Kristus berada di dalam Roh yang almuhit. Ketika kita berpaling ke dalam roh
kita dan berkontak dengan Kristus sebagai Roh yang almuhit, dan menerima Dia
sebagai persona kita, maka kelemahlembutan dan keramahan-Nya akan menjadi
makanan, gizi, kekuatan, dan kepuasan kita. Tidaklah perlu kita mencoba menekan
diri sendiri dengan susah payah atau dengan usaha manusia menampilkan
kelemahlembutan atau keramahan itu; kita dengan sangat wajar menikmati
kelemahlembutan dan keramahan Kristus, demikian kita dapat benar-benar beroleh
rawatan dari aspek-aspek kekayaan Kristus. Ketika kita menerima Dia sebagai
persona kita, kita akan dengan spontan menikmati kelemahlembutan dan
keramahan-Nya. Tanpa usaha diri sendiri, kita hanya menikmati apa adanya
Kristus. Inilah kehidupan Rasul Paulus.
Dalam 2 Korintus 11:10 Paulus
berkata, “kebenaran Kristus di dalam diriku”. Di dalam batin Paulus terdapat
sesuatu yang benar dan riil tentang Kristus. Karena ia menikmati kebenaran
Kristus, realitas-Nya, maka ia tahu bahwa apa yang dikatakannya kepada
orang-orang Korintus berasal dari kebenaran Kristus. Ini merupakan petunjuk
lebih lanjut bahwa Paulus tidak hidup oleh dirinya sendiri, melainkan oleh
menerima Kristus sebagai personanya.
Paulus tidak bermegah karena ia
memiliki kebenaran dari dirinya sendiri. Sebaliknya, ia bermegah atas kebenaran
Kristus. Dari sini kita harus belajar untuk tidak memegahkan diri sendiri. Kita
harus melupakan apa adanya kita dan tidak membicarakan diri sendiri. Sebaliknya,
kita harus hidup menurut Kristus dan berperilaku dengan kebenaran Kristus.
Ketika kita berkontak dengan orang lain dalam kelemahlembutan dan keramahan
Kristus, kita harus berbicara menurut kebenaran Kristus yang ada di dalam kita.
Kita telah menunjukkan bahwa Kitab
2 Korintus berakhir dengan suatu berkat: “Anugerah Tuhan Yesus Kristus, dan
kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian” (13:13). Hari
ini banyak pendeta mengumumkan kata-kata ini sebagai suatu ucapan penutup yang
formal. Tetapi di sini Paulus tidak memberi ucapan yang demikian. Sebaliknya,
ia memberi tahu kaum saleh bahwa mereka dapat mengambil bagian dalam kekayaan
Kristus dan menikmatinya.
Jika kita mengalami dan menikmati
kekayaan Kristus, kita akan memiliki banyak bahan tentang Kristus untuk
dibicarakan pada saat kita berkumpul bersama. Ketika kita bersekutu dengan
orang lain di dalam Tuhan, kita akan membicarakan apa adanya Kristus bagi kita.
Kita tidak akan membicarakan tentang doktrin atau karunia-karunia, melainkan tentang
pengalaman sejati atas Kristus dan kenikmatan yang sejati atas kekayaan
Kristus. Semakin kekayaan Kristus tersalur ke dalam kita, kita akan semakin
dikuduskan dan ditransformasi secara metabolis. Ketika unsur baru menyingkirkan
unsur yang lama, kita akan terpelihara, terawat, dan akhirnya dimuliakan.
Sasaran Tuhan dalam pemulihan-Nya ialah membawa umat-Nya ke dalam pengalaman
ini. Setelah zaman Paulus, kenikmatan atas kekayaan Kristus yang tidak terduga
ini telah hilang banyak. Puji Tuhan, pengalaman ini kini sedang dipulihkan
kembali!
Sumber: Pelajaran-Hayat
Efesus, Buku 4, Berita 83
No comments:
Post a Comment