Hitstat

08 July 2013

Efesus - Minggu 42 Senin


Pembacaan Alkitab: Ef. 5:18-19


Dalam Efesus 5:18 Paulus memberi pesan kepada kita untuk “dipenuhi di dalam roh”. Sebagai anggota Tubuh Kristus, kita perlu dipenuhi di dalam roh kita ke dalam kepenuhan Allah. Jika kita dipenuhi di dalam roh, maka apa yang memenuhi kita itu akan meluap dari dalam kita.

Ayat 19 menunjukkan keluapan ini: “Berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.” Kita tidak dapat meluap dengan merenungkan atau dengan duduk tenang dalam persidangan gereja. Sebaliknya, kita meluap dengan berbicara seorang kepada yang lain. Jika kita dipenuhi dalam roh ke dalam segala kepenuhan Allah, kita akan dengan spontan berbicara seorang kepada yang lain tentang Kristus. Maka, berbicara merupakan jalan untuk meluap.

Orang Kristen seharusnya menjadi umat yang berbicara. Kita tidak boleh menjadi orang bisu, atau bungkam, karena Allah yang kita sembah ialah Allah yang berbicara. Sebaliknya, berhala tidak dapat berbicara, bisu. Dalam 1 Korintus 12:2 Paulus menyebut “berhala yang bisu”. Karena berhala tidak dapat berbicara, maka orang yang menyembah berhala pun bisu. Berhala yang bisu memerlukan penyembah yang bisu. Jika Anda mengunjungi suatu negara yang rakyatnya menyembah berhala, Anda dapat melihat bahwa penyembah-penyembah berhala itu menyembah allah mereka dengan bisu. Namun Allah kita tidak bisu, Ia adalah Allah yang berbicara. Karena itu, orang-orang yang menyembah-Nya juga harus berbicara. Tetapi, banyak orang yang mengikuti apa yang disebut kebaktian dalam kekristenan tidak berbicara. Mereka menyembah Tuhan dengan membisu. Bagaimanakah keadaan kita dalam sidang-sidang gereja? Apakah kita membungkam, atau kita meluap-luap dengan kata-kata tentang Kristus yang kita alami dalam kehidupan kita sehari-hari? Dalam sidang, kita harus memuji Tuhan dan berbicara tentang apa adanya Tuhan dalam pengalaman kita.

Karena Allah kita adalah Allah yang berbicara, maka kita yang menyembah-Nya pun harus berbicara. Adakalanya kita bahkan harus bersorak-sorai dengan sukacita kepada Tuhan, seperti yang dipesankan dalam Mazmur 100:1. Dalam ayat-ayat lain pun kita disuruh berbuat demikian (Mzm. 66:1; 81:2; 95:2; 98:4, 6). Ketika kita berkumpul bersama, kita harus sering bersorak dengan sukacita kepada Tuhan.

Efesus 5:19 juga menyinggung “bernyanyi dan bersorak” kepada Tuhan. Bernyanyi dan bersorak yang sedemikian tidak saja merupakan luapan karena dipenuhi di dalam roh, juga merupakan cara untuk dipenuhi di dalam roh. Bila kita dipenuhi dalam roh kita ke dalam segala kepenuhan Allah, maka hal pertama yang kita lakukan ialah berbicara. Setelah itu kita akan bernyanyi dan bersorak dari dalam hati kepada Tuhan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 4, Berita 84

No comments: