Pembacaan Alkitab: Ef.
5:18-19
Dalam Efesus 5:18 Paulus memberi
pesan kepada kita untuk “dipenuhi di dalam roh”. Sebagai anggota Tubuh Kristus,
kita perlu dipenuhi di dalam roh kita ke dalam kepenuhan Allah. Jika kita
dipenuhi di dalam roh, maka apa yang memenuhi kita itu akan meluap dari dalam
kita.
Ayat 19 menunjukkan keluapan ini:
“Berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan
nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.”
Kita tidak dapat meluap dengan merenungkan atau dengan duduk tenang dalam
persidangan gereja. Sebaliknya, kita meluap dengan berbicara seorang kepada
yang lain. Jika kita dipenuhi dalam roh ke dalam segala kepenuhan Allah, kita
akan dengan spontan berbicara seorang kepada yang lain tentang Kristus. Maka, berbicara
merupakan jalan untuk meluap.
Orang Kristen seharusnya menjadi
umat yang berbicara. Kita tidak boleh menjadi orang bisu, atau bungkam, karena
Allah yang kita sembah ialah Allah yang berbicara. Sebaliknya, berhala tidak
dapat berbicara, bisu. Dalam 1 Korintus 12:2 Paulus menyebut “berhala yang
bisu”. Karena berhala tidak dapat berbicara, maka orang yang menyembah berhala
pun bisu. Berhala yang bisu memerlukan penyembah yang bisu. Jika Anda
mengunjungi suatu negara yang rakyatnya menyembah berhala, Anda dapat melihat
bahwa penyembah-penyembah berhala itu menyembah allah mereka dengan bisu. Namun
Allah kita tidak bisu, Ia adalah Allah yang berbicara. Karena itu, orang-orang
yang menyembah-Nya juga harus berbicara. Tetapi, banyak orang yang mengikuti
apa yang disebut kebaktian dalam kekristenan tidak berbicara. Mereka menyembah
Tuhan dengan membisu. Bagaimanakah keadaan kita dalam sidang-sidang gereja?
Apakah kita membungkam, atau kita meluap-luap dengan kata-kata tentang Kristus
yang kita alami dalam kehidupan kita sehari-hari? Dalam sidang, kita harus
memuji Tuhan dan berbicara tentang apa adanya Tuhan dalam pengalaman kita.
Karena Allah kita adalah Allah
yang berbicara, maka kita yang menyembah-Nya pun harus berbicara. Adakalanya
kita bahkan harus bersorak-sorai dengan sukacita kepada Tuhan, seperti yang
dipesankan dalam Mazmur 100:1. Dalam ayat-ayat lain pun kita disuruh berbuat
demikian (Mzm. 66:1; 81:2; 95:2; 98:4, 6). Ketika kita berkumpul bersama, kita
harus sering bersorak dengan sukacita kepada Tuhan.
Efesus 5:19 juga menyinggung
“bernyanyi dan bersorak” kepada Tuhan. Bernyanyi dan bersorak yang sedemikian
tidak saja merupakan luapan karena dipenuhi di dalam roh, juga merupakan cara
untuk dipenuhi di dalam roh. Bila kita dipenuhi dalam roh kita ke dalam segala
kepenuhan Allah, maka hal pertama yang kita lakukan ialah berbicara. Setelah
itu kita akan bernyanyi dan bersorak dari dalam hati kepada Tuhan.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 4, Berita 84
No comments:
Post a Comment