Hitstat

15 July 2013

Efesus - Minggu 43 Senin

Pembacaan Alkitab: Ef. 2:13-17


Kita mudah mengerti bagian-bagian Alkitab yang cocok dengan konsepsi alamiah kita. Misalnya, kita mudah mengerti ayat-ayat yang mengatakan kita berdosa, kita adalah orang-orang berdosa yang berada di bawah hukuman Allah, dan kita memerlukan pengampunan Allah. Akan tetapi, dalam Efesus 2:11-22 terdapat banyak masalah yang tidak cocok dengan konsepsi alamiah kita. Sebab itu, ketika orang-orang Kristen membaca Kitab Efesus, bagian ini tidak dipahami dengan memadai.

Salah satu masalah yang berbeda dengan konsepsi alamiah kita terdapat dalam ayat 13. Di sini kita nampak bahwa di dalam Kristus Yesus, kita “yang dahulu ‘jauh’, sudah menjadi ‘dekat’ oleh darah Kristus.” Dekat dengan siapa? Kita telah menjadi dekat dengan Allah dan dekat dengan satu sama lain. Namun, penekanan dalam ayat ini adalah melalui darah Kristus yang menebus kita, mengembalikan kita kepada Allah, kita menjadi dekat satu sama lain. Menurut ayat 12, ketika kita di luar (tanpa) Kristus kita “tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.” Jika kita membahas ayat 13 dalam terang ayat 12, kita akan memahami bahwa yang ditekankan di sini adalah agar satu sama lain menjadi dekat. Karena kita telah jatuh, maka kita telah jauh dari Kristus, jauh dari kewargaan Israel, dan jauh dari janji-janji yang diberikan Allah. Tetapi darah penebusan Kristus telah membawa kita kembali. Karena itu, oleh darah Kristus kita telah menjadi dekat, baik dengan Allah maupun dengan sesama umat Allah.

Sebelum penciptaan dunia, Allah telah memilih manusia dari berbagai bangsa untuk menjadi bagian dari satu Tubuh dan satu manusia baru. Di bawah kedaulatan Allah, manusia-manusia yang berbeda-beda ini telah dimasukkan ke dalam hidup gereja. Menurut susunan alamiah, mustahillah orang China bersatu dengan orang Jepang, atau orang Prancis bersatu dengan orang Jerman. Satu-satunya jalan untuk menyatukan orang-orang yang berbeda-beda itu ialah melalui menerima Injil damai sejahtera. Pada suatu hari, Tuhan Yesus datang dan memberitakan Injil damai sejahtera ini kepada kita. Hasilnya, kita menyadari bahwa kita sekarang bersatu dengan kaum saleh dari setiap suku dan bangsa. Hari ini semua orang yang percaya Kristus memiliki satu sumber, dan sumber ini adalah Kristus sendiri. Sumber kita tidak lagi kebudayaan atau kebangsaan kita, melainkan Kristus, dan Kristus semata. Dahulu kita telah terpecah belah oleh sumber kita yang berbeda-beda, tetapi sekarang kita telah bersatu dalam Kristus sebagai satu-satunya sumber kita.

Mengapa Paulus menghubungkan darah Kristus dengan menjadi dekatnya kita satu sama lain? Hal ini mengingatkan kita sebelum kita menjadi dekat, kita berada di tengah-tengah orang yang telah jatuh. Kita perlu ditebus dan dibawa kembali oleh darah Kristus yang mustika. Karena kejatuhanlah maka umat manusia telah terpecah belah dan berserakan. Karena kita telah jatuh, maka kita perlu ditebus dan dibawa kembali kepada Allah. Penebusan telah dirampungkan oleh darah Kristus. Dalam ayat ini darah melambangkan penebusan. Sebagai umat tebusan, kini kita telah menjadi umat yang dibawa kembali. Ketika kita jatuh, kita terpecah belah dan berserakan, tetapi setelah ditebus dengan Kristus yang mustika, dengan spontan kita telah menjadi dekat dengan Allah juga dengan sesama kita.



Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 4, Berita 86

No comments: