Pembacaan Alkitab: 1
Kor. 3:11
Dalam Efesus 2:11-12 Paulus
mengingatkan kita tentang situasi kita ketika kita terpisah dari Kristus. Kita
tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam janji-janji
yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. Kita tidak
ada sasaran, dan tidak ada Allah. Tetapi pada suatu hari kita dipanggil oleh
Allah, dan kita menjawab panggilan-Nya melalui menyeru nama Tuhan Yesus. Ketika
kita berbuat demikian, Allah Tritunggal masuk ke dalam kita. Tidak peduli ke
mana saja kita pergi, sekalipun kita mencoba melarikan diri dari Tuhan atau
tidak mau lagi percaya kepada-Nya, Ia senantiasa beserta kita. Alangkah
ajaibnya kita telah terlibat di dalam Kristus! Tetapi, sekalipun nampaknya hal
tersebut tidak begitu ajaib dalam pengalaman kita, kita tidak dapat keluar dari
Dia. Kita mungkin mencoba meninggalkan Dia, tetapi Dia tidak mungkin
meninggalkan kita.
Sebagai orang-orang yang telah
diselamatkan, kita kini berada di dalam Kristus. Ia adalah ruang lingkup dan
sumber kita. Kini di dalam Kristus Yesus, kita yang dahulu jauh dari Allah dan
jauh dari sesama kita, telah menjadi dekat oleh darah Kristus. Seperti
dikatakan dalam ayat 14, Kristus itu sendiri yang adalah damai sejahtera kita
telah menjadikan kita esa dan telah merubuhkan tembok pemisah itu. Dia telah
memperdamaikan kita kepada Allah di dalam satu Tubuh, dan Dia telah datang
memberitakan Injil damai sejahtera kepada kita (ayat 16-17). Sebagai akibatnya,
kita bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang
kudus dan anggota-anggota keluarga Allah (ayat 19).
Walaupun Kristus adalah ruang
lingkup kita, sumber kita, dan damai sejahtera kita, dan walau Dia telah
membatalkan ketentuan-ketentuan, tetapi banyak orang Kristen tetap berpegang
pada ketentuan-ketentuan tertentu. Dalam praktek-praktek mereka, mereka lebih
memperhatikan ketentuan-ketentuan daripada Kristus. Banyak orang Kristen
mengabaikan Kristus dan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang justru telah
dibatalkan oleh Tuhan di atas salib. Kasihan sekali keadaan yang demikian!
Sekarang kita berada di dalam
Kristus. Dia seharusnya menjadi satu-satunya dasar yang di atasnya kita
dibangun. Dalam Efesus 2:20 Paulus menyinggung dasar para rasul dan nabi. Ini
ditujukan kepada Kristus yang kepadanya rasul percaya dan yang disuplaikan
kepada orang lain. Dasar Musa adalah hukum Taurat, dasar nabi adalah nubuat,
namun satu-satunya dasar para rasul dan nabi adalah Kristus. Dalam 1 Korintus
3:11 Paulus berkata, “Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar
lain daripada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.” Dasar dalam
Efesus 2 tidak berkaitan dengan ketentuan-ketentuan yang mana pun; itu adalah
Kristus sendiri. Dasar agama Yahudi terdiri atas Sabat, sunat, dan
peraturan-peraturan tentang makanan. Tetapi ketika para rasul datang menunaikan
tugas mereka, satu-satunya dasar yang mereka letakkan ialah Kristus yang hidup
ini.
Gereja dibangun di atas Kristus,
bukan di atas ketentuan atau peraturan. Tetapi hari ini berbagai denominasi
memiliki dasar selain Kristus. Misalkan denominasi Baptis, selain Kristus
mereka memiliki baptisan celup sebagai satu dasar. Denominasi-denominasi itu
mempunyai sesuatu selain Kristus yang menjadi dasar mereka. Gereja justru telah
terpecah belah karena adanya ketentuan yang berbeda-beda yang digunakan sebagai
dasar.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 4, Berita 87
No comments:
Post a Comment