Pembacaan Alkitab: Gal.
6:15
Rasul Paulus sangat jelas tentang
ketentuan-ketentuan, ia juga tahu bahwa memperdebatkan kebenaran suatu praktek
tidaklah berguna. Pada masa dia hidup, telah terjadi perdebatan-perdebatan yang
sengit tentang masalah sunat. Tidak perlu diragukan, banyak yang mengatakan bahwa
Paulus tidak menurut Alkitab, sebab ia telah mengakhiri praktek itu. Dalam
Galatia 6:15 Paulus mengucapkan kata-kata yang sangat bermakna yang berkaitan
dengan perselisihan tersebut: — “Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada
artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya.” Paulus
menyadari bahwa bersunat atau tidak bersunat tidak bersangkut paut apa pun
dengan ekonomi Allah. Satu-satunya yang terbilang dalam ekonomi Allah ialah
menjadi ciptaan baru di dalam Kristus. Menjadi ciptaan baru berarti memiliki
Kristus yang tergarap di dalamnya.
Kita harus mengenal satu fakta
bahwa Allah menggunakan berbagai cara untuk membawa orang kepada-Nya. Ada
sementara orang mengkritik praktek bahasa lidah, tetapi banyak orang beriman
pernah beroleh bantuan melaluinya. Demikian pula, ada kaum saleh tertentu di
Taiwan yang beroleh bantuan melalui menggoyang-goyang kursi. Siapakah kita ini,
hingga kita dapat menghakimi mereka karena praktek-praktek itu, dan memaksa
orang menghentikan praktek-praktek itu? Jika ada sementara orang ingin
berbahasa lidah, kita tidak boleh mencegah mereka. Demikian pula terhadap
orang-orang yang ingin berdoa-baca atau menggunakan praktek-praktek lainnya,
asalkan itu bukan dosa. Gereja harus mencakup segala-galanya, menerima semua
orang beriman yang sejati di dalam Kristus. Hanya dengan jalan inilah baru kita
dapat memelihara keesaan.
Jika kita tidak mengasihi Tuhan,
perpecahan tidak akan menimbulkan problem yang seserius itu, sebab kita semua
mungkin sudah terpesona oleh daya tarik hal-hal duniawi. Namun, karena kita
mengasihi Tuhan, kita juga mengasihi Alkitab, dan memperhatikan kebenaran
Alkitab, maka timbullah perdebatan-perdebatan tentang doktrin.
Perdebatan-perdebatan yang demikian mungkin lebih lanjut menyebabkan perpecahan.
Jika demikian, kita akan mengulangi sejarah perpecahan agama Kristen.
Asalkan kaum saleh dalam suatu
gereja lokal hidup untuk Tuhan dan berdiri di atas tumpuan gereja yang wajar,
kita harus dapat bersatu dengan mereka. Jangan memaksakan praktek-praktek apa
pun ke atas diri mereka, melainkan suplaikanlah kekayaan Kristus. Yang kita
butuhkan ialah diteguhkan ke dalam manusia batiniah kita dan dipenuhi dengan
kekayaan Kristus ke dalam segala kepenuhan Allah. Lalu kita menyuplaikan
Kristus kepada mereka, bukan mengatur atau membetulkan mereka. Roh Kudus akan
selalu menghormati apa yang berasal dari Kristus. Jika kita menyuplaikan
Kristus kepada orang lain, Roh Kudus akan selalu menghormati apa yang berasal
dari Kristus. Jika kita menyuplaikan Kristus kepada orang lain, Roh Kudus akan
menghormati hal ini, dan orang akan beroleh bantuan. Dengan cara inilah kita
mempraktekkan hidup gereja secara wajar, bebas dari perusakan yang ditimbulkan
oleh ketentuanketentuan.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 4, Berita 85
No comments:
Post a Comment