Pembacaan Alkitab: Ef.
2:21-22
Kristus yang adalah damai
sejahtera kita, sumber kita, dan ruang lingkup kita harus menjadi satu-satunya
dasar kita. Tidak seharusnya menambah dasar lain yang mana pun kecuali Kristus.
Kita harus memeriksa diri kita sendiri dalam masalah ini. Apakah kita mempunyai
dasar lain kecuali Kristus? Jika kita tidak mempunyai ketentuan apa pun,
barulah Kristus menjadi satu-satunya dasar kita.
Kristus juga harus menjadi batu
penjuru kita. Sebagai batu penjuru, Ia telah merangkaikan kedua dinding, yaitu
kaum beriman Yahudi dan kaum beriman kafir. Dalam Efesus 2 Kristus khusus
disebut sebagai batu penjuru (ayat 20). Ketika tukang-tukang bangunan Yahudi
menolak Kristus, mereka menolak-Nya sebagai batu penjuru (Kis. 4:11; 1 Ptr.
2:7) yang merangkaikan orang-orang kafir dengan mereka untuk pembangunan rumah
Allah.
Dalam ayat 21 Paulus mengatakan
lebih lanjut, “Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi
bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.” Dalam Kristus yang sebagai batu
penjuru, seluruh bangunan, termasuk kaum beriman Yahudi dan kaum beriman kafir
tersusun bersama dengan rapi dan bertumbuh menjadi bait Allah yang Kudus. Bait
ini merupakan gereja universal. Seperti akan kita lihat nanti bahwa ayat 22
ditujukan kepada gereja lokal.
Setiap gereja lokal tidak
seharusnya bersikap independen, dan tidak seharusnya menutup diri satu sama
lain. Jika kita bersikap independen, kita akan menjadi sekte lokal, bukan
gereja lokal. Dalam alam semesta, Kristus hanya memiliki satu Tubuh. Jika
setiap gereja lokal merupakan satu tubuh yang independen bagi Kristus, ini
berarti Kristus memiliki banyak tubuh. Tidak peduli ada berapa banyak gereja
lokal, Kristus tetap hanya mempunyai satu Tubuh. Karena itu, gereja-gereja
lokal perlu tersusun bersama dan bertumbuh menjadi satu bait yang universal. Di
dalam Kristus sebagai dasar dan batu penjuru ini, seluruh bangunan, gereja
universal, tersusun rapi bersama dan bertumbuh terus di dalam Tuhan.
Dalam ayat 22 Paulus berkata, “Di
dalam Dia kamu juga turut dibangun menjadi tempat kediaman Allah, di dalam
roh.” Kata “juga” di sini menunjukkan bahwa pembangunan dalam ayat 21 bersifat
universal dan pembangunan dalam ayat ini bersifat lokal. Menurut konteksnya,
bait kudus dalam ayat 21 bersifat universal, sedang tempat kediaman Allah dalam
ayat 22 bersifat lokal.
Ketika kita memperhatikan masalah
gereja, kita wajib ingat bahwa Kristus memelihara dan merawat gereja. Ia lebih
memperhatikan gereja daripada kita. Karena itu, kita harus percaya kepada-Nya.
Asalkan kita tidak melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pemujaan berhala,
tindakan amoral, perpecahan, atau menyangkal ke-Allahan Kristus, tidak ada satu
kesalahan pun yang begitu serius. Janganlah berusaha menghindari kesalahan
melalui berpegang pada ketentuan-ketentuan. Kita harus sepenuhnya percaya
kepada Kristus yang almuhit, dan hanya bersandar kepada-Nya. Jika kita percaya
kepada hal-hal yang di luar Kristus, hal-hal itu akan menjadi satu ketentuan
yang akhirnya akan merusak hidup gereja. Namun, jika kita semua menerima
Kristus sebagai segala sesuatu kita, niscaya semua gereja lokal di seluruh
dunia akan bertumbuh dan maju dengan sehat.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 4, Berita 87
No comments:
Post a Comment