Pembacaan Alkitab: Flp. 3:5-8; Kol. 3:11
Ketika Paulus masih dalam agama
Yahudi, ia buta terhadap Kristus yang almuhit. Kristus ada sebagai Persona yang
alwasi, tetapi Paulus sama sekali tidak mengenal Dia. Pada masa itu, Paulus
memiliki pengetahuan yang sangat dalam dan unggul tentang hukum Taurat. Tetapi
pada suatu hari, ketika ia dalam perjalanan menuju Damsyik, Kristus menampakkan
diri kepadanya, memanggilnya, dan berkata, “Saulus, Saulus, mengapa engkau
menganiaya Aku?” (Kis. 9:4). Meskipun Paulus tidak mengenal Kristus dan buta
terhadap Kristus, ia dapat menganiaya-Nya. Setelah Tuhan mewahyukan diri-Nya
kepadanya dan ia bertobat kepada Tuhan, selaput-selaput gugur dari matanya.
Matanya telah tercelik, ia mulai nampak Kristus dan mengenal Dia. Semakin ia
nampak Kristus, ia semakin menerima pengenalan akan Dia. Itulah sebabnya ia
berkata dalam Filipi 3:8 tentang kemustikaan pengenalan akan Kristus Yesus
Tuhannya.
Pengenalan akan Kristus
benar-benar suatu perkara yang mustika. Jika Anda bersaksi bahwa Kristus ini
unggul dan mustika, tetapi tanpa memiliki pengenalan akan Dia, Anda hanya
mengatakannya menurut tradisi belaka.
Memperoleh kemustikaan pengenalan
akan Kristus boleh diibaratkan dengan pengalaman para turis yang berbelanja di
Hongkong. Pedagang-pedagang di sana tahu bagaimana memamerkan produk-produk
mereka, terutama batu giok, untuk menarik para turis. Sering kali bila para
turis melihat barang-barang permata yang berharga dalam pameran, mereka sangat
senang. Lagi pula mereka beroleh pengenalan akan kemustikaan barang-barang
tersebut. Sebelum mereka masuk ke toko, mereka sama sekali tidak mengenal
kemustikaan benda-benda yang berharga itu. Tetapi begitu mereka melihat
barang-barang tersebut dan beroleh pengenalan terhadap kemustikaan-Nya, mereka
rela membayar harga untuk memiliki barang-barang tersebut. Demikian pula, kita
perlu satu wahyu tentang kemustikaan Kristus, tentang kemustikaan-Nya yang
tinggi tak terbatas.
Beban saya dalam berita ini tidak
berkaitan dengan doktrin; beban saya ialah agar kita nampak satu visi dan
menerima satu wahyu tentang kemustikaan Kristus. Jika kita memiliki wahyu
tentang kemustikaan Kristus, kita akan otomatis memiliki kemustikaan pengenalan
akan Kristus.
Kemustikaan pengenalan akan
Kristus tercantum dalam 3:8, sedang pengalaman akan Kristus yang sesungguhnya
tercantum dalam 3:10. Akan tetapi, pengenalan akan Kristus merupakan dasar.
Pengenalan yang kita maksud sebenarnya ialah suatu wahyu, visi tentang Kristus
dan kemustikaan-Nya. Ketika Paulus masih buta dan dalam agama, ia tidak dapat melihat
Kristus; ia hanya dapat melihat hukum Taurat. Jadi, ia memiliki kemustikaan
pengenalan akan hukum Taurat. Tetapi setelah Kristus diwahyukan kepadanya, ia
mulai memiliki kemustikaan pengenalan akan Kristus. Dia telah tertawan oleh
kemustikaan pengenalan akan Kristus, dan karena pengenalan ini ia rela
melepaskan segala sesuatu dan menganggap semuanya rugi.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 1, Berita 19
No comments:
Post a Comment