Hitstat

30 October 2013

Filipi - Minggu 10 Rabu



Pembacaan Alkitab: Flp. 3:5-8; Kol. 3:11


Ketika Paulus masih dalam agama Yahudi, ia buta terhadap Kristus yang almuhit. Kristus ada sebagai Persona yang alwasi, tetapi Paulus sama sekali tidak mengenal Dia. Pada masa itu, Paulus memiliki pengetahuan yang sangat dalam dan unggul tentang hukum Taurat. Tetapi pada suatu hari, ketika ia dalam perjalanan menuju Damsyik, Kristus menampakkan diri kepadanya, memanggilnya, dan berkata, “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?” (Kis. 9:4). Meskipun Paulus tidak mengenal Kristus dan buta terhadap Kristus, ia dapat menganiaya-Nya. Setelah Tuhan mewahyukan diri-Nya kepadanya dan ia bertobat kepada Tuhan, selaput-selaput gugur dari matanya. Matanya telah tercelik, ia mulai nampak Kristus dan mengenal Dia. Semakin ia nampak Kristus, ia semakin menerima pengenalan akan Dia. Itulah sebabnya ia berkata dalam Filipi 3:8 tentang kemustikaan pengenalan akan Kristus Yesus Tuhannya.

Pengenalan akan Kristus benar-benar suatu perkara yang mustika. Jika Anda bersaksi bahwa Kristus ini unggul dan mustika, tetapi tanpa memiliki pengenalan akan Dia, Anda hanya mengatakannya menurut tradisi belaka.

Memperoleh kemustikaan pengenalan akan Kristus boleh diibaratkan dengan pengalaman para turis yang berbelanja di Hongkong. Pedagang-pedagang di sana tahu bagaimana memamerkan produk-produk mereka, terutama batu giok, untuk menarik para turis. Sering kali bila para turis melihat barang-barang permata yang berharga dalam pameran, mereka sangat senang. Lagi pula mereka beroleh pengenalan akan kemustikaan barang-barang tersebut. Sebelum mereka masuk ke toko, mereka sama sekali tidak mengenal kemustikaan benda-benda yang berharga itu. Tetapi begitu mereka melihat barang-barang tersebut dan beroleh pengenalan terhadap kemustikaan-Nya, mereka rela membayar harga untuk memiliki barang-barang tersebut. Demikian pula, kita perlu satu wahyu tentang kemustikaan Kristus, tentang kemustikaan-Nya yang tinggi tak terbatas.

Beban saya dalam berita ini tidak berkaitan dengan doktrin; beban saya ialah agar kita nampak satu visi dan menerima satu wahyu tentang kemustikaan Kristus. Jika kita memiliki wahyu tentang kemustikaan Kristus, kita akan otomatis memiliki kemustikaan pengenalan akan Kristus.

Kemustikaan pengenalan akan Kristus tercantum dalam 3:8, sedang pengalaman akan Kristus yang sesungguhnya tercantum dalam 3:10. Akan tetapi, pengenalan akan Kristus merupakan dasar. Pengenalan yang kita maksud sebenarnya ialah suatu wahyu, visi tentang Kristus dan kemustikaan-Nya. Ketika Paulus masih buta dan dalam agama, ia tidak dapat melihat Kristus; ia hanya dapat melihat hukum Taurat. Jadi, ia memiliki kemustikaan pengenalan akan hukum Taurat. Tetapi setelah Kristus diwahyukan kepadanya, ia mulai memiliki kemustikaan pengenalan akan Kristus. Dia telah tertawan oleh kemustikaan pengenalan akan Kristus, dan karena pengenalan ini ia rela melepaskan segala sesuatu dan menganggap semuanya rugi.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 1, Berita 19

No comments: