Hitstat

01 October 2013

Filipi - Minggu 6 Selasa



Pembacaan Alkitab: Flp. 2:9-12


Saya percaya bahwa dalam gereja di Filipi, kedua saudari, Euodia dan Sintikhe, masing-masing bersaing untuk mendapat kedudukan atau pujian yang sia-sia. Jika tidak, Paulus tidak perlu meminta supaya mereka sehati sepikir di dalam Tuhan (4:2). Jika tidak ada problem persaingan di gereja itu, Paulus tidak perlu berkata dalam 2:3, “Tanpa mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia.” Karena di antara orang-orang kudus di Filipi terdapat persaingan untuk mencari pujian yang sia-sia, maka perlulah Paulus menampilkan Kristus sebagai teladan hayat yang tersalib. Paulus menampilkan teladan ini dalam Kitab Filipi, tidak dalam kitab lainnya, sebab di Filipi masalah persaingan untuk mencari pujian yang sia-sia merupakan problem yang jelas. Selama orang-orang kudus tertentu di situ mencari kemuliaan bagi diri sendiri, persaingan pasti terjadi. Sebab itu, Paulus memperlihatkan kepada mereka bahwa Kristus, Anak Allah, memiliki satu posisi yang sangat tinggi. Dia memiliki rupa Allah dan berhak untuk menjadi setara dengan Allah. Namun Dia tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai sesuatu yang harus dipertahankan, tetapi Dia mengosongkan diri-Nya, mengambil rupa seorang hamba, menjadi sama dengan manusia. Lalu dalam keadaan seperti seorang manusia, Dia mengosongkan diri-Nya dan taat, bahkan taat sampai mati di kayu salib. Orang kudus Filipi yang mencari kedudukan dan gelar bagi diri sendiri sesungguhnya perlu hidup menurut Kristus sebagai teladan hayat yang tersalib.

Namun, kita harus waspada, janganlah kita menerima perkataan tentang hayat yang tersalib, kuasa kebangkitan, dan peninggian Allah sebagai alasan untuk mencari kemuliaan. Bahkan kita tidak seharusnya mencari kemuliaan yang sejati sebagai sesuatu yang terpisah dari Kristus. Janganlah kita mencari kemuliaan yang mana pun di luar Kristus sendiri. Kita perlu berkata, “Tuhan, aku hanya menginginkan Engkau. Aku tidak mencari peninggian atau kemuliaan yang mana pun.” Jika kita menerima hayat yang tersalib sebagai teladan kita, kita akan mengalami kuasa kebangkitan. Kuasa kebangkitan ini adalah Kristus sendiri. Kristus bukan hanya hayat yang tersalib, tetapi juga kuasa kebangkitan.

Beban saya dalam berita ini ialah menghubungkan peninggian Kristus dengan pengalaman rohani kita. Allah telah meninggikan Kristus, tetapi apakah Anda telah meninggikan Dia? Kristus telah ditinggikan dalam alam semesta, tetapi sudahkah Ia ditinggikan di dalam Anda? Masalahnya ialah Kristus telah ditinggikan di mana-mana kecuali di dalam Anda. Itulah sebabnya saya tidak mau membicarakan peninggian Kristus secara obyektif, tetapi yang saya perhatikan ialah menerapkan hal ini ke dalam pengalaman subyektif kita. Kristus tidak dapat ditinggikan di dalam kita kecuali kita menerima Dia sebagai hayat yang tersalib untuk menjadi teladan kehidupan sehari-hari kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 1, Berita 11

No comments: