Pembacaan Alkitab: Flp. 3:1-6
Perkataan Paulus dalam 3:1-6 juga
berkaitan dengan pengalaman akan Kristus. Bila Paulus tetap seorang penganut
agama Yahudi, tidak mungkin ia mengalami Kristus. Tetapi karena ia menjadi
seorang yang lain, yaitu orang yang beribadah oleh Roh Allah, yang bermegah
dalam Kristus Yesus, dan yang tidak mengandalkan daging, maka dapatlah ia
menikmati Kristus dan mengalami-Nya dengan sangat limpah. Kita juga harus
menjadi orang yang tidak mengandalkan daging, tidak mengandalkan kecakapan
alamiah, tidak mengandalkan adat istiadat atau tradisi kita. Sebaliknya, kita
harus menjadi orang yang beribadah kepada Allah oleh Roh, yang bermegah dalam
Kristus, dan yang tidak mengandalkan daging. Jika kita adalah orang yang
demikian, kita akan memiliki pengalaman sejati akan Kristus.
Walau kita bukan penganut agama
Yahudi, pada prinsipnya kita mungkin serupa dengan keadaan penganut agama
Yahudi itu. Sekalipun kita telah dilahirkan kembali, kita mungkin masih terus
hidup dalam sifat kita yang telah jatuh, bermegah dalam apa yang kita lakukan
dalam daging, dan mengandalkan kualifikasi alamiah kita. Kita telah menunjukkan
bahwa dalam 3:2 anjing-anjing, pekerja-pekerja jahat, dan penyunat-penyunat
palsu masing-masing ditujukan kepada sifat, perbuatan-perbuatan, dan agama yang
telah jatuh itu. Bila kita terus hidup menurut sifat usang kita, bermegah dalam
apa yang kita lakukan dalam diri sendiri, dan percaya kepada kualifikasi kita,
kita akan serupa dengan para penganut agama Yahudi itu. Akibatnya, kita akan
menimbulkan masalah dalam gereja, dan kita akan tidak mungkin maju dalam
pengalaman akan Kristus. Untuk mengalami Kristus, haruslah kita beribadah oleh
Roh Allah, bukan oleh sifat kita yang jatuh; bermegah dalam Kristus, bukan
dalam perbuatan-perbuatan sendiri; dan tidak mengandalkan kualifikasi alamiah
kita, melainkan hanya mengandalkan Kristus. Inilah satu rahasia untuk mengalami
Kristus.
Yang penting ialah kita semua
terjamah secara dalam dan secara pribadi oleh ayat-ayat dalam Filipi 3 ini.
Kita perlu terang Tuhan menyoroti kita, mengenai sifat kita,
perbuatan-perbuatan kita, dan keyakinan kita pada daging. Jika kita diterangi
oleh Tuhan, kita akan mengakui bahwa walaupun kita telah dilahirkan kembali,
menjadi anak-anak Allah yang memiliki hayat dan sifat ilahi, kita tetap terlalu
sering hidup dalam sifat “anjing” kita. Memang benar kita berhak mengumumkan
fakta bahwa kita adalah anak-anak Allah. Akan tetapi bila pengumuman itu
berlawanan dengan pengalaman kita sehari-hari, itu hanya satu doktrin belaka
bagi kita. Pada suatu hari, ketika terang menyoroti Anda dalam masalah ini,
Anda akan merebahkan diri di hadapan Tuhan dan mengaku betapa najisnya sifat
Anda. Kemudian Anda akan mengutuk setiap perkara yang Anda lakukan oleh sifat
Anda yang jatuh itu. Anda akan nampak bahwa dalam pandangan Allah, apa saja
yang dikerjakan dalam sifat yang jatuh itu jahat dan patut dikutuk. Dahulu kita
membanggakan perbuatan-perbuatan dan kualifikasi kita, tetapi kelak, kita tidak
lagi membanggakan daging berikut kualifikasi-kualifikasinya, sebaliknya kita
akan menyalahkannya. Kemudian, kita hanya akan bermegah di dalam Kristus, dan
menyadari bahwa di dalam diri kita sendiri kita sama sekali tidak patut
bermegah.
Bila kita telah diterangi oleh
Allah, barulah kita benar-benar dapat berkata bahwa kita tidak mengandalkan
kualifikasi, kemampuan, atau kepintaran alamiah kita. Pada saat itu barulah
kita dapat bersaksi bahwa kita sepenuhnya mengandalkan Tuhan. Setelah kita
diterangi demikian, baru kita dapat mengalami Kristus. Saya harap banyak di
antara kita yang nampak terang ini dan berpaling dari suatu pengertian obyektif
semata atas ayat-ayat ini kepada kenikmatan dan pengalaman yang subyektif akan Kristus.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 1, Berita 17
No comments:
Post a Comment